BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumor (Neoplasma) adalah pertumbuhan baru jaringan yang tidak terkontrol
dan progresif.Salah satu contoh tumor akibat genetik ini adalah tumor wilms,
tumor wilms adalah tumor ginjal campuran ganas yang tumbuh dengan cepat,
terbentuk dari unsur embrional, biasanya mengenai anak-anak sebelum usia lima
tahun. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diduga
melibatkan faktor genetik. Tumor
wilms berasal dari proliferasi patologik blastema metanefron. Biasanya
pasien dibawa ke dokter oleh orang tuanya karena diketahui perutnya membucit
,ada benjolan di perut sebelah atas,atau diketahui kencing berdarah
Insidensi Tumor
wilms menyebabkan neoplasma ginjal sebagian besar anak dan terjadi dengan
frekuensi hampir sama pada kedua jenis kelamin dari semua ras, dengan indikasi
tahunan 7,8 per juta anak yang berusia kurang dari 15 tahun. Gambaran tumor
Wilms yang paling penting adalah kaitannya dengan anomaly congenital, yang
paling umum adalah anomaly urogenotal (4,4%), hemihipertrofi (2,9%), dan
aniridia sporadic (91,1%).
Jika secara klinis tumor masih berada dalam stadium
dini dan ginjal di sebelah kontalateral normal,dilakukan nefrektomi
radikal.pebedahan ini kadang kala diawali dengan pemberian sitostatika atau
radiasi
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1
Bagaimana anatomi dari ginjal?
1.2.2
Apa definisi
dari tumor wilm?
1.2.3
Apa etiologi dari tumor
wilm?
1.2.4
Bagaimana patofisiologi
dari tumor wilm?
1.2.5
Bagaimana WOC dari tumor
wilm?
1.2.6
Bagaimana
manifestasi klinis dari tumor wilm?
1.2.7
Bagaimana pemeriksaan diagnostik dari
tumor wilm?
1.2.8
Bagaimana penatalaksanaan
medis
dari
tumor wilm?
1.2.9
Bagaimana Komplikasi dari
tumor wilm?
1.2.10
Bagaimana Asuhan
Keperawatan dari tumor wilm?
1.3 Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat mengetahui
konsep dasar dari penyakit tumor wilm dan juga dapat mengetahui seperti apa
sebenarnya tumor wilm serta mahasiswa dapat menerapkan
asuhan keperawatan dengan riwayat pasien dengan tumor
wilm
1.4 Tujuan Khusus
1.4.1
Agar
dapat mengetahui anatomi dari ginjal
1.4.2
Agar
dapat memahami dan mengerti definisi tumor wilm
1.4.3
Agardapat mengetahui penyebab (etiologi) dari tumor
wilm
1.4.4
Agar dapat mengetahui Patofisiologi penyakit tumor
wilm
1.4.5
Agar dapat memahami WOC dari tumor
wilm
1.4.6
Agar dapat mengetahui manifestasi klinis dari tumor
wilm
1.4.7
Agar dapat mengetahui pemeriksaan diagnostik dari tumor
wilm
1.4.8
Agar dapat mengetahui penatalaksanaan medis dari tumor
wilm
1.4.9
Agar dapat mengetahui komplikasi yang dapat
disebabkan oleh tumor wilm
1.4.10
Agar dapat memahami proses asuhan keperawatan dari tumor
wilm
1.5 Manfaat
Agar mahasiswa dapat menerapkan
asuhan keperawatan dari tumor wilm dan juga dapat membantu
masyarakat yang ada di sekitar. Dan juga supaya dapat memcegah penyakit tumor
wilm dari sejak dini.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Anatomi
Fisiologi Ginjal
Dalam
keadaan normal, manusia memiliki 2 ginjal. setiap ginjal memiliki sebuah ureter,
yang mengalirkan air kemih dari pelvis renalis (bagian ginjal yang
merupakan pusat pengumpulan air kemih) ke dalam kandung kemih. Dari kandung
kemih, air kemih mengalir melalui uretra, meninggalkan tubuh melalui penis
(pria) dan vulva (wanita).
Anatomi ginjal
2.1.1 Makroskopis
Ginjal
terletak dibagian belakang abdomen atas, dibelakang peritonium, didepan dua
kosta terakhir dan tiga otot-otot besar (transversus abdominis, kuadratus
lumborum dan psoas mayor). Ginjal pada orang dewasa penjangnya sampai 13 cm,
lebarnya 6 cm dan berat kedua ginjal kurang dari 1% berat seluruh tubuh atau
ginjal beratnya antara 120-150 gram.
Bentuknya
seperti biji kacang, jumlahnya ada 2 buah yaitu kiri dan kanan, ginjal kiri
lebih besar dari ginjal kanan dan pada umumnya ginjal laki-laki lebih panjang
dari pada ginjal wanita. Ginjal dipertahankan dalam posisi tersebut oleh
bantalan lemak yang tebal. Potongan longitudinal ginjal memperlihatkan dua
daerah yang berbeda yaitu korteks dan medulla.
Medulla terbagi menjadi baji segitiga yang disebut piramid.
Piramid-piramid tersebut dikelilingi oleh bagian korteks dan tersusun dari
segmen-segmen tubulus dan duktus pengumpul nefron. Papila atau apeks dari tiap
piramid membentuk duktus papilaris bellini yang terbentuk dari kesatuan bagian
terminal dari banyak duktus pengumpul (Price,1995 : 773).
2.1.2 Mikroskopis
Tiap tubulus ginjal dan glumerulusnya membentuk satu kesatuan (nefron).
Nefron adalah unit fungsional ginjal. Dalam setiap ginjal terdapat sekitar satu
juta nefron. Setiap nefron terdiri dari kapsula bowman, tumbai kapiler
glomerulus, tubulus kontortus proksimal, lengkung henle dan tubulus kontortus
distal, yang mengosongkan diri keduktus pengumpul. (Price, 1995)
2.1.3 Vaskularisasi ginjal
Arteri renalis dicabangkan dari aorta abdominalis kira-kira setinggi
vertebra lumbalis II. Vena renalis menyalurkan darah kedalam vena kavainferior
yang terletak disebelah kanan garis tengah. Saat arteri renalis masuk kedalam
hilus, arteri tersebut bercabang menjadi arteri interlobaris yang berjalan
diantara piramid selanjutnya membentuk arteri arkuata kemudian membentuk arteriola
interlobularis yang tersusun paralel dalam korteks. Arteri interlobularis ini
kemudian membentuk arteriola aferen pada glomerulus (Price, 1995).
Glomeruli bersatu membentuk arteriola aferen yang kemudian bercabang
membentuk sistem portal kapiler yang mengelilingi tubulus dan disebut kapiler
peritubular. Darah yang mengalir melalui sistem portal ini akan dialirkan
kedalam jalinan vena selanjutnya menuju vena interlobularis, vena arkuarta,
vena interlobaris, dan vena renalis untuk akhirnya mencapai vena cava inferior.
Ginjal dilalui oleh sekitar 1200 ml darah permenit suatu volume yang sama
dengan 20-25% curah jantung (5000 ml/menit) lebih dari 90% darah yang masuk
keginjal berada pada korteks sedangkan sisanya dialirkan ke medulla. Sifat
khusus aliran darah ginjal adalah otoregulasi aliran darah melalui ginjal
arteiol afferen mempunyai kapasitas intrinsik yang dapat merubah resistensinya
sebagai respon terhadap perubahan tekanan darah arteri dengan demikian
mempertahankan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus tetap konstan (
Price, 1995).
2.1.4 Persarafan pada ginjal
Menurut Price (1995) “Ginjal mendapat persarafan dari nervus renalis
(vasomotor), saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk kedalam
ginjal, saraf ini berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke
ginjal”.
2.1.5 Fisiologi Ginjal
fungsi ginjal adalah untuk:
a. menyaring limbah
metabolik
b. menyaring
kelebihan natrium dan air dari darah
c. membantu membuang
limbah metabolik serta natrium dan air yang berlebihan dari tubuh
d. membantu mengatur
tekanan darah
e. membantu mengatur
pembentukan sel darah.
Setiap
ginjal terdiri dari sekitar 1 juta unit penyaring (nefron).
sebuah nefron merupakan suatu struktur yang menyerupai mangkuk dengan dinding yang berlubang (kapsula bowman), yang mengandung seberkas pembuluh darah (glomerulus). kapsula bowman dan glomerulus membentuk korpuskulum renalis.
sebuah nefron merupakan suatu struktur yang menyerupai mangkuk dengan dinding yang berlubang (kapsula bowman), yang mengandung seberkas pembuluh darah (glomerulus). kapsula bowman dan glomerulus membentuk korpuskulum renalis.
2.2 Definisi Tumor Wilm
2.2.1 Tumor ginjal
Tumor ginjal merupakan tumor urogenitalia nomer tiga
terbanyak setelah tumor prostat dan tumor kandung kemih. Semakin meluasnya
penggunakan USG abdomen sebagai salah satu pemeriksaan screening ( penyaring )
di berbagai klinik rawat jalan, makin banyak diketemukan kasus tumor ginjal
yang masih dalam stadium awal.(Basuki, 2011)
2.2.2 Klasifikasi
Ginjal terdiri atas parenkim ginjal dan sistem saluran
ginjal, yaitu sistem pelvikalises. Kedua bagian ginjal itu bisa terserang tumor
jinak maupun tumor ganas, dengan gambaran klinik dan prognosis yang
berbeda-beda.
Tumor ginjal dapat berasal dari tumor primer di ginjal
ataupun merupkan tumor sekunder yang berasal dari metastasis keganasan di
tempat lain. Tumor ginjal primer dapat mengenai parenkim ginjal ataupun
mengenai sistem saluran ginjal. Selain tumor ganas, beberapa tumor jinak dapat
mengenai ginjal. .(Basuki, 2011)
2.2.3 Nefroblastoma
adalah
tumor ginjal yang banyak menyerang anak berusia kurang dari 10 tahun,dan paling
sering dijumpai pada umur 3,5 tahun.tumor ini merupakan tumor urogenitalia yang
paling banyak menyerang anak-anak.kurang lebih 10% tumor ini menyerang kedua
ginjal secara bersamaan.(Basuki,2011)
Nefroblastoma sering dikenal dengan nama tumor wilm
atau karsinoma sel
embrional. tumor wilm sering diikuti dengan kelainan bawaan berupa
anridia, hemihipertrofi, dan anomaly organ urogenitalia
Tumor bisa
tumbuh cukup besar, tetapi biasanya tetap berada dalam kapsulnya. Tumor bisa
menyebar ke bagian tubuh lainnya. Wilms tumor ditemukan pada 1 diantara 200.000
– 250.000 anak – anak. Biasanya umur rata – rata terjangkit kanker ini antara 3
– 5 tahun baik laki – laki maupun perempuan.
Tumor Wilms
jarang disebabkan karena faktor keturunan. Kurang dari 2% terjangkit karena
faktor keturunan. Kebanyakan kasus terjadi secara sporadis dan merupakan hasil dari mutasi
genetik yang mempengaruhi perkembangan sel – sel di ginjal.
Sejumlah
kecil pasien dengan tumor wilms mempunyai satu dari tiga sindrom genetik
termasuk yang berikut :
1. WAGR Syndrome
WAGR
syndrome terdiri dari empat penyakit yang menyertai, termasuk Wilm’s Tumor,
Aniridia, malformasi genitourinaria, Retardasi mental. Hal ini disebabkan
karena hilang atau tidak
aktifnya gen penekan tumor yang disebut WT1 pada kromosom #11.
2. Denys-Drash
syndrome
Ditandai
oleh gagal ginjal, malformasi genitourinaria dan tumor ganads (ovarium atau
testis). Hal ini juga disebabkan karena hilang atau tidak aktifnya gen penekan
tumor yang disebut WT1 pada kromosom #11.\
3. Beckwith-Wiedemann
syndrome
Ditandai
dengan berat badan saat lahir berlebihan dan membesarnya hepar, lien, dan
lidah; gula darah yang rendah pada periode neonatal, malformasi sekitar
telinga, pertumbuhan badan asimetris, omphalocele dan tumor di hepar dan
kelenjar adrenal. Ini terjadi karena overactive copy dari
onkogen pada kromosom #11, yang disebut IGF2.
2.3 Etiologi Dari Tumor Wilm
Penyebabnya
tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan faktor genetik. Tumor
wilms berasal dari proliferasi patologik blastema metanefron akibat tidak
adanya stimulasi yang normal dari duktus metanefron untuk menghasilkan tubuli
dan glomeruli yang berdiferensiasi baik. Perkembangan blastema renalis untuk
membentuk struktur ginjal terjadi pada umur kehamilan 8-34 minggu. Sehinga
diperkirakan bahwa kemampuan blastema
primitif untuk merintis jalan ke arah pembentukan Tumor wilms,
apakah sebagai mutasi germinal atau somatik, itu terjadi pada usia kehamilan
8-34 minggu.
Sekitar 1,5% penderita mempunyai saudara atau anggota keluarga lain yang
juga menderita Tumor wilms. Hampir semua kasus unilateral tidak bersifat
keturunan yang berbeda dengan kasus Tumor bilateral. Sekitar 7-10% kasus Tumor wilms
diturunkan secara autosomal dominan.(Basuki, 2011)
.
2.4 Patofisiologi Penyakit Tumor Wilm
Tumor wilms berasal dari proliferasi patologik blastema metanefron
akibat tidak adanya stimulasi yang normal dari duktus metanefron untuk
menghasilkan tubuli dan glomeruli yang berdiferensiasi baik. Gambaran anaplasia merupakan
indikator penting dalam prognosis tumor Wilms. Gambaran anaplastik ditandai oleh pembesaran inti sel 2-3
kali lipat, hiperkromatisasi, dan gambaran mitosis yang abnormal
Tumor wilms muncul saat sel yang membentuk ginjal
gagal berkembang dan malah menggandakan diri pada bentuknya yang primitif.
Tumor wilms biasanya terlihat jelas pada anak usia 1-5 tahun. Massa seringkali
mengubah ginjal dan memampatkan jaringan normal menjadi jaringan tipis. Tumor
wilms berasal dari parenkim ginjal. Hal ini menyebabkan perdarahan sehingga
saat buang air kecil mengandung darah. Disamping itu dapat disertai hipertensi
karena tumor wilms dapat merangsang aktifitas renin.
Tumor
berasal dari blastema metanefrik dan terdiri atas blastema, stroma, dan epitel.
Kadang tidak tampak unsur epitel atau stroma. Pada sediaan makroskopik tampak
sebagai tumor yang besar berwarna abu – abu dengan fokus perdarahan atau
nekrosis.
Tumor berasal dari blastema metanefrik dan terdiri
atas blatema,stroma,dan epitel.dari irisan bewarna abu-abu dan terdapat focus
nekrosis atau perdarahan.secara histopatologik dibedakan 2 jenis
nefroblatoma,yaitu favorable dan unfavorable.(Basuki, 2011)
2.4.1 Penyebaran
Setelah melewati kapsul
ginjal,tumon akan mengadakan invasi ke organ di sekitarnya dan menyebar secara
limfogen melalui kelenjar limfe para aorta.penyebaran secara hematogen melalui
vena renalis ke vena kava,kemudian mengadakan metastasis keparu (85%),hepar
(10%),dan bahkan pada stadium lanjut menyebar ke ginjal kontralateral.(Basuki,
2011)
2.4.2 Stadium
NWTS (nasional wilm’s tumor study) membagi tingkat
penyebaran tumor ini (setelah dilakukan nefrektom) dalam 5 stadium (Basuki,
2011):
1.
Tumor terbatas pada
ginjal dan dapat dieksisi sempurna
2.
Tumor meluas keluar
ginjal dan dapat dieksisi sempurna,mungkin telah mengadakan penetrasi ke
jaringan lemak perirenal,limfonudi para aorta ata ke vasa renalis
3.
Ada sisa sel tumor di
abdomen yang mungkin berasal dari: biopsi atau rupture yang terjadi sebelum
atau selama operasi
4.
Metastasis hematogen
5.
Tumo bilateral
Gambar stadium
tumor wilm
2.5 Woc Dari Tumor Wilm (terlampir)
2.6 Manifestasi Klinis Dari Tumor Wilm
Biasanya pasien dibawa ke
dokter oleh orang tuanya karena diketahui perutnya membucit ,ada benjolan di
perut sebelah atas,atau diketahui kencing berdarah.pada pemeriksaan
kadang-kadang di dapatkan hipertensi,masa padat pada perut sebelah ata yang kadang-kaan
telah melewati garis tengah dan sulit di gerakkan.pada pemeriksaan USG abdomen
terdapat massa padat pada perut (retroperitoneal) sebelah atas.yang dalam hal
ini harus dibedakan dengan neuroblastoma atau teratoma.(Basuki, 2011)
Pemeriksaan IVU,tumor wilm menunjukkan
adanya distorsi sistem pelviklises atau mungkin didapatkan ginjal non visualized,sedangkan pada
neuroblastoma terjadi pendesakan sistem kaliks ginjal ke kaudo-lateral (Basuki,
2011)
Keluhan
utama biasanya hanya benjolan perut, jarang dilaporkan adanya nyeri perut dan
hematuria, nyeri perut dapat timbul bila terjadi invasi tumor yang menembus
ginjal sedangkan hematuria terjadi karena invasi tumor yang menembus sistim
pelveokalises. Demam dapat terjadi sebagai reaksi anafilaksis tubuh terdapat
protein tumor dan gejala lain yang
bisa muncul adalah :
a.
Malaise (merasa tidak enak badan)
b.
Nafsu makan
berkurang
c.
Mual dan muntah
d.
Pertumbuhan berlebih pada salah satu
sisi tubuh (hemihipertrofi)
Pada 15-20% kasus, terjadi hematuria
(darah terdapat di dalam air kemih). Tumor Wilms bisa menyebabkan tekanan darah
tinggi (hipertensi). Gambaran
klinis lainnya berupa demam, penurunan berat badan, anemia, varikokel kiri
(akibat obstruksi vena renalis kiri), dan hipertensi. Trombus tumor dapat
meluas ke vena cava inferior dan jantung sehingga menimbulkan malfungsi
jantung. Kadang-kadang, terjadi gejala akut abdomen akibat ruptur tumor setelah
suatu trauma minor. Febris yng disebabkan karena nekrosis tumor atau
terbebasnya zat pirogen endogen tumor. Nyeri yang terjadi akibat invasive tumor
ke organ lain atau peregangan kapsula fibrosa ginjal
2.7 Pemeriksaan Diagnostik Dari Tumor Wilm
2.7. 1 Diagnosa Banding
Benjolan pada perut sebelah atas yang terdapat pada
anak-anak dapat disebabkan oleh karena:(1) hidronefrosis atau kista ginjal yang
kedua merupakan massa yang mempunyai konsisten kistus,(2) neuoblastoma biasanya
keadaan pasien lebih buruk dan pada pemeiksaan
laboratorium,kadar VMA(vanyl madelic acid) dalam urine mengalami peningkatan,dan (3)teratoma retroperitoneum.(Basuki,
2011)
2.7.2 Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium tidak banyak membantu,
hanya dapat ditemukan laju endap darah yang meninggi dan kadang kadang ditemukan
hematuria. Bila kedua kelainan labolatorium ini ditemukan, maka prognosis
diagnosa buruk
b. Pada foto polos abdomen akan tampak masa jaringan
lunak dan jarang ditemukan klasifikasi didalamnya
c. Pemeriksaan pielografi
intravena dapat memperlihatkan gambaran distori, penekanan dan pemanjangan
susunan pelvis dan kalises.
d. Dari pemeriksaan
renoarteriogram didaptkan gambaran arteri yang memasuki masa tumor.
e. Foto thoraks dibuat untuk
mencari metastasi kedalam paru-paru.
2.8 Penatalaksanaan Medis Dari Tumor Wilm
Jika
secara klinis tumor masih berada dalam stadium dini dan ginjal di sebelah
kontalateral normal,dilakukan nefrektomi radikal.pebedahan ini kadang kala
diawali dengan pemberian sitostatika atau radiasi.(Basuki, 2011)
1. Sitostatik pemberian sitostatika
dimulai sebelum pembedahan dan dilanjutkan beberapa seri setelah pembedahan
dengan memberian hasil yang cukup bagus.sitostatika yang dipergunakan adalah
kombinasi dari actinomisin D dengan vincristine. (Basuki, 2011)
2. Radiasi Eksterna Tumor wilm memberikan
respons yang cukup baik terhadap radioterapi (bersifat radiosensitif).radiasi
di berikan sebelum atau setelah operasi dan kadang kala di berikan berselingan
dengan sitostatika sebagai terapi sandwich. (Basuki, 2011)
Tindakan operasi merupakan tindakan untuk terapi sekaligus penentuan stadium tumor. Berdasarkan rekomendasi NWTSG,
nefrektomi primer dikerjakan pada semua keadaan kecuali pada tumor unilateral
yang unresectable, tumor bilateral dan tumor yang sudah berekstensi ke vena
cava inferior di atas vena hepatika. Tumor yang unresectable dinilai
intraoperatif. Diberikan kemoterapi seperti stadium III dan pengangkatan tumor
dilakukan setelah 6 minggu. Pada tumor bilateral, dilakukan biopsi untuk
menentukan jenis tumor dan diberikan kemoterapi biasanya dalam 8-10 minggu.
Nefrektomi dilakukan pada kasus tumor bilateral jika diberikan sisa parenkim
ginjal setelah reseksi tumor masih lebih dari 2/3. Hal penting dalam pembedahan
meliputi insisi transperitoneal, eksplorasi ginjal kontralateral, dilakukan
nefrektomi radikal, hindari tumpahan tumor, dan biopsi kelenjar getah bening
yang dicurigai.
Terapi lanjutan dengan kemoterapi atau radioterapi tergantung pada hasil
staging dan histologi (favourable atau non favourable) dari tumor. Berdasarkan
NWTS-5 berikut algoritma pemberian kemoterapi dan radioterapi pada tumor Wilms.
Nefrektomi parsial hanya dianjurkan pada pasien dengan tumor bilateral,
solitary kidney, dan insufisiensi renal. Pada kasus tumor Wilms bilateral yang
perlu dilakukan nefrektomi bilateral, transplantasi dilakukan setelah 1 tahun
setelah selesai pemberian kemoterapi.
Keberhasilan penanganan tumor Wilms ditentukan dari hasil stratifikasi,
registrasi, dan studi NWTSG. Survival bebas penyakit 95% untuk stadium I, dan
kira-kira 80% untuk pasien secara keseluruhan. Prognosis buruk
dijumpai pada pasien dengan metastasis ke kelenjar getah bening, paru-paru dan
hepar.
2.10 Komplikasi Tumor Wilm
a.
Tumor Bilateral
b.
Ekstensi Intracaval dan atrium
c.
Tumor lokal yang lanjut
d.
Obstruksi usus halus
e.
Tumor maligna sekunder
BAB 3
Asuhan Keperawatan Dari Tumor Wilm
3.1 Pengkajian
a.
Identitas : Menanyakan nama, jenis kelamin ,alamat, nomor telepon yang bisa
dihubungi
b.
Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengeluh kencing
berwarna seperti cucian daging, bengkak sekitar perut. Tidak nafsu makan, mual
, muntah dan diare. Badan
panas hanya sutu hari pertama sakit.
c.
Riwayat kesehatan dahulu
Apakah klien pernah mengeluh kelainan pada ginjal
sebelumnya, atau gejala-gejala tumor wilms
d.
Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada riwayata keluarga klien pernah mengidap
kanker atau tumor sebelumnya
e.
Pemeriksaan fisik
Melakukan pemeriksaan TTV klien, dan mengobservasi
head to too dan yang harus di perhatikan adalah palpasi abdomen yang cermat dan
pengukuran tekanan darah pada keempat ektremitas. Tumor dapat memproduksi renin
atau menyebabkan kompresi vaskuler sehingga mengakibatkan hipertensi. Deskripsi
yang rinci mengenai kelainan traktus urinarius dan adanya aniridia atau
hemihipertrofi juga perlu dicari.
f.
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium tidak banyak membantu,
hanya dapat ditemukan laju endap darah yang meninggi dan kadang kadang
ditemukan hematuria. Bila kedua kelainan labolatorium ini ditemukan, maka prognosis
diagnosa buruk
2. Pada foto polos abdomen akan tampak masa jaringan
lunak dan jarang ditemukan klasifikasi didalamnya
3. Pemeriksaan pielografi
intravena dapat memperlihatkan gambaran distori, penekanan dan pemanjangan
susunan pelvis dan kalises.
4. Dari pemeriksaan
renoarteriogram didaptkan gambaran arteri yang memasuki masa tumor. Foto
thoraks dibuat untuk mencari metastasi kedalam paru-paru.
g. Pengkajian pola sehari-hari
1.
Pola nutrisi dan metabolic
Suhu badan normal hanya panas hari pertama sakit.
Dapat terjadi kelebihan beban sirkulasi karena adanya retensi natrium dan air,
edema pada sekitar mata dan seluruh tubuh. Klien mudah mengalami infeksi karena
adanya depresi sistem imun. Adanya mual , muntah dan anoreksia
menyebabkan intake nutrisi yang tidak adekuat. BB meningkat karena adanya
edema. Perlukaan pada kulit dapat terjadi karena uremia.
2.
Pola eliminasi
Eliminasi alvi tidak ada gangguan, eliminasi uri :
gangguan pada glumerulus menyebakan sisa-sisa metabolisme tidak dapat
diekskresi dan terjadi penyerapan kembali air dan natrium pada tubulus yang
tidak mengalami gangguan yang menyebabkan oliguria sampai anuria ,proteinuri,
hematuria.
3.
Pola Aktifitas dan latihan :
Pada Klien dengan kelemahan malaise,
kelemahan otot dan kehilangan tonus karena adanya hiperkalemia. Dalam perawatan
klien perlu istirahat karena adanya kelainan jantung dan dan tekanan darah
mutlak selama 2 minggu dan mobilisasi duduk dimulai bila tekanan ddarah sudah
normal selama 1 minggu. Adanya edema paru maka pada inspeksi terlihat retraksi
dada, pengggunaan otot bantu napas, teraba , auskultasi terdengar rales dan
krekels , pasien mengeluh sesak, frekuensi napas.
Kelebihan beban sirkulasi
dapat menyebabkan pemmbesaran jantung (Dispnea, ortopnea dan pasien terlihat
lemah), anemia dan hipertensi yang juga disebabkan oleh spasme pembuluh darah.
Hipertensi yang menetap dapat menyebabkan gagal jantung. Hipertensi
ensefalopati merupakan gejala serebrum karena hipertensi dengan gejala penglihatan
kabur, pusing, muntah, dan kejang-kejang.
4.
Pola tidur dan istirahat
Klien tidak dapat tidur
terlentang karena sesak dan gatal karena adanya uremia. keletihan, kelemahan
malaise, kelemahan otot dan kehilangan tonus
5.
Kognitif & perseptual
Peningkatan ureum darah
menyebabkan kulit bersisik kasar dan rasa gatal. Gangguan penglihatan dapat
terjadi apabila terjadi ensefalopati hipertensi. Hipertemi terjadi pada hari
pertama sakit dan ditemukan bila ada infeksi karena inumnitas yang
menurun.
6.
Persepsi diri
Klien cemas dan takut karena
urinenya berwarna merah dan edema dan perawatan yang lama. Anak berharap dapat
sembuh kembali seperti semula
7.
Hubungan peran
Anak tidak dibesuk oleh
teman – temannya karena jauh dan lingkungan perawatan yang baru serta kondisi
kritis menyebabkan anak banyak diam
3.2
Diagnosa Keperawatan
3.2.1 Pre operasi:
a.
B1: Pola napas tidak
efektif b.d metastase tumor ke paru-paru
b.
B2: Gangguan perfusi
jaringan b.d anemia, gangguan pembentukan eritropoetin
c.
B3: Nyeri b.d
peregangan kapsula ginjal
d.
B4: Gangguan eliminasi
urine b.d hematuria
e.
B5: Nutrisi kurang dari
kebutuhan b.d gangguan metabolisme di hati
f.
B6: Intoleransi
aktivitas b.d kelemahan karena penurunan O2 ke jaringan
3.2.2 Post Op
a.
Nyeri b.d trauma incisi
pembedahan nefrektomi
b.
Resiko kekurangan
volume cairan b.d pembatasan masukan cairan selama pre dan post operasi
c.
Resiko infeksi b.d port
de entri bakteri pasca pembedahan
3.3 Rencana Keperawatan
3.3.1 Pre operasi:
a.
B1:
Pola napas tidak efektif b.d metastase tumor ke paru-paru
Tujuan:
Pola pernafasan
menjadi efektif setelah dilaksanakan tindakan perawatan dalam 1 x
30 menit
Kriteria hasil:
1.
Respirasi 18 –24 x
/menit
2.
Tidak ada tanda –tanda
sianosis
3.
Pasien
mengatakan sesak nafas berkurang / hilang
Intervensi
|
Rasional
|
Mandiri
1.
Tinggikan kepala dan
bantu mengubah posisi
|
Duduk tinggi
memungkinkan ekspansi paru dan memudahkan pernapasan
|
Heath
Education
2.
Bantu pasien dalam
napas dalam dan latihan batuk
|
Dapat meningkatkan
pernapasan karena adanya obstruksi
|
Observasi
3.
Kaji frekuensi
kedalaman pernapasan dan ekspansi dada
4.
Auskultasi bunyi
napas dan catat adanya bunyi napas tambahan
|
Kedalaman
pernapasan bervariasi tergantung derajat kegagalan napas
Bunyi napas menurun
bila jalan napas terdapat gangguan (obstruksi,perdarahan,kolaps)
|
Kolaborasi
5.
Berikan oksigen
tambahan
|
Memaksimalkan
bernapas dan menurunkan kerja napas
|
b.
B2:
Gangguan perfusi jaringan b.d anemia, gangguan pembentukan eritropoetin
Tujuan: Dalam 1x24 jam, perfusi
jaringan tubuh pasien membaik
Kriteria Hasil:
CRT <3 detik
Akral Hangat kering merah
Mukosa lembab
Tidak ada tanda tanda sianosis
Intervensi
|
Rasional
|
Mandiri
1.
Kaji daerah abdomen,
dada dan punggung
2.
Kaji tanda-tanda
vital
|
1.
mengetahui adanya
pembengkakan, palpasi massa, edema, ekimosis, perdarahan atau ekstravasasi
urine
2.
pengamatan
tanda-tanda vital membantu memutuskan tindakan keperawatan yang tepat.
|
Health Education
1.
Anjurkan pasien untuk
meningkatkan asupan cairan bila diindikasikan
|
1.
Peningkatan pemasukan
cairan membantu pelancaran haluaran urine; menilai faal ginjal
|
Kolaborasi
1.
Kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian cairan intra vena
|
1.
terapi intra vena
berguna dalam memperbaiki tekanan darah dan perfusi ginjal
|
Observasi
1.
Monitor adanya hematuria
|
1.
hematuria
mengidentifikasi perdarahan renal.
|
c.
B3:
Nyeri b.d peregangan kapsula ginjal
Tujuan : Setelah dilakukan kperawatan selama 1x30 menit diharapkan nyeri
pasien berkurang
Kriteria Hasil:
a. Secara Subjektif pasien menyatakan nyerinya
berkurang-hilang
b. TTV pasien normal
TD: 120/80 mmhg, T: 36-370C, RR:
16-20/menit, N: 60-100/menit
c. Wajah pasien terlihat rileks tidak meringis
d. Skala nyeri pasien 1-3
Intervensi
|
Rasional
|
Mandiri
2. Observasi nyeri dengan pendekatan PQRST
|
2.
Mengetahui tingkat nyeri
dan penyebarannya sehingga
dapat menentukan intervensi
|
Health Education
1.
Ajarkan teknik relaksasi untuk nafas dalam
|
1. merelaksasikan
otot-otot sehingga nyeri berkurang
|
Observasi
1.
Observasi nyeri
dengan pendekatan PQRST serta Perkembangan nyeri apakah menyebar ke area lain
2.
Observasi TTV pasien
|
.
1.
Mengetahui tingkat nyeri setelah diberikan beberapa intervensi
2.
Peningkatan TTV pasien menunjukkan reflek
patologis terhadap nyeri
|
Kolaborasi
1.
Berikan analgetik
sesuai terapi dokter.
|
1. Analgetik efektif
untuk mengurangi dan mengatasi rasa nyeri
|
d.
B4:
Gangguan eliminasi urine b.d hematuria
Tujuan: setelah dilakukan asuhan keperawatan 3 x 24
jam pasien dapat berkemih secara normal.
Kriteria Hasil :
Frekuensi urine psien normal
Urine normal 1200-1500cc
Tidak ada darah dalam urine
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
Mandiri
|
1.
Peningkatan
hidrasi dapat membilasi bakteri, darah dan debris dan dapat membatu lewatnya
batu
|
Health Education
1.
Awasi
pemasukan dan pengeluaran dan karakteristik urin
|
1.Memberikan informasi tentang fungsi ginjal dan
adnya komplikasi
|
Observasi
1.
Awasi
pemeriksaan laboratorium ex. Elektrolit, BUN, kreatinin
2.
Observasi
pola berkemih normal dan perhatikan variasi
|
1.
Peninggian
BUN, Kreatinindan elektrolit mengindikasikan disfungsi ginjal.
2.
Kalkulus
dapat menyebabkan eksitabilitas saraf yang menyebabkan sensasi kebutuhan
berkemih segera.
|
e.
B5:
Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d gangguan metabolisme di hati
Tujuan :
Dalam 2x24 jam, Status
nutrisi pasien dapat dipertahankan.
Kriteria :
- BB tidak mengalami
penurunan
- Intake makanan dan
cairan adekuat
- Nafsu makan
meningkat/baik
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
Mandiri
1.
Lakukan perawatan mulut
sebelum dan sesudah makan
2.
Auskultasi bunyi usus
3.
Timbang berat badan
sesuai indikasi
|
1.
Perawatan mulut dapat
meningkatkan nafsu makan
2.
Penurunan atau
hipoaktif bising usus menunjukkan motilitas gaster dan kostipasi yang
berhubungan dengan pembatasan pemasukan cairan, pilihan makanan buruk,
penurunan aktivitas dan hipoksemia
3.
Berguna untuk
menetukan kebutuhan kalori, menyusun tujuan berat badan dan evaluasi
keadekuatan rencana nutrisi.
|
Health
Education
1.
Dorong klien untuk
makan diet TKTP
2.
Anjurkan makan dalam
prosi kecil dan sering
3.
Hindari makan yang
mengandung gas.dan minuman karbonat
|
1.
Peningkatan pemenuhan
kebutuhan dan kebutuhan pertahanan tubuh
2.
Pasien akan mendapat masukan
makanan lebih banyak
3.
Dapat menghasilakan
distensi abdomen yang menganggu nafas abdomen dan gerakan diagframa yang
dapat meningkatan dispnea
|
Observasi
1.
Observasi intake dan
output/8 jam. Jumlah makanan dikonsumsi tiap hari dan timbang BB tiap hari
|
1.
Mengidentifikasi
adanya kemajuan/ penyimpanan dari tujuan yang diharapkan
|
Kolaborasi
1.
Kolaborasi dengan
ahli gizi / nutrisi.
|
1.
Metode makan dan
kebutuhan dengan upaya kalori didasarkan pada kebutuhan individu untuk
memberikan nutrisi maksimal dengan upaya minimal pasien /penggunaan energi.
|
f.
B6:
Intoleransi aktivitas b.d kelemahan karena penurunan O2 ke jaringan
Tujuan: Dalam 3x24 jam, Pasien
menunjukkan peningkatan aktivitas
Kriteria Hasil:
1. Pasien dapat memeragakan
program hemat energi
2. Pasien dapat beristirahat
dengan nyaman
Intervensi
|
Rasional
|
Mandiri
1.
Beri waktu istirahat yang cukup
2.
Pertahankan terapi oksigen tambahan
|
1.
Meningkatkan daya tahan klien, mencegah
kelelahan
2.
Mempertahankan, memperbaiki, dan
meningkatkan konsentrasi oksigen darah
|
Observasi
1.
Kaji respons normal setelah aktivitas
|
1.
Respon abnormal meliputi nadi, tekanan
darah, dan pernapasan yang meningkat
|
Health
Education
1.
Jelaskan aktivitas dan faktor yang dapat
meningkatkan kebutuhan oksigen
2.
Ajarkan program hemat energi
|
1.
Merokok, suhu ekstream, dan stress
menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah dan meningkatkan beban jantung
2.
Mencegah penggunaan energy berlebihan
|
3.3.2 Post Op
a.
Nyeri
b.d trauma incisi pembedahan nefrektomi
Tujuan : Setelah dilakukan kperawatan selama 1x30 menit diharapkan nyeri
pasien berkurang
Kriteria Hasil:
e. Secara Subjektif pasien menyatakan nyerinya
berkurang-hilang
f. TTV pasien normal
TD: 120/80 mmhg, T: 36-370C, RR:
16-20/menit, N: 60-100/menit
g. Wajah pasien terlihat rileks tidak meringis
h. Skala nyeri pasien 1-3
Intervensi
|
Rasional
|
Mandiri
4. Observasi nyeri dengan pendekatan PQRST
|
4.
Mengetahui tingkat nyeri
dan penyebarannya sehingga
dapat menentukan intervensi
|
Health Education
2.
Ajarkan teknik relaksasi untuk nafas dalam
|
2. merelaksasikan
otot-otot sehingga nyeri berkurang
|
Observasi
3.
Observasi nyeri
dengan pendekatan PQRST serta Perkembangan nyeri apakah menyebar ke area lain
4.
Observasi TTV pasien
|
.
3.
Mengetahui tingkat nyeri setelah diberikan beberapa intervensi
4.
Peningkatan TTV pasien menunjukkan reflek
patologis terhadap nyeri
|
Kolaborasi
2.
Berikan analgetik
sesuai terapi dokter.
|
2. Analgetik efektif
untuk mengurangi dan mengatasi rasa nyeri
|
b.
Resiko
kekurangan volume cairan b.d pembatasan masukan cairan selama pre dan post
operasi.
Tujuan: setelah dilakukan asuhan keperwatan selama 1 x
24 jam volume cairan pasien dapat seimbang
KH:
Intake dan output seimbang
TTV normal
TD:
120/80 MmHg, Nadi : 60 – 100x/menit, RR : 16 – 24, S: 36,5-37,50C.
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
Mandiri
|
1.
Menggatikan
kehilangan cairan dan natrium untuk mencegah dehidrasi
2.
Membandingkan
keluaran aktual
|
Observasi
|
3.
Indikator
hidrasi dan kebutuhan intervensi
|
Health
Education
4.
Dorong
peningkatan pemasukan oral berdasarkan kebutuhann
|
4.
Pengurangan
cadangan dan peningkatan resiko deihdrasi
|
c.
Resiko
infeksi b.d port de entri bakteri pasca pembedahan
Tujuan:
Dalam 2x24 jam, diharapkan tidak ada
tanda-tanda infeksi pada luka post operasi
Kriteria hasil:
a.
Insisi kering dan
penyembuhan mulai terjadi.
b.
TTV normal
c.
TD:
120/80 MmHg, Nadi : 60 – 100x/menit, RR : 16 – 24, S: 36,5-37,50C.
i.
TD: 120
ii.
Leukosit normal
4000-11.000/mm3
iii.
Tidak ada pus/nana
Intervensi
|
Rasional
|
Mandiri
1.
Kaji suhu tiap 4 jam
2.
Pertahankan
tehnik steril untuk mengganti balutan dan perawatan luka
|
1.
Peningkatan suhu
menandakan adanya infeksi
2.
Menghindari
infeksi silang.
|
Health
Education
1.
Anjurkan klien untuk
menghindari atau menyentuk insisi
|
1.
Menghindarkan infeksi.
|
Observasi
1.
Kaji dan laporkan
tanda dan gejala infeksi luka (demam, kemerahan, bengkak, nyeri tekan dan
pus)
|
1.
Mengintervensi
tindakan selanjutnya
|
BAB 4
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Nefroblastoma adalah tumor ginjal yang banyak
menyerang anak berusia kurang dari 10 tahun,dan paling sering dijumpai pada
umur 3,5 tahun.tumor ini merupakan tumor urogenitalia yang paling banyak
menyerang anak-anak.kurang lebih 10% tumor ini menyerang kedua ginjal secara
bersamaan.(Basuki,2011)
Tumor wilms berasal dari
proliferasi patologik blastema metanefron akibat tidak adanya stimulasi yang
normal dari duktus metanefron. Biasanya pasien dibawa
ke dokter oleh orang tuanya karena diketahui perutnya membucit ,ada benjolan di
perut sebelah atas,atau diketahui kencing berdarah.
Tindakan operasi merupakan
tindakan untuk terapi sekaligus penentuan stadium
tumor. Berdasarkan rekomendasi NWTSG, nefrektomi primer dikerjakan pada semua
keadaan kecuali pada tumor unilateral yang unresectable, tumor bilateral dan
tumor yang sudah berekstensi ke vena cava inferior di atas vena hepatika
1.2
Saran
Setelah mempelajari makalah ini diharapkan mahasiswa
dapat mengerti dan memahami pada sebenarnya penyakit spondilitis ankilosis itu
dan dapat menjelaskan pada orang-orang ada di sekitarnya,dan juga dapat
mengomentari isi dari makalah ini,mungkin dalam makalan ini terdapat kesalahan
baik dari kata-kata maupun dari segi peraturan pembuatan makalah.
DAFTAR PUSTAKA
Grace, price a. 2007. At Glance ilmu bedah edisi 3. Airlangga:
Jakarta
Purnomo, basuki b.2011.Dasar-dasar
urologi.Saging Seto: Malang