Kehidupan
manusia di dalam masyarakat, memiliki peranan penting dalam sistem politik
suatu negara. Manusia dalam kedudukannya sebagai makhluk sosial, senantiasa
akan berinteraksi dengan manusia lain dalam upaya mewujudkan kebutuhan
hidupnya. Kebutuhan hidup manusia tidak cukup yang bersifat dasar, seperti
makan, minum, biologis, pakaian dan papan (rumah). Lebih dari itu, juga
mencakup kebutuhan akan pengakuan eksistensi diri dan penghargaan dari orang
lain dalam bentuk pujian, pemberian upah kerja, status sebagai anggota
masyarakat, anggota suatu partai politik tertentu dan sebagainya.
Setiap warga negara, dalam
kesehariannya hampir selalu bersentuhan dengan aspek-aspek politik praktis baik
yang bersimbol maupun tidak. Dalam proses pelaksanaannya dapat terjadi secara
langsung atau tidak langsung dengan praktik-praktik politik. Jika secara tidak
langsung, hal ini sebatas mendengar informasi, atau berita-berita tentang
peristiwa politik yang terjadi. Dan jika seraca langsung, berarti orang
tersebut terlibat dalam peristiwa politik tertentu.
Kehidupan politik yang merupakan
bagian dari keseharian dalam interaksi antar warga negara dengan pemerintah,
dan institusi-institusi di luar pemerintah (non-formal), telah menghasilkan dan
membentuk variasi pendapat, pandangan dan pengetahuan tentang praktik-praktik
perilaku politik dalam semua sistem politik. Oleh karena itu, seringkali kita
bisa melihat dan mengukur pengetahuan-pengetahuan, perasaan dan sikap warga
negara terhadap negaranya, pemerintahnya, pemimpim politik dan lai-lain.
Budaya politik, merupakan bagian
dari kebudayaan masyarakat dengan ciri-ciri yang lebih khas. Istilah budaya
politik meliputi masalah legitimasi, pengaturan kekuasaan, proses pembuatan
kebijakan pemerintah, kegiatan partai-partai politik, perilaku aparat negara,
serta gejolak masyarakat terhadap kekuasaan yang memerintah.
Kegiatan politik juga memasuki dunia
keagamaan, kegiatan ekonomi dan sosial, kehidupan pribadi dan sosial secara
luas. Dengan demikian, budaya politik langsung mempengaruhi kehidupan politik
dan menentukan keputusan nasional yang menyangkut pola pengalokasian
sumber-sumber masyarakat.
PENGERTIAN SOSIALISASI POLITIK
Sosialisasi politik adalah cara-cara
belajar seseorang terhadap pola-pola sosial yang berkaitan dengan posisi-posisi
kemasyarakatan seperti yang diketengahkan melalui bermacam-macam badan
masyarakat.
Almond dan Powell, sosialisasi
politik sebagai proses dengan mana sikap-sikap dan nilai-nilai politik
ditanamkan kepada anak-anak sampai metreka dewasa dan orang-orang dewasa
direkrut ke dalam peranan-peranan tertentu.
Greenstein dalam karyanya
“International Encyolopedia of The Social Sciences” 2 definisi sosialisasi
politik:
Definisi sempit, sosialisasi
politik adalah penanaman informasi politik yang disengaja, nilai-nilai dan
praktek-praktek yang oleh badan-badan instruksional secara formal ditugaskan
untuk tanggung jawab ini.
Definisi luas,
sosialisasi politik merupakan semua usaha mempelajari politik baik formal
maupun informal, disengaja ataupun terencana pada setiap tahap siklus kehidupan
dan termasuk didalamnya tidak hanya secara eksplisit masalah belajar politik
tetapi juga secara nominal belajat bersikap non politik mengenai karakteristik-karakteristik
kepribadian yang bersangkutan.
Easton dan Denuis, sosialisasi politik yaitu suatu proses perkembangan seseorang untuk mendapatkan orientasi-orientasi politik dan pola-pola tingkah lakunya.
Easton dan Denuis, sosialisasi politik yaitu suatu proses perkembangan seseorang untuk mendapatkan orientasi-orientasi politik dan pola-pola tingkah lakunya.
Almond, sosialisasi politik adalah
proses-proses pembentukan sikap-sikap politik dan polapola tingkah laku.
Proses sosialisasi dilakukan melalui
berbagai tahap sejak dari awal masa kanak-kanak sampai pada tingkat yang paling
tinggi dalam usia dewasa. Sosialisasi beroperasi pada 2 tingkat:
a. Tingkat
Komunitas
Sosialisasi dipahami sebagai proses
pewarisan kebudayaan, yaitu suatu sarana bagi suatu generasi untuk mewariskan
nilai-nilai, sikap-sikap dan keyakinan-keyakinan politik kepada generasi
berikutnya.
b. Tingkat
Individual Proses sosialisasi politik dapat dipahami sebagai proses warga suatu
Negara membentuk pandangan-pandangan politik mereka.
Dalam konsep Freud, individu dilihat
sebagai objek sosilaisasi yang pasif sedangkan Mead memandang individu sebagai
aktor yang aktif, sehingga proses sosialisasi politik merupakan proses yang
beraspek ganda. Di satu pihak, ia merupakan suatu proses tertutupnya
pilihan-pilihan perilaku, artinya sejumlah kemungkinan terbuka yang sangat luas
ketika seorang anak lahir menjadi semakin sempit sepanjang proses sosialisasi.
Di lain pihak, proses sosialisasi bukan hanya merupakan proses penekanan
METODE SOSIALISASI POLITIK
a) Imitasi
Peniruan terhadap tingkah laku
individu-individu lain. Imitasi penting dalam sosialisasi masa kanak-kanak.
Pada remaja dan dewasa, imitasi lebih banyakbercampur dengan kedua mekanisme
lainnya, sehingga satu derajat peniruannya terdapat pula pada instruksi mupun
motivasi.
b) Instruksi
Peristiwa penjelasan diri seseornag
dengan sengaja dapat ditempatkan dalam suatu situasi yang intruktif sifatnya.
c) Motivasi
Sebagaimana dijelaskan Le Vine
merupakan tingkah laku yang tepat yang cocok yang dipelajari melalui proses
coba-coba dan gagal (trial and error).
Jika imitasi dan instruksi merupakan
tipe khusus dari pengalaman, sementara motivasi lebih banyak diidentifikasikan dengan
pengalaman pada umumnya.
Sosialisasi politik yang selanjutnya
akan mempengaruhi pembentukan jati diri politik pada seseorang dapat terjadi
melalui cara langsung dan tidak langsung. Proses tidak langsung meliputi
berbagai bentuk proses sosialisasi yang pada dasarnya tidak bersifat politik
tetapi dikemudian hari berpengatuh terhadap pembentukan jati diri atau
kepribadian politik. Sosialisasi politik lnagsung menunjuk pada proses-proses
pengoperan atau pembnetukan orientasi-orientasi yang di dalam bentuk dan isinya
bersifat politik.
Proses sosialisasi politik tidak
langsung meliputi metode belajar berikut:
1. Pengoperasian
Interpersonal
Mengasumsikan bahwa anak mengalami
proses sosialisasi politik secara eksplisitdalam keadaan sudah memiliki sejumlah
pengalaman dalam hubungna-hubungan dan pemuasan-pemuasan interpersonal.
2. Magang
Metode belajat magang ini terjadi
katrna perilau dan pengalaman-pengalaman yang diperoleh di dalam
situasi-situasi non politik memberikan keahlian-keahlian dan nilai-nilai yang
pada saatnya dipergunakan secara khusus di dalam konteks yang lebih bersifat
politik.
3. Generalisasi
Terjadi karena nilai-nilai social
diperlakukan bagi bjek-objek politik yang lebih spesifik dan dengan demikian
membentuk sikap-sikap politik terentu.
Proses sosialisasi langsung terjadi
melalui:
1. Imitasi
Merupakan mode sosiaisasi yang
paling ekstensif dan banyak dialami anak sepanjang perjalanan hidup mereka.
Imitasi dapat dilakukan secara sadar dan secara tidak sadar.
2. Sosialisasi
Politik Antisipatoris
Dilakukan untuk mengantisipasi
peranan-peranan politik yang diinginkan atau akan diemban oleh actor. Orang
yang berharap suatu ketika menjalani pekerjaan-pekerjaan professional atau
posisi social yang tinggi biasanya sejak dini sudah mulai mengoper nilai-nilai
dan pola-pola perilaku yang berkaitan dengan peranan-peranan tersebut.
3. Pendidikan Politik
Inisiatif mengoper
orientasi-orientasi politik dilakukan oleh “socialiers” daripada oleh individu
yang disosialisasi. Pendidikan politik dapat dilakukan di keluarga, sekolah,
lembaga-lembaga politik atau pemerintah dan berbagai kelompok dan organisasi
yang tidak terhitung jumlahnya. Pendidikan politik sangat penting bagi
kelestarian suatu system politik. Di satu pihak, warga Negara memerukan
informasi minimaltentang hak-hak dan kewajiban yang mereka mliki untuk dapat
memasuki arena kehidupan politik. Di lain pihak, warga Negara juga harus
memperoleh pengetahuan mengenai seberapa jauh hak-hak mereka telah dipenuhi
oleh pemerintah dan jika hal ini terjadi, stabilitas politik pemerintahan dapat
terpelihara.
4. Pengalaman Politik
Kebanyakan dari apa yang oleh
seseorang diketahui dan diyakini sebagai politik pada kenyataannya berasal dari
pengamatan-pengamatan dan pengalamn-pengalamannya didalam proses politik.
SARANA SOSIALISASI POLITIK
1) Keluarga
Merupakan agen sosialisasi pertama
yang dialami seseorang. Keluarga memiliki pengaruh besar terhadap
anggota-anggotanya. Pengaruh yang paling jelas adalah dalam hal pembentukan
sikap terhadap wewenang kekuasaan. Bagi anak, keputusan bersama yang dibuat di
keluarga bersifat otoritatif, dalam arti keengganan untuk mematuhinya dapat
mendatangkan hukuman. Pengalaman berpartisipasi dalam pembuatan keputusan
keluarga dapat meningkatkan perasaan kompetensi politik si anak, memberikannya
kecakapan-kecakapan untuk melakukan interaksi politik dan membuatnya lebih
mungkin berpartisipasi secara aktif dalam sistem politik sesudah dewasa.
2) Sekolah
Sekolah memainkan peran sebagai agen
sosialisasi politik melalui kurikulum pengajaran formal, beraneka ragam
kegiatan ritual sekolah dan kegiatan-kegiatan guru.
Sekolah melalui kurikulumnya memberikan pandangan-pandangan yang kongkrit tentang lembaga-lembaga politik dan hubungan-hubungan politik. Ia juga dapat memegang peran penting dalam pembentukan sikap terhadap aturan permainan politik yang tak tertulis. Sekolah pun dapat mempertebal kesetiaan terhadap system politik dan memberikan symbol-simbol umum untuk menunjukkan tanggapan yang ekspresif terhadap system tersebut.
Peranan sekolah dalam mewariskan nilai-nilai politik tidak hanya terjadi melalui kurikulum sekolah. Sosialisasi juga dilakukan sekolah melalui berbagai upacara yang diselenggarakan di kelas maupun di luar kelas dan berbagai kegiatan ekstra yang diselenggarakan oleh OSIS.
Sekolah melalui kurikulumnya memberikan pandangan-pandangan yang kongkrit tentang lembaga-lembaga politik dan hubungan-hubungan politik. Ia juga dapat memegang peran penting dalam pembentukan sikap terhadap aturan permainan politik yang tak tertulis. Sekolah pun dapat mempertebal kesetiaan terhadap system politik dan memberikan symbol-simbol umum untuk menunjukkan tanggapan yang ekspresif terhadap system tersebut.
Peranan sekolah dalam mewariskan nilai-nilai politik tidak hanya terjadi melalui kurikulum sekolah. Sosialisasi juga dilakukan sekolah melalui berbagai upacara yang diselenggarakan di kelas maupun di luar kelas dan berbagai kegiatan ekstra yang diselenggarakan oleh OSIS.
3) Kelompok Pertemanan (Pergaulan)
Kelompok pertemanan mulai mengambil
penting dalam proses sosialisasi politik selama masa remaja dan berlangsung
terus sepanjang usia dewasa. Takott Parson menyatakan kelompok pertemanan
tumbuh menjadi agen sosialisasi politik yang sangat penting pada masa anak-anak
berada di sekolah menengah atas. Selama periode ini, orang tua dan guru-guru
sekolah sebagai figur otoritas pemberi transmitter proses belajar sosial,
kehilangan pengaruhnya. Sebaliknya peranan kelompok-kelompok klik, gang-gang
remaja dan kelompok-kelompok remaja yang lain menjadi semakin penting. Pengaruh
sosialisasi yang penting dari kelompok pertemanan bersumber di dalam
factor-faktor yang membuat peranan keluarga menjadi sangat penting dalam
sosialisasi politik yaitu:
·
Akses yang sangat ekstensif dari
kelompok-kelompok pertemanan terhadap anggota mereka.
·
Hubungan-hubungan pribadi yang
secara emosional berkembang di dalamnya.
Kelompok pertemanan mempengaruhi pembentukan orientasi politik individu melalui beberapa cara yaitu:
Kelompok pertemanan mempengaruhi pembentukan orientasi politik individu melalui beberapa cara yaitu:
·
Kelompok pertemanan adalah sumber
sangat penting dari informasi dan sikap-sikpa tentang dunia social dan politik.
Kelompok pertemanan berfungsi sebagai “communication channels”.
·
Kelompok pertemanan merupakn agen
sosialisasi politik sangat penting karena ia melengkapi anggota-anggotanya
dengan konsepsi politik yang lebih khusus tentang dunia politik.
·
Mensosialisasi individu dengan
memotivasi atau menekan mereka untuk menyesuaikan diri dengan sikap-sikap dan
perilaku yang diterima oleh kelompok. Di satu pihak, kelompok pertemanan
menekan individu untuk menerima orientasi-orientasi dan perilaku tertentu dengna
cara mengancam memberikan hukuman kepada mereka yang melakukan penyimpangan
terhadap norma-norma keluarga, seperti melecehkan atau tidak menaruh perhatian
kepad amereka yang menyimpang.
·
Pekerjaan
·
Organisasi-organisasi formal maupun
non formal yang dibentuk berdasarkan lingkungan pekerjaan, seperti serikat
buruh, klub social dan yang sejenisnya merupakan saluran komunikasi informasi
dan keyakinan yang jelas.
·
Media Massa
Media massa
seperti surat kabar, radio, majalah, televise dan internet memegang peran
penting dalam menularkan sikap-sikap dan nilai-nilai modern kepada
bangsa-bangsa baru merdeka. Selain memberikan infoprmasi tentang
informasi-informasi politik, media massa juga menyampaika nilai-nili utama yang
dianut oleh masyarakatnya.
·
Kontak-kontak Politik Langsung
Tidak peduli
betapa positifnya pandangan terhadap system poltik yang telah ditanamkan oleh
eluarga atau sekolah, tetapi bila seseorang diabaikan oleh partainya, ditipu
oleh polisi, kelaparan tanpa ditolong, mengalami etidakadilan, atau teraniaya
oleh militer, maka pandangan terhadap dunia politik sangat mungkin berubah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar