Selasa, 09 Desember 2014

ASKEP KEHAMILAN TRIMESTER 3



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Suatu proses kehamilan akan terjadi bila empat aspek penting terpenuhi, yaitu adanya ovum, spermatozoa, terjadinya konsepsi dan nidasi.
Ovum adalah suatu sel besar dengan diameter kurang lebih 0,1 mm, Spermatozoa berbentuk seperti kecebong dan mempunyai kecepatan yang cukup tinggi sehingga dalam satu jamsel sperma sudah sampai di tuba melalui kanalis dan kavum uteri, sel sperma disini akan  menunggu sel telur. Konsepsi adalah suatu peristiwa bertemunya sperma dan ovum, umumnya terjadi di ampulakemudian dinding endometrium menebal, selanjutnya membentuk desidua, dimana memungkinkan blastokist untuk berimplantasi. Peristiwa tertanamnya blastokist pada desisua disebut Nidasi.
(Depkes RI, 1993)
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Setiap wanita hamil menghadapi risiko komplikasi yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal:
1.      Satu kali kunjungan selama trimester pertama(sebelum 14 minggu)
2.      Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28)
3.      Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan sesudah minggu ke 36).
(Prawirohardjo, 2001)

1.2  Rumusan Masalah
1.2.1        ApaPengertian Kehamilan pada Trimester Ketiga?
1.2.2        Bagaimana Perubahan Anatomi dan Fisiologi pada Kehamilan Trimester Ketiga?
1.2.3        Apasaja Tanda Subjektif dan Objektif Kehamilan pada Trimester Ketiga?
1.2.4        Bagaimana Pertumbuhan dan Perkembangan Janin pada Trimester Ketiga?
1.2.5        Bagaimana Perubahan Psikologis Ibu pada Kehamilan Trimester Ketiga?
1.2.6        Apasaja Kebutuhan Nutrisi pada Kehamilan Trimester Ketiga?
1.2.7        Bagaimana Reaksi Kognitif dan Emosional Ibu pada Kehamilan Trimester Ketiga?
1.2.8        Apasaja Komplikasi Kehamilan pada Trimester Ketiga?
1.2.9        Apa Pengertian Senam Hamil?
1.2.10    Bagaimana Gerakan Senam hamil?
1.2.11    Bagaimana Asuhan Keperawatan pada KehamilanTrimester Ketiga?

1.3  Tujuan
1.3.1        Tujuan Umum
Menjelaskan tentang Kehamilan Trimester Ketiga dan Senam Hamil serta Bagaimana Asuhan Keperawatannya.
1.3.2        Tujuan Khusus
1.3.3        Menjelaskan Pengertian Kehamilan pada trimester ketiga?
1.3.4        Menjelaskan Perubahan Anatomi dan Fisiologi pada Kehamilan Trimester Ketiga?
1.3.5        MenjelaskanSubjektif dan Objektif Kehamilan pada Trimester Ketiga?
1.3.6        MenjelaskanPertumbuhan dan Perkembangan Janin pada Trimester Ketiga?
1.3.7        MenjelaskanPerubahan Psikologis Ibu pada Kehamilan Trimester Ketiga?
1.3.8        Menjelaskan Kebutuhan Nutrisi pada Kehamilan Trimester Ketiga?
1.3.9        MenjelaskanReaksi Kognitif dan Emosional Ibu pada Kehamilan Trimester Ketiga?
1.3.10    MenjelaskanKomplikasi Kehamilan pada Trimester Ketiga?
1.3.11    Menjelaskan Pengertian Senam Hamil?
1.3.12    Menjelaskan Gerakan Senam Hamil?
1.3.13    Menjelaskan Asuhan Keperawatan pada KehamilanTrimester Ketiga?

1.4  Manfaat
Mengetahui dan Menjelaskan Apa itu Kehamilan Trimester Ketiga dan Bagaimana Asuhan Keperawatannya.





BAB II
PEMBAHASAN TRIMESTER KETIGA
2.1  Pengertian Kehamilan Trimester Ketiga
Kehamilan adalahperiode dimana ovum telah dibuahi dan berkembangdidalam uterus, mengalami proses diferensiasi dan uterus berkembang sampai bisa menunjang sendiri kehidupan diluar uterus. (Mochtar Rustam;1988).
Trimester tiga adalah periode kehamilan tiga bulan terakhir atau sepertiga masa kehamilan terakhir.Trimester tiga merupakan periode kehamilan dari bulan ketujuh sampai sembilan bulan (28-40 minggu).(Farrer, 1999).
2.2  Perubahan Anatomi Dan Fisiologi Kehamilan Trimester Ketiga
1.      Uterus
Pada akhir kehamilan berat uterus menjadi 1000 gram (normal 20 gram) dengan panjang 20 cm dan dinding 2,5 cm, pada kehamilan 28 minggu fundus uterus terletak kira-kira 3 jari di atas pusat atau 1/3 jarak antara pusat ke prosesus xipoedeus. Pada kehamilan 32 minggu fundus uterus terletak 1/2 pusat dengan prosesus xipoedeus.  Pada kehamilan 36 minggu fundus uterus berada kira-kira 1 jari di bawah prosesus xipoedeus. Bila pertumbuhan janin normal, maka tinggi fundus uteri 28 minggu adalah 25 cm, pada 32 minggu adalah 27 cm, pada 36 minggu adalah 30 cm.
2.      Vagina dan Vulva
Akibat hormon esterogen mengalami perubahan adanya hipervaskularisasi yang mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah dan kebiru-biruan (tanda chadwick), cairan vagina mulai meningkat dan lebih kental.
3.      Payudara
Mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan memberikan ASI pada laktasi.Perkembangan payudara tidak dapat dilepas dari pengaruh horman saat kehamilan, yaitu esterogen dan progesteron.


4.      Sirkulasi Darah
Setelah kehamilan lebih dari 30 minggu, terdapat kecenderungan peningkatan tekanan  darah. Sama halnya dengan pembuluh darah yang lain, vena tungkai juga mengalami distensi vena tungkai berpengaruh pada kehamilan lanjut karena terjadi obstruksi aliran balik vena, akibat tingginya tekanan darah yang kembali dari uterus, keadaan ini menyebabkan varises pada vena tungkai.
5.      Sistem Respirasi
Elespansi diafragma dibatasi oleh pembesaran uterus, diafragma  naik 4 cm. Kondisi ini menyebabkan ibu bernafas pendek dan sering terjadi pada 60% wanita hamil.
6.      Sistem Pencernaan
Karena pengaruh esterogen, pengeluaran asam lambung meningkat hal ini yang menyebabkan pengeluaran air liur berlebihan (hipersaliva), daerah lambung terasa panas dan mual muntah.Pengaruh esterogen menimbulkan gerakan usus makin berkurang dan dapat menyebabkan sembelit.
7.      Sitem Perkemihan
Pada akhir kehamilan, muncul keluhan sering berkemih karena kepala janin turun ke pintu atas panggul, desakan ini menyebabkan kandung kemih terus terasa penuh.Akibat terjadinya hemodiaksi menyebabkan metabolisme air makin lancar sehingga pembentukan urin pun bertambah.
2.3  Tanda Subyektif dan Obyektif Kehamilan Trimester Ketiga
a.       Tanda Subyektif
1.      29-33 minggu
a)      Fatigue
b)      Ansietas tentang masa depan
c)      Mimpi buruk
d)     Penurunan keinginan seksual karena ketidaknyamanan fisik
2.      34-38 minggu
a)      Sakit punggung, perubahan gaya berjalan
b)      Ketidaksabaran untuk mengakhiri kehamilan
c)      Perasaan buaian tentang masa depan yang ambivalen
3.      Sebelum kelahiran
a)      Lightening atau tanda dini dimulainya persalinan
b)      Sakit perut bagian bawah
b.      Tanda Obyektif
1.      29-33 minggu
a)      Rasa panas dalam perut disebabkan tekanan uterus, mild hiatus hernia dan muntahan asam perut ke dalam esophagus
b)      Kontaraksi braxton-hick
c)      Fundus terletak diantara umbilikus dan xipoid
2.      34-38 minggu
a)      Heartburn (pirosis, nyeri dada)
b)      Nyeri pada tulang belakang bagian bawah
c)      Konstipasi
d)     Vena varikosa (varicose veins)
e)      Edema kaki
f)       Haemoroid (wasir)
3.      Sebelum kelahiran
Fundus ada di bawah diafragma sampai kepala janin masuk kedalam rongga panggul, kemudian perut kelihatan maju ke depan.(Dickason, 1997)
2.4  Pertumbuhan dan Perkembangan Janin Pada Trimester Ketiga
Pertumbuhan dan perkembangan janin pada trimester ketigayaitu :
A.    Minggu 25 – 28

1.      Bulu mata, dan kelopak mata terbentuk
2.      Janin dapat hidup pada usia 27 minggu
B.     Minggu 29 – 32
1.      Tubuh Menjadi lebih besar
2.      Rambut halus yang pernah menutupi itu hampir habis
3.      Bayi mulai memahami secara tegas dengan tangannya.
C.    Minggu 33 – 36
1.      Berat janin menetap
2.      Lanugo menghilang tetapi masih ada bekasnya di kepala
3.      Kuku jari tumbuh
4.      Janin mempunyai kemampuan yang cukup baik jika lahir dalam minggu-minggu ini.
D.    Minggu 37 – 40
1.      lemak sub kutan tetap dibentuk dan disekeliling janin menjadi menggumpal
2.      kuku jari tangan dan kaki terbentuk sempurna dan melampaui ujung jari tangan dan kaki
3.      testis turun ke arah scrotum
4.      tengkorak berkembang sempurna dan lebih besar dari bagian tubuh
(Depkes RI, 1993)
2.5  Perubahan Psikologis Ibu Pada Trimester Ketiga
a)      Ambivalence (Ketakutan)
Pada awalnya, terjadi rencana kehamilan dimana ada element yang mengejutkan bahwa konsepsi telah terjadi. Ambivalence ini berhubungan dengan pemilihan waktu yang “salah”, kehawatiran tentang modifikasi kebutuhan hubungan yang ada atau rencana karier, ketakutan tentang peran baru dan ketakutan tentang kehamilan, persalinan dan kelahiran.
b)      Acceptance (Penerimaan)
Penerimaan kehamilan dipengaruhi oleh banyak faktor.Rendahnya penerimaan cenderung dihubungkan dengan tidak direncanakanya kehamilan dan bukti ketakutan dan konflik.Pada trimester tiga menggabungkan perasaan bangga dengan takut mengenai kelahiran anak.Pada periode ini, khususnya hak istimewa kehamilan lebih berarti.
Selama trimester akhir, ketidaknyamanan fisik kembali meningkat dan istirahat yang adekuat menjadi keharusan. Wanita membuat persiapan akhir untuk bayi dan mungkin menggunakan waktu yang lama untuk mempertimbangkan nama anaknya.
c)      Introversion (Memikirkan)
Introvert atau memikirkan dirinya sendiri dari pada orang lain merupakan peristiwa yang biasa dalam kehamilan. Wanita mungkin menjadi kurang tertarik dengan aktifitas terdahulunya dan lebih berkonsentrasi dengan kebutuhan untuk istirahat dan waktu untuk sendiri.
d)     Mood Swings (Perasaan Buaian)
Selama kehamilan, wanita memiliki karakteristik ingin dibuai, dengan suka cita. Pasangan harus mengetahui bahwa ini merupakan karakteristik perilaku kehamilan, hal itu menjadi mudah baginya untuk lebih efektif disamping itu akan menjadi sumber stress selama kehamilan.



e)      Change In Body Image (Perubahan Gambaran Tubuh)
Kehamilan menimbulkan perubahan tubuh wanita periode waktu yang singkat.Wanita menyadari bahwa mereka memerlukan lebih banyak ruang sebagai kemajuan kehamilan.
Reaksi ibu/istri pada kehamilan trimester ketiga:
a.       Lebih cemas akan kecanggungan fisik
b.      Ketidaknyamanan
c.       Persiapan persalinan
d.      Sering mimpi kelainan letak, tidak dapat lahir, takut cacat.
(Olds, 1995)
2.6  Kebutuhan Nutrisi Bagi Kehamilan Trimester3
1.      Asam Lemak Omega-6 (Asam lenoleat) dan Asam Lemak Omega-3 (AsamAlfa-Lenoleat). Manfaat : Asam lemak omega-6 prekusor pembentukan asam lemak arakidonat (AA). Sedangkan asam lemak omega-3 di dalam tubuh diubah jadi EPA(asam eikosapentaenoat ) dan DHA (asam dokosaheksaenoat ). AA dan DHAterbukti sebagai lemak dominan penyusun sel-sel saraf dan otak janin.
JenisMakanan : Asam lemak omega-6 misalnya minyak kedelai atau minyak zaitun.Asam omega-3 misalnya ikan salmon, sardin, kembung, tuna, tenggiri dan ikan tawas.
2.      Asam Folat. Manfaat : Salah satu jenis vitamin B ini berperan dalam prosespembentukan sistem saraf pusat, termasuk otak. Jenis Makanan : Kacang kedelai (tempe, tahu), hati sapi, serelia yang sudah difortifikasi asam folat, sayuran berwarna hijau tua, jeruk, apel dan sebagainya.
3.      Vitamin B2 ( Riboflavin). Manfaat : Membantu melepas energi dari protein sertamembantu memenuhi kebutuhan protein yang meningkat selama hamil. Jenismakanan : telur dan keju cheddar
4.      Vitamin B12.
Manfaat :
1.      Menjaga kerja sel-sel sumsum tulang belakang,sistem saraf dan saluran penceranan. Dengan demikian berbagai sel tubuh janinyang telah terbentuk berfungsi normal.
2.      Membantu kelancaran pembentukansel darah merah. Jenis makanan : produk olahan kacang kedelai tahu dan tempe,susu dan produk lainnya.
5.      Vitamin C.
Manfaat :
1.      Membantu penyerapan zat besi kacang-kacangan, buahserta sayuran.
2.      Meningkatkan penyerapan asam folat, mengurangi risiko pre-eklampsia, meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Jenis makanan : jeruk, kiwi,belimbing, paprika.
6.      Vitamin D.
Manfaat :
1.      Memperbaiki penyerapan kalsium (Ca) dan membantukeseimbangan mineral dalam darah.
2.      Untuk pembentukan tulang dan gigi.Jenis makanan : Ikan salmon, ikan hering dan susu.
(Reeder, 1992)
2.7  Reaksi Kognitif Dan Emosional Ibu Pada Kehamilan Trimester Tiga
1.      Pemulihan ketidaknyamanan fisik
2.      Pengembangan ukuran psychososial
3.      Peningkatan perhatian pada dirinya sendiri
4.      Peningkatan perhatian
a.       Ketakutan diri untuk mendapatkan kesehatan dan “performance” selama persalinan
b.      Ketakutan pada kesehatan bayi
5.      Pemikiran penerimaan peran sebagai seorang ibu
a.       Membayangkan situasi sebagai orang tua
b.      Obsesi persalinan dan kelahiran, keinginan kehamilan yang berlebihan
c.       Peningkatan nesting behavior
(Reeder, 1992)



2.8  Komplikasi Kehamilan Trimester Ketiga
A.    Persalinan Prematuritas
Persalinan prematuritas (prematur) dimaksudkan dengan persalinan yang terjadi diantara umur kehamilan 29-36 minggu, dengan berat badan lahir kurang dari 2,5 kg. Persalinan prematuritas merupakan masalah besar karena berat janin kurang dari 2,5 kg dan umur kurang dari 36 minggu, maka alat-alat vital belum sempurna.
Sebab persalinan prematuritas :
a.       Hamil dengan perdarahan, kehamilan ganda
b.      Kehamilan disertai komplikasi (preeklamsia, dan eklamsia)
c.       Kehamilan dengan komplikasi penyakit ibu (hipertensi, penyakit ginjal, penyakit jantung, dsb).
d.      Keadaan gizi yang rendah disertai kurang darah, lapisan dalam lahir yang kurang subur karena jarak hamil terlalu pendek.
B.     Kehamilan Ganda (Kembar)
a.       Pengaruh hamil ganda terhadap ibu: Diperlukan gizi yang lebih banyak, sehingga tumbuh kembang janin mencapai cukup bulan, pada hamil muda sering terjadi keluhan yang lebih hebat, ibu sering cepat lelah, sering terjadi penyulit hamil (hidramnion, preeklamsia, dan eklamsia), pada saat persalinan dijumpai kesulitan.
b.      Pengaruh hamil ganda terhadap janin: Dapat terjadi persalinan prematuritas, dapat terjadi janin dengan anemia atau BBLR, setelah persalinan anak pertama dapat terjadi pelepasan plasenta sebelum waktunya dan membahayakan janin yang kedua.
C.     Kehamilan Dengan Perdarahan
Perdarahan pada kehamilan memberikan dampak yang membahayakan ibu dan janin dalam kandungan.Perdarahan yang dapat membahayakan dan berhubungan dengan trimester ketiga adalah mengalami perdarahan plasenta previa, perdarahan solusio plasenta, perdarahan dari pecahnya sinus marginalis dan perdarahan dari pecahnya vasa previa.
D.    Kehamilan Dengan Ketuban Pecah Dini
Pecahnya selaput janin memberikan pertanda bahaya dan memberi kesempatan infeksi langsung pada janin.Disamping itu, gerak janin makin terbatas, sehingga pada kehamilan kecil mungkin dapat terjadi deformitas.Oleh karena itu bila berhadapan dengan kehamilan dengan mengeluarkan air apalagi belum cukup bulan harus segera datang kerumah sakit dengan fasilitas yang memadai.
E.     Kehamilan dengan kematian janin dalam rahim
a.       Kehamilan diatas umur hamil 36 minggu pada ibu dengan diabetes melitus
b.      Mungkin terjadi lilitan tali pusat yang mematikan
c.       Terjadi simbol tali pusat
d.      Gangguan nutrisi menjelang kehamilan cukup bulan
e.       Kehamilan dengan perdarahan
f.       Kehamilan lewat waktu lebih dari 14 hari
F.      Kehamilan Lewat Waktu Persalinan (Senotinus)
Beberapa kerugian dan bahaya kehamilan lewat waktu:
a.       Janin yang kekurangan nutrisi dan oksigen, akan mengalami pengrusakan diri sendiri, dengan metabolisme jaringan lemak bawah kulit sehingga tampak tua dan keriput, sebagai gejala janin dengan hasil lewat waktu
b.      Air ketuban yang makin kental, akan sulit dibersihkan, sehingga dapat menimbulkan gangguan pernafasan saat kelahirannya.
c.       Bila gangguan terlalu lama dan berat, janin dapat meninggal dalam rahim
d.      Mungkin plasenta cukup baik tumbuh kembangnya sehingga dapat memberikan nutrisi cukup dan janin menjadi lebih besar
e.       Dengan makin besarnya janin dalam rahim memerlukan tindakan operasi persalinan
f.       Kerugian pada ibu tidak terlalu besar, kecuali kemungkinan persalinan dengan tindakan operasi seperti induksi persalinan sampai dengan sesio sesarea
G.    Kehamilan Dengan Preeklamsia Dan Eklamsia
Gejala klinik preeklamsia ringan:
1.      Tekanan darah sekitar 140/90 atau kenaikan tekanan darah 30 mmhg untuk sistolik 15 mmhg untuk diastolik dengan interval pengukuran selama 6 jam
2.      Terdapat pengeluaran protein dalam urin 0,3 gr/literatau kualitatif +1,-+2
3.      Edema (bengkak kaki, tangan, atau lainnya)
4.      Kelainan berat badan lebih dari 1 kg/minggu

Gejala preeklamsi berat (kelanjutan preeklamsia ringan):
1.      Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih
2.      Pengeluaran protein dalam urine lebih dari sekitar 5 gr/24 jam
3.      Terjadi penurunan produksi urin kurang dari 400 cc/24 jam
4.      Terdapat edema paru dan sianosis dan terasa sesak napas.
5.      Terdapat gejala subjektif (sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri dibagian daerahperut atas)
(Ida Bagus Gde Manuaba, 1999)























BAB III
PEMBAHASAN SENAM HAMIL
3.1  Definisi Senam Hamil
Senam Hamil merupakan gerakan relaksasi,dan dengan senam diharapkan stres ibu menjalani kehamilan dan menghadapi persalinan akan berkurang,karena di siniakan di pelajari cara bernafas dan mengedan yang benar.Begitu memasuki trimester akhir,ibu biasanya ikut kelas senam dengan di pandu instruktur,atau tepatnya sejak usia kandungan mencapai 28 minggu,paling sedikit seminggu sekali.Ini dilakukan hingga menjelang melahirkan.
Senam hamil merupakan latihan relaksasi yang di lakukan oleh ibu-ibu yang mengalami kehamilan sejak usia kehamilan usia 28 minggu sampai dengan masa kelahiran. Dan senam hamil merupakan salah satu kegiatan dalam pelayanan selama kehamilan (prenatal care).
Senam hamil akan memberikan suatu hasil produk kehamilan atau autcome persalinan yang lebih baik,dibandingkan dengan ibu-ibu hamil yang tidak melakukan senam hamil. Kegunaan senam hamil di dalam prenatal care di laporkan akan menaikkan dan mengurangi berat badan bayi lahir rendah,mengurangi terjadinya persalinan prematur. Secara keseluruhan senam hamil akan berdampak pada peningkatan kesehatan wanita hamil. Latihan relaksasi akan sangat membantu kehilangan ketegangan mental dan fisik ibu hamil sekaligus untuk bayi yang sedang dikandung. Dengan demikian,para ibu hamil tentu akan lebih mudah menghadapi persalinan.
Suatu hal yang perlu disadari para oleh ibu hamil,bahwa senam hamil suatu bentuk latihan guna memperkuat dan mempertahankan elastisitas dinding perut,ligment-ligment,otot-otot dasar panggul yang berhubungan dengan proses persalinan.
Banyak hal yang diajarkan pada senam ini, misalnya saja tentang cara menghadapi persalinan termasuk posisi, mengatur nafas saat mengejan, sampai cara mengejan, dan sejak awal belajar “belajar”, diharapkan lewat senam hamil ini para calon ibu merasa lebih siap untuk menjalani persalina, dan kesiapan tersebut harus dalam arti fisik dan mental.
Olahraga sangat penting bagi ibu hamil, untuk tetap mendapatkan tubuh yang sehat dan bugar.Namun olahraga yang dilakukan, harus sesuai dengan perubahan fisik. Senam hamil biasanya dimulai saat kehamilan memasuki trisemester ketiga, yaitu sekitar usia 28-30 minggu kehamilan. Selain untuk menjaga kebugaran, senam hamil juga di perlukan untuk meningkatkan kesiapan fisik dan mental calon ibu selama proses persalinan.
3.2  Macam-Macam Senam Hamil
1.      Yoga Hamil
Yoga hamil, adalah seni olah tubuh dan pernafasan yang berasal dari india. Tidak hanya bermanfaat untuk kesegaran jasmani dan rohani, tetapi juga memperlancar proses persalinan. Ibu hamil dapat menjalani proses kehamilan dengan santai dan lebih percaya diri. Proses ini berpengaruh positif pada bayi, karena yogadapat mempengaruhi keseimbangan mental, emosional, intelektual, dan fisik.
2.      Pilates
Pilates adalah suatu metode olahraga yang dikembangkan oleh joseph pilates sejak 1920. Metode ini difokuskan untuk kelenturan serta fleksibilitas seluruh bagian tubuh.Olahraga ini dapat memperbaiki postur tubuh yang kurang sempurna dan memperbaiki masalah-masalah yang berhubungan dengan kelainan tulang belakang. Bagi ibu hamil, pilates dapat memperkuat otot dan sendi, terutama otot bagian perut dekat dengan tulang punggungyang membantu proses melahirkan, membuat ibu hamil lebih bugar, dan mempertahankan bentuk tubuh baik selama kehamilan maupun setelah melahirkan.
3.      Hypnotherapy
Hypnotherapy adalah sebuah senam dengan olah rasa yang dapat meningkatkan mood dan penerimaan seseorang terhadap sakit atau gejala fisik lainnya serta mereduksi kecemasan. Untuk ibu hamil, hypnotherapy dapat mengurangi kecemasan menghadapi proses persalinan melalui penerimaan diri
3.3  Tujuan dan Manfaat Senam Hamil
1.      Melatih ibu hamil untuk beradaptasi lebih baik dengan kehamilannya.
2.      Melatih dan mempersiapkan ibu hamil untuk menghadapi kelahiran bayinya.
3.      Melatih dan membantu ibu hamil untuk melakukan relaksasi dalam menghadapi proses persalinan.
4.      Mempersiapkan ibu hamil baik fisik maupun psikologis untuk menghadapi proses kehamilan sehingga dapat berlangsung dengan lancar.
5.      Penguatan otot-otot tungkai, mengingat tungkai akan menopong berat tubuh ibu yang semakin lama makin berat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan.
6.      Mencegah varises, yaitu pelebaran pembuluh darah (vena) secara segmental yang tak jarang terjadi pada ibu hamil.
7.      Memperpanjang nafas, karena seiring bertambah besarnya janin maka dia akan mendesak isi perut k arah dada. Hal ini dapat membuat rongga dada lebih sempit dan nafas ibu tidak bisa optimal. dengan senam hamil maka ibu akan di ajak berlatih agar nafasnya lebih panjang dan tetap rilex.
8.      Latihan pernafasan khusus yang di sebut panting quick breathing terutama dilakukan setiap saat perut terasa kencang.
9.      Latihan mengejan, latihan ini khusus untuk menghadapi persalinan, agar mengejan secara benar sehingga bayi dapat lancar keluar dan tidak  tertahan di jalan lahir.
10.  Yang penting, konsultasikan pada Dokter kandungan anda sebelum melakukan senam hamil.
3.4  TahapanSenam Hamil
1.      Senam aerobic
Merupakan aktifitas senam berirama, berulang dan cukup melelahkan, dan gerakan yang disarankan untuk ibu hamil adalah jalan-jalan. Manfaat dari senam aerobik ini adalah meningkatkan kebutuhan oksigen dalam otot, merangsang paru-paru dan jantung juga kegiatan otot dan sendi, secara umum menghasilkan perubahan pada keseluruhan tubuh terutama kemampuan untuk memproses dan menggunakan oksigen, meningkatkan kebugaran dan kekuatan otot, meredakan sakit punggung dan sembelit, memperlancar persalinan, membakar kalori (membuat ibu dapat lebih banyak makan makanan sehat), mengurangi keletihan dan menjadikan bentuk tubuh yang baik setelah persalinan.
2.      Kalestenik
Latihan berupa gerakan-gerakan senam ringan berirama yang dapat membugarkan dan mengembangkan otot-otot serat dapat memperbaiki bentuk postur tubuh.Manfaatnya adalah meredakan sakit punggung dan meningkatkan kesiapan fisik dan mental terutama mempersiapkan tubuh dalam menghadapi persalinan.
3.      Relaksasi
Merupakan latihan pernapasan dan pemusatan perhatian.Latihan ini bisa dikombinasikan dengan latihan kalistenik.Manfaatnya adalah menenangkan pikiran dan tubuh, membantu ibu menyimpan energi untuk ibu agar siap menghadapi persalinan.
4.      Kebugaran panggul (bisa disebut kegel)
Manfaat dari latihan ini adalah menguatkan otot-otot vagina dan sekitarnya (perinial) sebagai kesiapan untuk persalinan, mempersiapkan diri baik fisik maupun mental.
Dalam perkembangannya, senam hamil banyak menimbulkan kontroversi. Hal ini disebabkan delam kalangan masyarakat dahulu (dan mungkin masih, ada sampai sekarang) yang terjebak mitos bahwa seorang ibu hamil tidak boleh bekerja, tidak boleh bepergian, tidak boleh makan ikan dan masih banyak “tidak boleh” yang lain.
Hal ini tentunya akan sangat merugikan mengingat besarnya manfaat senam hamil jika diterapkan pada semua ibu hamil agar kehamilan dan persalinannya dapat berjalan secara fisiologis. Untuk menciptakan kondisi tersebut sangat dibutuhkan peningkatan pengetahuan ibu hamil.
Senam hamil ini terdiri dari 4 bagian yaitu:
1.      Latihan umum. Yang boleh dilakukan oleh ibu hamil yang usuia kehamilannya lebih dari 23 minggu dan diijinkan oleh Dokter Kandungan untuk senam hamil.
2.      Latihan khusus untuk usia kehamilan 23-30 minggu.
3.      Latihan khusus untuk usia kehamilan 30-36 minggu.
4.      Latihan khusus untuk usia kehamilan 36-40 minggu.
Adapun tahapan-tahapan yang disarankan bagi ilmu hamil untuk melakukan senam di rumah sebagai berikut :
1.      Fase I (usia 23-28 minggu)
1.      Latihan pernapasan. Tujuannya untuk merangsang atau memacu sekat rongga dada atau diafragma
2.      Latihan gerak leher, bahu, pinggul, paha, betis,dan kaki. Tujuannya untuk mengencangkan dan melenturkan otot-otot untuk persiapan menjelang proses persalinan. Latihan gerak organ di atas, penting karena dalam proses persalinan terjadi kontraksi organ menyeluruh.
3.      Relaksasi atau pendinginan. Tujuannya untuk menciptakan rasa rileks. Biasanyasetiap kali olah raga akan mempercepat pacu jantung, sehingga relaksasi penting untuk menormalkan kembali kondisi saat berolahraga.
2.      Fase II (usia 28-36 minggu)
Seperi fase pertama, hanya dalam fase II ditambah latihan gerakan untuk perutdan panggul. Fungsinya, untuk memperkuat otot di sekitar perut dan panggul
3.      Fase III (usia 36-lahir)
Seperti fase pertama dan kedua. Hanya ditambah dengan latihan untuk mengejan dengan cara pengaturan dan pernapasan.
Meskipun senam hamil banyak dianjurkan untuk membantu persalinan, namun, kadangkala ibu tak sempatbergabung di kelompok senam, selain lantaran kesibukan, juga bisa jadi pertimbangan lokasi yang lumayan jauh di tempuh dari rumah.Senam hamil dapat dilatih atau dilakukun di rumah.
Diuraikan, teknik dasr yang dapat dilakukan yakni dengan menganbil posisi bersila dengan tubuh tetap tegak.Kemudian stretching dengan menggerakkan kepala, leher dan bahu.Gunanya, untuk melakukan peregangan tubuh.
Kemudian belajar bernapas yang benar, yakni menarik napas yang panjang, dan menghembuskan secara teratur.Ditambahkan, hitungan menarik napas bisa diambil 7 kali hitungan, kemudian menahannya, dan pada hitungan, kemudian menahannya, dan pada hitungan ketiga dihembuskan.“Intinya bernapas yang benar.Benefit-nya, ibu lebih rileks dan mengurangi ketegangan dalam tubuh.
Ibu hamil terkadang juga lebih peka terhadap tubuh, untuk berlatih di rumah, sebaiknya dipilih di sore hari setelah ibu melakukan aktifitas rutinnya, dan guna menciptakan rasa rileks pada saat senam hamil dilakukan, anda bisa menghidupkan instrumen musik lembut.Terapi musik ini juga baik dipendengarkan untuk bayi dalam kandungan.
3.5  Syarat Mengikuti Senam Hamil
Ada beberapa syarat yang harus dipertahatikan oleh ibu hamil sebelum mengikuti senam hamil, syarat tersebut antara lain:
1.      Telah dilakukan pemeriksaan kesehatan dan kehamilan oleh dokter atau bidan.
2.      Latihan dilakukan setelah kehamilan mencapai minimal 23 minggu.
3.      Latihan dilakukan secara teratur dan disiplin, dalam batas kamampuan fisik ibu.
4.      Sebaiknya latihan dilakukan di rumah sakit atau klinik bersalinan atau dibawah pimpinan instruktur senam hamil.
3.6  Tanda dan gejala senam hamil harus dihentikan
1.      Timbul rasa nyeri, terutama nyeri dada, nyeri kepala dan nyeri pada persendian.
2.      Kontraksi rahim yang lebih sering (interval < 20 menit).
3.      Perdarahan pervaginam, keluar cairan ketuban.
4.      Nafas pendek yang berlebihan.
5.      Denyut jantung yang meningkat (> 140 x/menit).
6.      Mual dan muntah yang menetap.
7.      Kesulitan jalan.
8.      Pembengkakan yang menyeluruh.
9.      Aktifitas janin yang  berkurang.


3.7  Tempat senam hamil
Dalam melakukan senam hamil prasyarat tempat sangat menentukan, adapun syarat dari tempat senam hamil terssebut adalah :
1.      Ruangan cukup luas, udara segar, terang dan bersih.
2.      Lantai ditutup karpet supaya aman, tidak lembab dan cukup hangat.
3.      Dinding ruangan dilapis cermin secukupnya agar membantu ibu untuk konsentrasi dan memberi kesempatan untuk mengoreksi gerakannya sendiri.
4.      Alat dan perkakas di dalam ruangan dipilih yang berwarna muda untuk memberi suasana tenang.
5.      Ada iringan atau al unan musik lembut untuk mengurangi ketegangan emosi.
3.8  Larangan senam hamil
Senam hamil dapat diikuti oleh semua wanita yang hamil namun ada larangan atau kontra indikasinya, ada 3 kontra indikasi atau larangan seorang wanita untuk melakukan senam hamil :
1.      Kontra indikasi absolut atau mutlak. Bila seorang wanita hamil mempunyai penyakit jantung, penyakit paru, servik inkompeten (servik membuka), kehamilan kembar, riwayat perdarahan pervaginam pada trimester II dan III, kelainan letak ari-ari seperti (plasenta previa, pre-eklamasi maupun hipertensi).
2.      Kontra indikasi relatif. Bila seorang ibu hamil menderita anaemia berat, irama jantung yang tidak teratur, penyakit paru bronchitis yang kronis, riwayat penyakit diabetes mellitus, kegemukan yang sangat hebat, terlalu kurus (BMI dibawah 12), penyakit darah tinggi, penyakit-penyakit dengan riwayat operasi tulang ortopedik dan perokok hebat.
3.      Segera menghentikan senam hamil. Bila terjadi gejala seperti perdarahan pervaginam, rasa sesak sewaktu senam, sakit kepala, sakit dada, nyeri kelenjar otot-otot, gejala-gejala kelahiran premature, penurunan gerakan bayi intra uterin.




3.9  Gerakan Dasar Senam Hamil
1.      Gerakan pertama yaitu posisi berdiri dan tangan di pinggang, gerakkan leher ke kanan dan kiri untuk meregangkan otot leher.
2.      Gerakan sederhana dengan melakukan latihan dasar kaki dan menggerakkan telapak kaki ke depan dan ke belakang guna membantu sirkulasi vena dan mencegah pembengkakkan di kaki.
3.      Tidur telentang dengan satu kaki lurus dan satu kaki ditekuk kemudian dorong kembali ke depan. Lakukan bergantian dengan kaki lainnya. Gunanya untuk latihan dasar panggul.
4.      Pada gerakan ini yaitu berbaring dengan posisi miring. Angkatlah kaki perlahan-lahan lalu turunkan. Lakukan bergantian dengan kaki satunya. Gunanya untuk menguatkan otot paha.
5.      Selanjutnya berbaring telentang, kedua lutut dipegang dengan tangan, kemudian tarik nafas dan berlatih mengejan.
6.      Sikap merangkak, letakkan kepala di antara ke dua tangan, lalu menoleh ke samping. Selanjutnya turunkan badan sehingga dada menyentuh kasur. Bertahanlah pada posisi ini selama kurang lebih 1 menit.
7.      Gerakan ini sangat cocok untuk Ibu yang bayinya masiy belum masuk 
pinggul (sungsang).

BAB IV
Asuhan Keperawatan
4.1  Pengkajian
Selama trimester ketiga peristiwa-peristiwa yang baru terjadi dalam keluarga dan efeknya terhadap kehamilan dikaji. Daftar pertanyaan pengkajian trimester ketiga:
1.      Rencana antisipasi apa yang sedang disusun berkenaan dengan tangggung jawab baru menjadi orang tua, permasalahan saudara kandung, pemulihan dari kehamilan dan melahirkan dan penatalaksanaan fertilitas?
2.      Keberhasilan dan rasa frustasi apa yang dialami ibu berkenaan dengan diet, istirahat dan relaksasi, seksualitas dan dukungan emosional?
3.      Apa pemahaman ibu tentang kebutuhan keluarganya berkenaan dengan kehamilan dan anak?
4.      Sejauh mana kejauhan orang tua bila terjadi kedaruratan? Apakah ibu mengetahui dan memahami tanda bahaya dan cara serta kepada siapa ia harus melapor?
5.      Apakah ibu mengetahui tanda-tanda persalinan premature dan persalinan aterm?
6.      Apa pemahaman ibu tentang proses persalinan, harapan ibu terhadap dirinya dan orang lain selama persalinan, serta apa ynag harus dibawa ke rumah sakit?
7.      Apa rencana ibu dan keluarganya untuk menghadapi persalinan?
8.      Kecemasan apa yang ingin ibu ketahui tentang cara mengendalikan rasa tidak nyaman selama persalinan?
9.      Apakah ibu memiliki pertanyaan tentang perkembangan janin dan metode untuk mengkaji kesejahteraan janin?
a.       Pengkajian meternal
a.       Wawancara
Pertanyaan pertama pada wawancara trimester ketiga diajukan dengan tujuan mengidentifikasi kekhawatiran utama wanita hamil pada saat itu. Pemusatan perhatian pada wanita akan membantu kesiapannya untuk belajar dan membuat wanita itu yakin bahwa perawat memerhatikannya sebagai individu. Berdasarkan kebutuhan yang diutarakan pasien, keadaan wanita saat itu, dan hal-hal yang biasa dibutuhkan kabanyakan wanita pada tahap akhir kehamilan, keputusan klinis perawat menjadi pedoman isi dan arah wawancara.
Tinjauan ulang system-sistem tubuh perlu dilakukan pada setiap pertemuan.Setiap tanda atau gejala yang mencurigakan harus dikaji dengan mendalam.Identifikasi rasa tidak nyaman yang mencerminkan adaptasi terhadap kehamilan. Pertanyaan –pertanyaan khusus diajukan untuk mengkaji kemungkinan infeksi contoh: (saluran kemih, saluran pernafasan). Pengetahuan tentang tindakan perawatan diri dan keberhasilannya dan  terapi yang diresepkan dikaji. Respon psikososial terhadap kehamilan dan pendekatan menjadi orang tua dikaji.
b.      Pemeriksaan fisik
Selama pemeriksaan fisik pada trimester ketiga, suhu, nadi, pernafasan, tekanan darah, dan berat dikaji dan dicatat. Tanda dan gejala yang mencurigakan dan ditemukan selama wawancara dikaji. Keberadaan, lokasi, dan derajat edema didokumentasi dengan cermat. Usia gestasi dikonfirmasi, di beberapa klinik, pemeriksaan pelvis mingguan dimulai pada minggu ke-36 sampai ke-38 dan dilanjutkan sampai aterm, terutama untuk memastikan bagian presentasi, stase, dan dilatasi daneffacement serviks.
c.       Uji laboratorium
Pada setiap kunjungan, dilakukan pemeriksaan urine untuk mendeteksi glukosa dan albumin. Tes kultur dan sensitivitas urine dilakukan jika diperlukan. Di beberapa fasilitas kesehatan, pada setiiap kunjungan dilakukan pemeriksaan hematokrit darah yang diambil menggunakan pipet. Tes darah diulang sesuai kebutuhan: tes untuk mendeteksi sifilis; hitung darah lengkap meliputi hematokrit, hemoglobin, dan hitung diferensial; skrinning antibody (kell, duffy, rubella, toksoplasmosis, anti-Rh, AIDS);sel sabit; dan kadar asam folat jika ada indikasi. Apabila tidak dilakukan pada awal kehamilan, maka pada wanita berusia lebih dari 25 tahun, dilakukan pemeriksaan glukosa.Apusan serviks dan vagina diulang pada minggu ke-32 atau sesuai kebutuhan untuk mendeteksi adanya organism Chlamydia, gonore, herpes simpleks tipe 1 dan 2, dan streptokokus grup B.
B.     Pengkajian janin
Sejak minggu ke-32, identifikasi presentasi, posisi, dan stasiun( engagement) janin dengan bantuan maneuver Leopold dilakukan setiap minggu.
Tinggi fundus diukur pada setiap kunjungan. Ukuran dan besar(berat) uterus dibandingkan dengan usia kehamilan yang sesungguhnya. Walaupun beberapa klinisi dapat memperkirakan  berat janin dengan ketepatan yang mangagumkan, perkiraan itu umumnya tidak konsisten dan tidak dapat diandalkan. Perkiraan berat janin meningkat keakuratannya melalui pengukuran diameter biparietal ( biparietal diameter determination [BPD] pada pemeriksaan ultrasonografi. Kemungkinan adanya retardasi pertumbuhan janin, kehamilan kembar, dan ketidakkeakuratan taksiran partus (TP) dapat diketahui melalui pemeriksaan ultrasonografi.
Status kesehatan janin dievaluasi pada setiap kunjungan.Ibu diminta menjelaskan gerakan janin. Ibu ditanya apakah ia mengalami tanda komplikasi potensial yang perlu dilaporkan misalnya perubahan gerakan janin, ketuban pecah.
4.2  Diagnosa Keperawatan
    1. Pola nafas inefektif berhubungan dengan ekspansi paru tidak maksimal sekunder terhadap meningkatnya tekanan intraabdomen
    2. Inkontinensia urine berhubungan dengan tingginya tekanan intraabdominal dan kelemahan otot pelvis sekunder terhadap kehamilan
    3. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan sekunder terhadap persiapan melahirkan
    4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kecemasan dalam menghadapi persalinan
    5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan peningkatan berat badan dan perubahan pusat gravitasi.
    6. Kerusakan koping individu berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang awitan persalinan palsu atau sejati

4.3  Rencana Intervensi
No
Diagnosa
Tujuan/KH
Intervensi
Rasional
1.
Pola nafas inefektif berhubungan dengan ekspansi paru tidak maksimal sekunder terhadap meningkatnya tekanan intra abdomen

Tujuan: Pola nafas dapat kembali efektif setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 × 24 jam dengan kriteria hasil:
1.      Klien tampak rileks
2.      Frekwensi pernafasan normal (16 – 24  × per menit)
  1. Berikan HE pada klien tentang kedaan yang menimbulkan sesak
  2. Berikan posisi semifowler pada pasien
  3. Observasi frekwensi pernafasan (RR)

  1. Informasi yang adekuat dapat membawa pasien lebih kooperatif dalam memberikan terapi
  2. Jalan nafas yang longgar dan tidak ada sumbatan proses respirasi dapat berjalan dengan lancar.
  3. Frekwensi pernafasan yang meningkat adalah indicator adanya sesak nafas
2.
Inkontinensia urine: stress berhubungan dengan tingginya tekanan intraabdominal dan kelemahan otot pelvis sekunder terhadap kehamilan
Tujuan: Inkontinensia dapat teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 × 24 jam, dengan kriteria hasil:
1.      Klien mengerti penyebab dari inkontinensia
2.      Frekwensi berkemih menurun
3.      Klien dapat melakukan senam kegel secara mandiri
  1. Berikan HE pada klien tentang penyebab dari inkontinensia
  2. Kaji frekwensi berkemih klien
  3. Instruksikan klien untuk menghindari berdiri yang terlalu lama
  4. Ajarkan klien untuk mengatasi inkontinensia dengan melakukan senam kegel

  1. Informasi yang adekuat dapat membawa pasien lebih kooperatif dalam memberikan terapi
  2. Frekwensi berkemih yang berlebih merupakan indicator terjadinya inkontinensia urine
  3. Frekwensi berdiri yang terlalu lama dapat meningkatkan tekanan pada vesika urinaria
  4. Senam kegel dapat meningkatkan kekuatan otot dinding pelvis ibu
3.
Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan sekunder terhadap persiapan melahirkan
Tujuan: Ansietas dapat teratasi setelah dilakukan intervensi selama 2 × 24 jam, dengan kriteria hasil:
1.      Klien tampak rileks
2.      Klien tampak percaya diri
3.      Tidak terjadi insomnia

  1. Berikan HE pada klien tentang proses persalinan
  2. Kaji tingkat ansietas yang dialami klien
  3. Gali kekhawatiran yang dialami klien
  4. Ajarkan penghentian ansietas untuk digunakan bila situasi yang menimbulkan stress tidak dapat dihindari

1.      Informasi yang adekuat dapat membawa pasien lebih kooperatif dalam memberikan terapi
2.      Mengetahui tingkat ansietas yang dialami klien dapat membantu menentukan intervensi yang tepat untuk mengatasi ansietas
3.      Mengetahui penyebab yang menagkibatkan ansietas yang dialami klien
4.      Membentu klien untuk dapat mengatasi ansietasnya secara mandiri












BAB V
PENUTUP

5.1  Kesimpulan
Suatu proses kehamilan akan terjadi bila empat aspek penting terpenuhi, yaitu: adanya ovum, spermatozoa, terjadinya konsepsi dan nidasi. Serta ada tahapan-tahapan dalam kehamilan itu sendiri, di antaranya trimester tiga.Trimester tiga merupakan periode kehamilan dari bulan ketujuh sampai sembilan bulan (28-40 minggu).
Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita, khususnya pada alat genitalia eksterna dan interna dan pada payudara (mammae). Perubahan itu akan terjadi secara perlahan-lahan sesuai dengan umur kandungan.
5.2  Saran
Apabila seorang klien mengalami kehamilan, klien harus bisa mengontrol hal-hal yang dapat mempengaruhi kehamilan itu sendiri, diantaranya pola makan, aktifitas, pola tidur serta jangan sering mengalami suatu stress yang bisa mengakibatkan terganggunya janin dll.















DAFTAR PUSTAKA

Ratna Dwi. 2009. Perawatan Ibu Hamil. Panji Pustaka : Yogyakarta
Brayshaw Eileen. 2007. Senam Hamil & Nifas Pedoman Praktis Bidan. EGC : Jakarta
Anggraeni Poppy. 2010. Serba-serbi Senam Hamil. Intan Media: Yogyakarta
Maya. 2013. Asuhan Keperawatan pada ibu hamil Trimester Ketiga.  http://sahabatsejatimayah.blogspot.com/2013/02/makalah-askep-ibu-hamil-trimester-ketiga.htmlDiakses pada tanggal 16 September 2013
2008. Kehamilan Trimester 3. http://perawat2008a.wordpress.com/2011/10/04/kehamilan-timester-iii/ Diakses pada tanggal 16 September 2013


Tidak ada komentar:

Posting Komentar