BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberhasilan
proses persalinan di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor ibu
(power,passage,psikologis) ,faktor janin ( plasenta ),dan faktor penolong
persalinan .Hal ini sangat penting ,mengingat beberapa kasus kematian ibu dan
bayi di sebabkan oleh tidak terdeteksiya secara dini adanya salah satu dari
faktor faktor tersebut .Menurut WHO bahwa kematian bisa di cegah jika bidan
terampil membantu ibu dalam proses
melahirkan .Bidan di katakantrampil bilamana menguasai pengetahuan maupun
praktik kebidanan
1.2
Rumusan
Masalah
1.2.1
Apa saja faktor-faktor
yang mempengaruhi persalinan?
1.3
Tujuan
1.3.1
Untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan
1.4
Manfaat
1.4.1
Agar Mahasiswa tahu tentang faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan
BAB
2
PEMBAHASAN
2.1 Faktor-faktor yang
mempengaruhi persalinan
2.1.1
Power
Power
adalah kekuatan atau tenaga yang mendorong janin keluar. Kekuatan tersebut
meliputi :
a.
His
( kontraksi uterus )
Adalah
kekuatan kontraksi uterus karena otot otot polos rahim bekeraj debgan baik dan
sempurna .Sifat his yang baik dalah kontraksi simetris ,fundus dominan
,terkoordinasi,dan relaksasi.Walaupun his itu kontraksi yang fisiologis akan
tetapi bertentangan dengan kontraksi fisologis lainnya ,bersifat nyeri.Tiap his
di mulai sebagai gelombang dari salah satu sudut di mana tuba masuk ke dalam
dinding uterus .Di tempat tersebut ada suatu pace maker darai mana gelombang
tersebut berasal.
Kontraksi ini bersifat involunter karean berada
di bawah pengaruh saraf intrinsik.Iini berarti wanita tidak memiliki kendali
fisiologis terhadap frekuensi dan durasi kontraksi .Kontraksi uterus juga
bersifat intermiten sehingga ada periode relaksai uterus di anatraa
kontraksi ,fungsi penting relaksasi
,yaitu :mengistirahatkan otot uterus , memberi kesempatan istirahat bagi ibu
,mempertahankan kesejahteraa bayi karena uterus menyebabkan kontriksi pembuluh
darah plasenta.
1.
Pembagian
his dan sifatnya :
a. His
pendahuluan : his tidak kuat ,datangnya tidak teratur ,menyebabkan keluarnya
lendir darah atau bloody show
b. His
pembukaan (kala 1):menyebabkan pembukaan serviks ,semakin kuat ,teratur dan
sakit
c. His
pengeluaran (kala 2): untuk mengeluarkan janin ,sangat kuat, teratur, simetris
,terkoordinasi .
d. His
pelepasan plasenta (kala 3):kontraksi sedang untuk melepaskan dan melahirka
plasenta
e. His pengiring (kala 4):kontraksi lemah ,masih
sedikit nyeri ,terjadi pengecilan dalam beberapa jam atau hari
2.
Hal
hal yang harus di perhatikan pada his saat melekukan obeservasi :
a. Frekunsi
his :jumlah his dalam waktu tertentu ,biasanya per menit per 10 menit
b. Intensitas
his :kekuatan his (adekuat atau lemah)
c. Durasi
(lama his ):lamanya setiap his berlangsung dan di tentukan dalam detik
,misalnya 50 detik
d. Interval
his : jarak antara his yang satu dengan his berikutnya ,his datan tiapa 2-3
menit .
(asrinah ,2010:10)
3.
Identifikasi his / kontraksi
Jika
persalinan slah di diagnosis,mungkin kan di lakukan intervensi yang tidak tepat
untuk mempercepat persalinan .Sebaliknya ,jika persalinan tidak di diagnosis
,janin berada dalam bahaya akibat penyulit tidak terduga .Walaupun diagnosisi
banding antara persalinan palsu dan persalinan sejati kadang sulit di tentukan
,diagnosis biasanya di buat berdasrakan kontraksi yang terjadi
Tabel 2.1
Perbedaan kontraksi pada persalinan sejati dan
kontraski persalinan palsu
kontraksi pada persalinan sejati
|
kontraski persalinan palsu
|
Kontraksi terjadi dengan interval
|
Kontraksi
terjadi dengan interval tidak teratur
|
Interval secra bertahap memendek
|
Interval
tetap lama
|
Nyeri di pinggung dan abdomen
|
Nyeri
perut di bawah
|
Servik membuka
|
Servik
belum membuka
|
Nyeri tidak hilang dengan sedasi
|
Nyeri
mereda dengan sedasi
|
Sumber :cuningham,2006
4.
Perubahan
perubahan akibat his
a. Pada
uterus :uterus terba keras / padat karena kontraksi.Sejak kehamilan lanjut
dengan jelas terdiri dari 2 segmen ,yaitu segmen atas dan segmen bawah .Segmen
atas di bentuk oleh korpus uteri dan segmen bawah yang terjadi di isthmus
uteri.Pada saat kontraksi segmen atas memegang peranan aktif dan didndingya
menjadi tebal ,dan mendorong anak untik keluar .Sedangkan segmen bawah memegang
peranan pasif yaitu mengadakan relaksasi dam dilatasi sehingga menjadi saluran
tipius dan teregang karena akan di lalui oleh bayi .Karena segmen atas dan
bawah menjadi jelas.Batas ini di sebut dengan lingkaran retraksi fisiologis
.Jika segmen sangat di regang maka lingkaran retraksi patologis atau lingkaran
bandl (FK UNPAD,1983:229).
b. Pada
servik:his membut serviks menjadi menipois dan memendek yang di sebut
effacement
c. Pada
janin:perukaran oksigen pada sirklulasi uteroplasenter kurang,sehingga timbul
hipoksia lama maka terjadi gawat janin.
d. Pada
ibu :meneyebabkan rasa sakit .Bersamaan dengan setiap kontraksi,kandung kemih
,rectum ,tulang belakang ,dan tulang pubis menerima tekanan kuat dari rahim.Berat
dari kepala bayi ketika bergerak ke bawah saluran lahir juga menyebabkan
tekanan.
Umumnya
,rasa sakit kontraksi mulai dari bagian bawah punggung ,kemudian menyebar ke
bagian bawah perut ,mungkin juga menyebar ke kaki.Rasa sakit mulai seperti
sedikit tertusuk ,lalu mencapai puncak,kemudian menghilang bseluruhnya
.Sebagian besra ibu merasakannya seperti kram haid yang parah.Ada juga yang
merasakan nnya sepertigangguan saluran pencernaan atau mulas diare.Secara medis
,sakit kintraksi di ktegorikan bersifat tumpul yang di sebut visceral dull
anching .
Sakit
kontraksi dalam persalinan merupakan nyeri primer .Daerah yang mengalami nyeri
primer ,antara lain pinggang ,punggung,perut,dan pangkal paha.Sebagian efek
kontraksi ,timbul juga nyeri sekunder,seperti mual,pusing,sakit
kepala,mintha,tubuh gemetar,panas ,dingin ,kram,pegal pegal dan nyeri otot.
Selain
sakit akibat kontraksi ,asakit lain terjadi saat kepala bayi mulai muncul di
vagina .Jaringan antara vagina dengan anus (perineum) teregang samgat kencang
akibat perobekan jaringan .Sebagian besra ibu merasakn seolah olah bagian
bawahnya setelah sembelitsatu bulan .Secara medis,sakit tenggorokan bersifat
tajam dan panas yang di sebut juga tergantung
pada ambang nyeri dari penderita yang di tentukan oleh keadaan jiwanya .
b.
Tenaga
mengedan
Setelah
pembukaan lengkap dan setelah ketuban pecah atau di pecahkan ,serta sebagian
presentasi sudah berada di dasar panggul ,sifat kontraksi berubah ,yakni
bersifat mendorong keluar di bantu dengan keinginan ibu untuk mengedan atau
usaha volunter.Keinginan mengedan ini di sebabkan karena :
1. Kontraksi
otot otot dinding perut yang mengakibatkan peninggian tekanan intra abdominal
dan tekanan ini menekan uterus pada semua sisi dan menambah kekuatan untuk
mendorong keluar
2. Tenaga
ini serupa dengan tenaga mengedan sewaktu waktu buang air besar (BAB) ,tapi
jauh lebih kuat .
3. Saat
kepala bayi sampai kedasar panggul ,timbul reflex yang mengakibatkan ibu
menutup glotisnya ,mengkintraksikan otot otot perut dan menekan diafragma nya
ke bawah
4. Tenaga
mengejan ini hanya dapat berhasil bila pembukaan sudah lengkap dan paling efektif
sewaktu ada his
5. Tanpa
tenaga menegedan bayi tidak akan lahir
2.1.2
Passage
Passage
atau jalan lahir di bagi menjadi 2 .
a.
Bagian keras :tulang
panggul
b.
Bagia lunak : otot otot
dan ligament ligament
1.
Bagian
keras :panggul
a.
Tulang
panggul
Tulang panggul terdiri
dari empat buah tulang terdiri dari :
1. Dua
os coxae (tulang pangkal paha )
a. Os
ilium (tulang usus) terdiri dari : crista iliaca ,spina iliaca anterior
superior (SIAS) dan spina iliaca posterior superior (SIPS) ,spina iliaca
posterior inferior (SIPI),spina iliaca anterior inferor (SIAI),incisura
ischiadi mayor ,linea inominata,corpus os ilii.
2. Os
pubis (tulang kemaluan ) terdiri dari :foramen obtutarium,ramus superior ossis
pubis,ramus inferior ossis pubis ,lineailliopectinea ,corpus pubis,tuber culum pubicum,arcus
pubis ,simfibis pubis .
3. Os
sacrum ( tulang kelangkang) terdiri dari :promontorium,foramen scralia anterior
,crista scralis,vertebra sacralis,ala sacralis,vertebra lumbalis
4. Os
coccygeus (tulang tungging) terdiri dari : vertebra coccyges.
(FK UNPAD,1983:11)
b.
Ruang
panggul
Ruang panggul terdiri
dari:
1.
Pelvis mayor (false
pelvis ) :bagian di atas pintu atas panggul tidak berkaitan dengan persalinan
2.
Pelvis minor (true
pelvis) terdiri dari :
a. Pintu
atas panggul (PAP) di sebut pelvic inlet
Batasan
PAP adalah promontorium ,sayap sacrum ,linea inominta,ramus superior osis pubis
,dan pinggir atas syimphysis pubis. Ukuran PAP adalah
1. Ukuran
muka belakang (conjugate vera)
Jaraknya
dari promontorium ke pinggir atas sympisis,ukuran normalnya 11 cm.Ukuran ini
adalah ukuran yang terpenting dalam panggul .Conjugata vera tidak dapat di ukur
langsung ,tapi dapat di perhitungkan dengan mengurangi conjugate diagnolis
(dari promontorium ke pinggir bawah sympisis ) sejumlah 1,5 2 cm.(CV=CD1,5)
2. Ukuran
melintang (diameter tranversa )
Merupakan
ukuran terbesar antara linea innominata di ambil tegak lurus pada conjugate
vera ,ukurannya 12,5 cm 3,5 cm
3. Ukuran
serong (diameter oblique)
Dari
artilulatio sakroiliaka ketuberculum pubicum dari belajan panggul yang
bertentangan .Ukurannya 13 cm
4. Bidang
tengah panggul terdiri atas bidang luas dan bidang sempit panggul
Bidang
luas panggul terbentang antara symphisis ,pertengahan acetabulum , dan pertemuan
antara ruas sacral II dan III .Ukuran muka belakang 12,75 cm dan ukuran
melintang 12,5 cm.Karena tidak ukuran yang kecil ,bidang ini tidak menimbulkan
kesulitan dalam persalinan dan biasanya tidak di ukur .
Bidang
sempit panggul terdapat setinggi pinggir bawah simphisis ,ke dua spina
inciadica dan memotong sacrum ± 1-2 cm di atas ujung sacrum .Ukuran muka
belakang 11,5 cm ,ukuran melintang 10 cm , dan diameter sagitalis posteror
ialah dari sacrum ke pertengahan antara spina aschiadica 5 cm.
5. Pintu
bawah panggul (PBP) atau di sebut pelvic outlet
Pintu
bawah panggul bukan suatu bidang ,tetapi terdiri dari 2 segitiga dengan dasar
yang sama,ialah garis yang menghubungkan ke dua tuber ischiadicum kiri dan
kanan.Puncak dari segitiga yang belakang adalah jung os sacrum ,sisinya adalah
ligamentum sacro tuberosum kiri dan kanan.Segitiga di depan di batasi oleh
arcus pubis
Pintu bawah panggul
biasanya di tentukan 3 ukuran :
a. Ukuran
muka belakang :dari pinggir bawah symphisis ke ujung sacrum (11,5 cm)
b. Ukuran
melintang :antara tuberischiadicum kiri dan kanan sebelah dalam (10,5)
c. Diameter
sagitalis posterior :dari ujungsacrum ke pertengahan ukuran melintang (7,5)
c.
Bidang
hodge
Ukuran
menentukan berapa jauhnya bagian depan anak turun ke dalam rongga panggul ,maka
hodge telah menentukan beberapa bidang khayalan dalam panggul .
1. H
I : sama dengan pintu atas panggul
2. H
II :sama dengan H I melalui pinggir bawah synphisis
3. H
III:sama dengan H I melalui spina isciadica
4. H
IV :sama dengan H I melalui ujung os coccyges
Sumber
:FK UNPAD,1983
d.
Ukuran
ukuran panggul
1.
Ukuran panggul dapat di
peroleh dengan cara :
·
Pengukuran secara
klinis
Pintu atas panggul (PAP)
Dengan 2 jari ialah
jari telunjuk dan jari tengah ,melalui konkavitas dari sacrum ,jari tengah di
gerakkan ke atas sampai dapat meraba prontorium .Sisi radial dari jari telunjuk
di tempelkan pada pinggir bawah syimphisis dan tempat ini di tandai dengankuku
jari telunjuk tangan kri .Promontorium hanya bisa tercapai oleh jari kita dengan pemeriksaan dalam pada panggul
yang sempit .Pada panggul dengan ukuran normal ,promontorium tidak tercapai,ini
menandakan bahwa CV cukup besar .Hal ini dapat di ketahui dengan.
a. Pemeriksaan
luar
Kalau
kepala dengan ukuran terbesarnya sudah melewati PAP maka hanya sebagian kecil
saja dari kepal yang dapat di raba dari luar symphisis .Kedua tangan yang di
letakkan pada pinggir bagian kepala ini divergent .
b. Pemeriksaan
dalam
Bagian terendah
kepala sampai spina ischiada atau lebih rendah .
Ø Bidang tengah panggul
Ukuran
bidang tengah panggul tidak dapat diukur secara klinis dan memerlukan
pengukuran rontgenologis
Ø Bidang bawah panggul
Diameter
tranversa ,diameter sagitalis posterior dan anterior dapat di ukur dengan
pelvimeter dari thoms.Pengukuran ini adalah pangukuran yang kasar karena tuber
ischii tertutup oleh lapisan otot dan lemak yang berbeda tebalnya dari orang ke
orang .
·
Pelvimetri
rontgenologis
·
Pita meter
·
Jangka panggul
2.
Ukuran
panggul luar
a.
Distantia
spinarium,yaitu jarak antara spina iliaca anterior supserior kiri dan kanan (23
cm - 26 cm)
b.
Distantia cristatium
,yaitu jarak yang terjauh antara crista iliaca kakan dan kiri (26 cm - 29 cm )
c.
Lingkar panggul ,yaitu
: dari pinggir atas symphisis ke pertengahan antara spina iliaca anterior
superior dan trochanter mayor sepihak ,lalu kembali melalui tempat yang sama
,di pihak lain (80 cm – 90 cm )
d.
Conjugate externa
(boundeleque) yaitu jarak antara pinggir atas symphisis dan ujng prosesus
spinosus ruas lumbal ke V (18 cm – 20 cm )
3.
Bentuk
panggul
Menurut Caldwell dan
moloy ada 4 bentuk dasar panggul :
a.
Ginekoid : paling ideal
,bemtuk hampi bulat .Panjang diameter anterosposterior kira kira sama dengan
diameter tranversa
b.
Android:bentuk hampir
segitiga.Umumnya laik laki mempunyai jenis panggul ini .Panjang diameter anterosposterior hamper sama dengan diameter
tranversa ,akan tetapi jauh lebih mendekati sacrum
c.
Anthropoid :bentuknya
agak lonjong seperti telur panjang diameter anterosposterior lebih besar dari
pada diameter tranversa
d.
Platipeloid :jenis
ginekoid yang menyempit pada arah muka belakang
2.
Bagian
Lunak
Bagian
lunak panggul terdiri dari otot-otot dan ligamentum yang meliputi dinding
panggul sbeelah dalam dan menutupi panggul sebelah bawah. Yang menutupi panggul
dari bawah membentuk dasar panggul, disebut diagfragma pelvis.
a.
Diafragma pelvis, dari
dalam keluar terdiri atas
·
Pars muscularis yaitu
musculus levator ani, letaknya agak ke belakang dan merupakan suatu sekat yang
ditembus oleh rectum. Musculus levator ani kiri dan kanan sebetulnya terdiri
atas tiga bagian:
1.
Musculus pubo coccyges
dari os pubis ke septum anococcygeum
2.
Musculus ilio coccyges
dari arcus tendineus musculus levator ani ke os coccigeus dan septum anococcygeum
3.
Musculus iscio
coccygeus dari spina aschiadica ke pinggir sacrum dan os coccygeus
·
Pars membrancea, yaitu
diafragma urogenital, antara musculus pubo coccygeus kiri kanan terdapat celah
berbentuk segitiga, yang disebut hiatus urogenitalis yang tertutup oleh sekat
yang disebut diafragma urogenital. Sekat ini menutupi pintu bawah panggul
disebelah depan, dan pada perempuan sekat ini ditembus oleh uretra dan vagina.
Diafragma pelvis ini menahan genetalia interna pada tempatnya. Kalau otot-otot
rusak aau lemah, misalnya karena persalinan yang sering dan berturut-turut,
mungkin genetalia interna turun (prolaps)
b. Perineum
Merupakan
bagian permukaan dari pintu bawah panggul daerah ini terdiri dari dua bagian:
1. Region
analis disebelah belakang. Disini terdapat musculus spincter ani externus yang
mengelilingi anus.
2. Regio
urogenital, disini terdapat:
a. Musculus
bulbo cavernosus yang mengelilingi vulva
b. Musculus
ischio cavernosus
c. Musculus
transverses perinea superfisialis
2.1.3
Passenger
Janin
Passanger
atau janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi beberapa
factor yakni kepala janin, presentasi, leak, sikap, dan posisi janin. Karena
plasenta harus melewati jalan lahir, maka dia dianggap sebagai bagian dari
passenger yang menyertai janin. Namun plasenta jarang menghambat proses
persalinan normal (Sumarah, 2010)
1.
Kepala
Janin
Kepala
janin adalah bagian yang terpenting karena dalam persalinan perbandingan antara
besarnya kepala dan luasnya panggul merupakan hal yang menentukan. Jika kepala
dapat melalui jalan lahir, bagian-bagiannya dapat menyusul dengan mudah.
Kepala bayi terdiri
dari:
a.
Bagian
muka, terdiri dari
1.
Tulang hidung (os
nasale)
2.
Tulang pipi (os zygomatikum)
3.
Tulang rahang atas (os
maxilare)
4.
Tulang rahang bawah
(mandibulare)
b.
Bagian
tengkorak
Bagian ini yang
terpenting pada persalinan karena biasanya bagian tengkoraklah yang paling
depan
Yang membentuk bagian
tengkorak adalah
1. Tulang
dahi (os frontale) 2 buah
2. Tulang
ubun ubun (os parietale) 2 buah
3. Tulang
pelipis (os temporale) 2 buah
4. Ulang
belakang kepala (os occipitale)
c.
Sutura
Sutura adalah sela-sela diantara tulang yang ditutupi oleh
membrane. Kegunaannya
1.
Memungkinkan terjadinya
maulage
2.
Dapat mengetahui posisi
kepala janin
Macam-macam sutura:
1.
Sutura sagitalis:
terletak diantara kedua os parietal
2.
Sutura Coronalis :
terleta antara os frontal dan os parietal
3.
Sutura lamboidea :
terletak antara os occipital dan kedua os parietal
4.
Sutura frontalis :
terletak os frontal kiri kanan
d.
Fontanel/ubun-ubun
Merupakan pertemuan
bberapa sutura yang ditutupi oleh membrane fontanel terdiri dari dua macam:
1. Fontanel
mayor/ubun esar/ fontanel anterior merupakan pertemuan anatara sutura
sagitalis, sutura frontalis, sutura coronalis. Berbentuk segi empat. Fontanel
ini menutup pada usia bai 18 bulan.
2. Fontanel
minor/ubun-ubun kecil/fontanel superior erupakan pertemuan anatra sutura
sagitalis dan sutura lamboidea. Berbentuk segitiga fontanel ini menutup pada
usia bayi 6-8 minggu.
e.
Ukuran-ukuran
kepala bayi
1.
Ukuran muka belakang
a. Diameter
suboccipitio bregmatika: dari foramen magnum ke ubun-ubun besar: 9,5 cm
b. Diameter
suboccipito frontalis : 11cm
c. Diameter
fronto-occipitalis (dari pangkal hidung ke titik terjauh pada belakang kepala):
12 cm
d. Diameter
mento-occipitalis (dari dagu ke titik yang terjauh pada belakang kepala): 13,5
cm
e. Diameter
Submento-bregmatika (dari bawah dagu ialah os hyoid ke ubun-ubun besar): 9,5 cm
2. Ukuran
melintang
a. Diameter
biparietalis (ukuran yang terbesar antara kedua ossa parietalia): 9 cm. Pada
letak belakang kepala ukuran ini melalui ukuran muka belakang dari pintu atas
panggul (conjugate vera)
b. Diameter
bitemporalis (jarak yang terbesar antara suura-coronaria kanan kiri): 8 cm.
Pada letak defleksi ukuran ini melalui conjugate vera.
3. Ukuran
Lingkaran
a.
Circumferentia
suboccipito bregmatica (lingkaran kecil kepala) 32 cm
b.
Circumferentia fronto
occipitalis (lingkaran sedang kepala) 34 cm
c.
Circumferentia mento
occipitalis (lingkaran kepala besar) 35 cm
2. Letak janin dalam
uterus
Letak dalam uterus
sangat penting dalam diagnose prsalinan. Beberapa letak seperti lintang dan
letak dahi tidak dapat lahir spontan, jika tidak diperbaiki maka berbahaya bagi
ibu maupun janin. Istilah letak anak dalam ilmu kebidanan mengandung 4
pengertian:
a. Presentasi
Presentasi digunakan
untuk menentukan apa yang menjadi bagian terendah janin, yang dijumpai ketika
palpasi pada kehamilan atau pemeriksaan dalam pada persalinan.
Misalnya:
presentasi pada palpasi
kehamilan : kepala, sungsang
Presentasi pada
pemeriksaan dala : belakang kepala
b. Posisi
Adalah letak salah satu
bagian anak yang tertentu terhadap dinding perut atau jalan lahir. Misalnya:
pada pemeriksaan dalam presentasi pada palpasi kehamilan: Punggung kiri
c. Letak/situs
Ialah letak sumbu
panjang anak terhadap sumbu panjang ibu. Misalnya letak memanjang atau membujur
yaitu sumbu janin sejajar dengan sumbu ibu. Ini bisa letak kepala, atau letak
sungsang. Letak lintang, yaitu janin tegak lurus pada sumbu ibu.
Misalnya: letak
memanjang, letak melintang
d. Habistus/sikap
Menujukkan letak
bagian-bagian anak satu terhadap yang lain. Janin pada umumnya berada dalam
sikap fleksi, dimana kepala, tulang punggung, dan kaki didalam keadaan fleksi.
Lengan bersilang didada. Misalnya: fleksi
3.
Plasenta
Plasenta
merupakan organ yang luar biasa. Plasenta berasal dari lapisan trofoblas pada
ovum yang dibuahi, lalu terhubung dengan sirkulasi ibu untuk melakukan
fungsi-fungsi yang belum dapat dilakukan oleh janin itu sendiri selmaa
kehidupan intrauterine. Keberhasilan janin untuk hidup tergantung atas keutuhan
dan efisiensi plasenta.
Plasenta
adalh alat yang sangat pnting bagi janin Karen merupakan alat pertukaran zat
antara ibu dan anak atau sebaliknya.
Struktur
Plasenta
1.
Bagian
janin/permukaan fetal (fetal portion)
Cirri-ciri permukaan
fetal
Terdiri permukaan
fetal:
·
Terdiri dari vili
·
Menghadap ke janin
·
Warnanya keputih
putihan dan licin karena tertutup oleh amnion. Di bawah amnion Nampak
pembuluh-pembuluh darah
2.
Bagian
ibu/permukaan maternal (maternal portion)
Cirri-ciri permukaan
maternal:
·
Terdiri dari desidua
compacta dan sebagian desidua spongiosa yang kelak ikut lepas dengan plasenta
·
Menghadap ke dinding
rahim
·
Warnanya merah dan
terbagi oleh celah-celah. Plasenta terdiri dari 16-20 kotiledon
·
Permukaa kasar
beralur-alur
3.
Letak
Plasenta
Letak
plasenta pada umunya pada korpus uteri bagian depan atau belakang agak kea rah
fundus uteri. Hal ini fisiologis karena permukaan bagian atas korpus uteri
lebih luas , sehingga lbih banyak tempat berimplantasi
4.
Bentuk
dan ukuran plasenta
Plasenta
berbentuk bundar atau oval. Ukuran diameter 15-20cm, tebal 2-3 cm dan beratnya
± 500 gram. Panjang tali pusat 30-100 cm, terdiri dari :2 arteri dan 1 vena
(arteri mengandung darah kotor dan vena mengandung darah bersih)
Biasanya
plasenta akan terbentuk lengkap pada usia kehamilan kira-kira 16 minggu, dimana
ruang amnion telah mengisi seluruh rongga rahim.
Meskipun
ruang amnion membesar sehingga amnion tertekan kea rah korion, anmun amnion
hanya menempel saja tidak sampai melekat pada korion.
5.
Fungsi
plasenta
a.
Nutrisasi
Plasenta sebagai
alat nutritive. Penyaluran bahan nutrisi dari ibu ke janin dengan jalan:
-
Difusi air dan bahan
yang larut dalam air, garam kalium dan natrium. Makin besar berat jenis abhan
makanan maka makin lambat system difusi
-
Sistem enzimatik.
Prinsip bahan tersebut dipecah dan selanjutnta disintesis e bentuk aslinya dalm
bentuk vili korialis. Bahan yang mengalami proses anzimatik:
·
Protein dipecah menjadi
asam amino
·
Lemak dipecah menjadi
asam lemak
·
Hidrat arang dipeah
menjadi glukosa
·
Glikogen dipecah
menjadi fruktosa
·
Vitamin dipecah menjadi
bentuk yang lebih kecil
·
Obat-obatan
-
Pinositosis caranya
seperti aktivitas amoben. Bahan tersebut adalah immunoglobulin G dan albumin
b.
Ekresi
Ginjal,
hati, dan usus belum berfungsi dengan baik sebagai alat pebuangan. Sisa
metabolisme akan dibuna melalui plasenta yang dapat menghubungkan janin dengan
dunia luar secara tidak langsung.
Zat
utama yang diekskresikan adalah karbondioksida (CO2). Bilirubin juga
diekskresikan karena sel darh merah diganti relative sering. Terdapat pemecahan
jaringan yang terpisah serta jumlah urea dan asam urat yang diekskresikan
sangat sedikit.
c.
Respirasi
Dalam
sirkulasi janin terdapat fetal haemoglobin (F) yang memiliki afinitas tinggi
terhadap oksigen dan sebaliknya mudah melepaskan karbondioksida melaui system
difus dalam plasenta. Dengan adanya perbedaan afinitas tersebut , plasenta
dapat menjalankan fungsinya sebagai alat pernapasan, Makin tua kehamilanm
semakin tinggi konsentrasi adult haemoglobin (A) sebagai persiapan bernapas
melalui paru-paru pada saat kelahiran.
d.
Produksi
Hormon yang
dikeluarkan oleh plasenta (Heffner&Schust, 2006)adalah:
1.
Korionik
gonadotropin
·
Merangsang korpus
luteum menjadi korpus luteum gravidarum sehingga tetap menengeluarkan estrogen
dan progesterone. Korpus luteum berfungsi sampai plasenta sempurna.
·
Bersifat khas kehamilan
sehingga dapat dipakai sebagai hormone tes kehamilan.
·
Puncaknya tercapai pada
hari ke-60
·
Setelah persalinan,
dalam urin tidak dijumpai lagi.
2.
Korionik
somato-mammotropin
·
Hormon untuk
metabolisme protein
·
Bersifat laktogenik dan
luteotropik
·
Menimbulkan pertumbuhan
janin
·
Mengatur metabolisme
karbohidrat dan lemak
3.
Estrogen
Plasenta
·
Dalam bentuk estradiol,
estriol dan estron
·
Pertumbuhan dan
perkembangan otot rahim
·
Retensi air dan garam
·
Perkembangan tubulus
payudara sebagai pengganti ASI
·
Melaksanakan sintesis
protein
4.
Progesteron
·
Permulaan hamil dibuat
oleh korpus liteum dan plasenta
·
Pemenang otot rahim
selama hamil
·
Bersama estrogen
mengaktifkan tubulus dan alveolus payudara
·
Meghalangi proses
pematangan folikel de Graff sehingga tidak terjadi ovulasi serta menghalangi
pengeluaran LH
e.
Imunisasi
Janin
mempunyai kekebalan pasif sampai umur 4bulan dan selanjutnya kekebalan tersebut
berkurang. Antibodi yang dibentuk ibu melalui plasenta menyebabkan bayi kebal
terhadap infeksi. Antibody disalurkan melalui ASI sehingga kolostrum harus
diberikan.
f.
Barrier
Sel
trofoblas cukup kuat untuk bertindak sebagai barrier terhadap beberapa bacteria
atu virus. Demikian juga obat yang dapat membahayakan pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim dihalangi masuk melalui plasenta.
2.1.4
Psikologis
Keadaan
psikologis ibu mempengaruhi proses persalinan. Ibu bersalin yang didampingi
oleh suami dan orang yang dicintainya cenderung mengalami proses persalinan
yang lebih lancer disbanding dengan ibu bersalin tanpa pendamping. Ini
menunjukkan bahwa dukungan mental berdampak positif bagi keadaan psikis ibu,
yang berpengaruh tehadap kelancaran proses persalinan (Asrinah, 2010:21).
Perubahan
psikologis dan prilaku ibu, terutama yang terjadi selama fase laten, aktif, dan
transisi pada kala 1 persalinan memiliki karakteristik masing-masing. Sebagian
besar ibu hamil yang memasuki masa persalinan akan merasa takut. Apalagi untuk
seorang primigravida yang pertama kali beradaptasi dengan ruang bersalin. Hal
ini harus disadari dan tidak boleh diremehkan oleh petugas kesehatan yang akan
memberikan pertolongan persalinan. Ibu hamil yang akan bersalin mengharapkan
penolong yang dapat dipercaya dan dapat memberikan bimbingan dan informasi
mengenai kedaannya.
Kondisi
psikologis ibu bersalin dapat juga dipengaruhi oleh dukungan dari pasangannya,
orang terdekat, keluarga, penolong, fasilitas dan lingkungan tempat bersalin,
bayi yang dikandungnya merupakan bayi yang diharapkan atau tidak.
2.1.5
Pysian/penolong
Kompetensi
yang dimiliki penolong sangat bermanfaat untuk memperlancar proses persalinan
dan mencegah kematian maternal dan neonatal. Dengan pengetahuan dan kompetensi
yang baik diharapkan kesalahan atau malpraktik dalam memberikan asuhan tidak
terjadi (Asinah, 2010:21).
Tidak
hanya aspek tindakan yang diberikan, tetapi aspek konseling dan pemberian
informasi yang jelas dibutuhkan oleh ibu bersalin untuk megurangi tingkat
kecemasan ibu dan keluarga.
Bidan
mempunyai tanggungjawab yang besar dalam proses persalinan. Langkah utama yang
harus dikerjakan adalah mengkaji perkembangan persalinan memberitahu
perkembangannya baik fisiologis maupun patologis pada ibu dan keluarga dengan
bahasa yang mudah dimengerti. Kesalahan yang dilakukan bidan dalam mendiagnosis
persalinan dapat menimbulkan kegelisahan dan kecemasan pada ibu dan keluarga.
BAB
3
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
keberhasilan
proses persalinan di pengaruhi oleh beberapa factor ( 5 P ) yaitu:
1.Power
2.Passage (jalan lahir )
3.Pasanger ( janin dan plasenta )
4.Psikolgis
5.Pisycian
( penolong )
Apabila salah satu faktor dari faktor faktor
tersebut mengalami masalah,maka persalinan tidak akan berjalan lancar. Dan dari kelima faktor,
faktor yang paling penting adalah power, passage, pasanger.
3.2
Saran
Diharapakan kepada
semua mahasiswa agar mengerti factor-faktor yang mempengaruhi persalinan
sehingga dapat mengetahui masalah yang hendak dihadapi saat persalinan
DAFTAR PUSTAKA
Nurasiah,
ai.dkk. 2012. Asuhan persalinan Normal. Bandung: PT. Refika Aditama