Mengeluarkan darah
Kebanyakan ibu telah mengetahui bahwa
dirinya akan mengeluarkan darah selama masa nifas. Namun, beberapa ibu masih saja khawatir
melihat banyaknya darah, terutama ketika alirannya deras dan tiba-tiba pada
saat bangun tidur pada hari-hari awal setelah melahirkan. Jangan khawatir,
karena itu merupakan suatu proses yang normal terjadi.
Ibu juga tidak perlu khawatir ketika nampaknya jumlah
pengeluaran darah sudah berkurang selama satu atau dua hari namun tiba-tiba
mengalir lagi dengan deras. Hal tersebut biasanya terjadi karena ibu kecapekan
setelah melakukan aktivitas tertentu. Oleh karena itu, ibu perlu segera
beristirahat, mengingat kondisinya yang masih lemah.
Infeksi nifas
Selama nifas, ibu akan mengeluarkan cairan yang
berasal dari rahim, cairan ini disebut “lokia”. Pada hari pertama dan
kedua ibu akan mengeluarkan lokia rubra atau lokia kruenta,
berupa darah segar bercampur sisa selaput ketuban dan lain-lain. Hari
berikutnya keluar lokia sanguinolenta, berupa darah bercampur lendir.
Setelah satu pekan, keluar lokia serosa yang berwarna kuning dan tidak
mengandung darah. Setelah dua pekan, keluar lokia alba yang hanya berupa
cairan putih. Biasanya lokia berbau agak amis. Bila berbau busuk,
mungkin terjadi lokiostasis (lokia tidak lancar keluar) dan infeksi.
Salah satu kelainan yang dapat ditemukan setelah
melahirkan (selama nifas) adalah “infeksi nifas” atau dalam istilah medis
disebut juga “infeksi puerperalis”. Infeksi nifas adalah infeksi bakteri
pada saluran genital (kemaluan) yang terjadi setelah melahirkan yang ditandai
dengan kenaikan suhu tubuh sampai 38°C atau lebih selama dua hari, terjadi
dalam sepuluh hari setelah melahirkan tapi dengan mengecualikan 24 jam pertama.
Setelah melahirkan, organ reproduksi ibu
berangsur-angsur akan pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Suhu badan
setelah melahirkan dapat naik lebih dari 0,5°C dari keadaan normal (36-37°C)
tapi tidak lebih dari 39°C. Sesudah 12 jam pertama melahirkan umumnya suhu
badan kembali normal. Bila lebih dari 38°C, harus dipikirkan kemungkinan
terjadinya infeksi nifas.
Tanda-tanda infeksi nifas sangat bervariasi tergantung
bagian yang terinfeksi dan keparahannya. Jika ditemui tanda-tanda berikut ini,
segeralah membawa ibu ke tempat pelayanan kesehatan untuk mendapat penanganan
yang sesuai:
- Demam
tinggi (38°C atau lebih), kadang disertai menggigil.
- Rasa
panas dan nyeri pada tempat infeksi
- Kadang-kadang
terasa perih saat buang air kecil.
- Ibu
terlihat sakit dan sangat lemah
Tidak setiap ibu yang melahirkan mengalami infeksi
nifas. Kondisi tiap ibu yang melahirkan memang bisa berbeda, ada yang baik-baik
saja tanpa masalah, namun ada pula yang mengalami berbagai masalah terkait
dengan kondisi kesehatannya. Beberapa faktor risiko yang memperbesar
kemungkinan terjadinya infeksi nifas, antara lain:
- Setiap
keadaan yang menurunkan daya tahan tubuh ibu, seperti perdarahan,
kelelahan, gizi buruk, preeklamsi, eklamsi, infeksi lain yang diderita
ibu, penyakit jantung, TBC paru, pneumonia, dan lain-lain.
- Ibu
dengan proses persalinan lama, persalinan yang tidak terduga (mendadak)
sehingga kurang tertangani dengan baik
- Kemungkinan
infeksi panggul setelah melahirkan yang serius, berhubungan dengan lamanya
ketuban pecah sebelum melahirkan.
- Luas
serta banyaknya luka guntingan atau robekan ketika proses persalinan
- Ibu
yang menjalani tindakan operasi, baik lewat jalan lahir maupun perut.
- Tertinggalnya
sisa ari-ari, selaput ketuban, atau bekuan darah dalam rahim.
Setelah mengetahui bahaya infeksi nifas yang mungkin
saja terjadi, alangkah lebih baik jika kita menempuh cara-cara untuk
mencegahnya. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya
infeksi nifas, antara lain :
- Sebaiknya
ibu memperhatikan kondisi kesehatannya selama hamil, segera periksa ke
bidan atau dokter jika ada keluhan.
- Minum
suplemen zat besi secara teratur untuk mencegah terjadinya anemia.
- Konsumsi
makanan yang bersih, sehat, cukup kalori, protein, dan serat (sayur,
buah).
- Minum
air dalam jumlah yang cukup.
- Ibu
hendaknya memilih tenaga penolong persalinan yang terlatih, supaya proses
persalinan terjamin kesterilannya.
- Harus
menjaga kebersihan dan memberi perawatan khusus jika terjadi perlukaan
seperti di tempat jahitan pada jalan lahir maupun perut (operasi cesar)
Perawatan Ibu Setelah Melahirkan
Terkadang seorang wanita sangat memperhatikan kondisi
dirinya dan janinnya ketika masih mengandung, namun hanya sedikit yang mengerti
bahwa perawatan ibu setelah melahirkan juga tidak kalah pentingnya. Berikut ini
beberapa cara yang bisa ditempuh untuk merawat ibu setelah melahirkan:
- Setelah
melahirkan, ibu harus cukup istirahat. Delapan jam setelah melahirkan, ibu
harus tidur telentang untuk mencegah perdarahan. Setelah itu, ibu boleh
miring ke kiri atau ke kanan untuk mencegah thrombosis(pembekuan
darah).
- Ibu dan
bayi ditempatkan pada tempat yang sama supaya terjalin kontak fisik dan
psikis (kejiwaan) yang erat. Hal ini juga akan memudahkan dalam melakukan
aktivitas menyusui dan mengurangi risiko terjadinya sindrom baby blues.
- Makanan
yang dikonsumsi harus sehat, cukup kalori, protein, dan serat (sayur,
buah). Sangat tidak dianjurkan diet ketat ketika masih menyusui. Penurunan
berat badan sesudah melahirkan jangan lebih dari 0,5 kg setiap pekan. Pada
6 bulan pertama masa menyusui saat bayi hanya mendapat ASI, ibu perlu
tambahan nutrisi 700 kalori/hari, 6 bulan selanjutnya 500 kalori, dan
tahun kedua 400 kalori. Dalam menu sehari-hari ditambah makanan yang
merangsang produksi ASI seperti daun katuk dan daun pepaya.
- Karena
jumlah cairan yang keluar lebih banyak, ibu menyusui dianjurkan minum air
8-12 gelas sehari.
- Ibu
menyusui tentunya mengeluarkan tenaga yang tidak sedikit, apalagi
terkadang ibu harus terbangun malam karena bayi menangis dan meminta ASI.
Oleh karena itulah ibu menyusui membutuhkan istirahat dan tidur cukup
supaya tenaganya pulih kembali.
- Bila
perlu ibu bisa melakukan senam nifas secara bertahap (bisa dimulai sejak
24 jam setelah persalinan normal). Senam nifas mempunyai banyak manfaat
antara lain membantu melancarkan sirkulasi darah, membantu mengembalikan
kedudukan otot kandungan, menguatkan otot-otot perut, otot-otot dasar
panggul (tempat diantara kedua paha) dan pinggang, membentuk sikap tubuh,
serta membantu memperlancar produksi ASI.Senam nifas sangat bervariasi,
berikut ini salah satu contoh gerakan-gerakan pada senam nifas yang bisa
dipraktekkan oleh ibu setelah melahirkan:
- Ibu
telentang lalu kedua kaki ditekuk, kedua tangan diletakkan di atas dan
menekan perut. Lakukan pernafasan dada lalu pernafasan perut.
- Dengan
posisi yang sama, angkat pantat lalu taruh kembali.
- Kedua
kaki diluruskan dan disilangkan lalu kencangkan otot seperti menahan
buang air kecil dan buang air besar.
- Duduklah
di kursi, perlahan bungkukkan badan sambil tangan berusaha menyentuh
tumit.
- Ibu
hendaknya memeriksakan diri enam pekan setelah melahirkan atau kapan saja
ketika dirasakan ada keluhan yang mengganggu. Pemeriksaan dilakukan untuk
melihat keadaan umum ibu secara menyeluruh dan menindaklanjuti jika ada
keluhan-keluhan setelah melahirkan. Jika ibu mengalami masalah ketika
menyusui, hendaknya berkonsultasi pada tenaga terlatih di pusat pelayanan
kesehatan (misal di klinik laktasi). Suami, keluarga, dan orang-orang
terdekat harus selalu memberi dukungan moral supaya ibu bisa melalui
masa-masa menyusui dengan baik.
Jalani Dengan Sabar Dan Ikhlas
Mengandung dan melahirkan anak merupakan pengalaman
yang menakjubkan sekaligus melelahkan bagi seorang wanita. Hendaknya seorang
ibu melakukan tugasnya dengan penuh kesabaran dan ikhlas untuk mengharap
keridhoan Allah subhanahu wa ta’ala. Dengan begitu, tugas yang berat
akan terasa lebih ringan dalam menjalaninya. Terlebih lagi jika mengingat bahwa
mengasuh dan mendidik anak bisa menjadi ladang pahala bagi seorang wanita.
Demikian penjelasan yang berkaitan dengan kondisi ibu setelah melahirkan,
semoga bermanfaat.
Semoga
Bermanfaat ..