Maukah anti
menantikan ana, ukhti? Ana pasti akan segera melamar setelah selesai kuliah”
ujar seorang ikhwan dibalik hijab internet. Tak ada jawaban, sepertinya akhwat
di sebrang sana sedang menimbang-nimbang.
“Tapi kalau
antum justru memilih orang lain giman? Nanti ana nunggu lama ternyata antum
nggak kunjung datang.”Akhwat ini masih berpikir yang masuk akal, belum
dibutakan.
“Nggak
ukhti, andai anti tahu harapan ini begitu besar. Tapi tak mengapa kalau anti
nggak menunggu ana, mungkin anti bukan jodoh ana. Semoga saja ana mendapatkan
jodoh seperti anti, karena hanya anti yang ana harapkan untuk jadi ummi dari
anak-anak ana kelak,” aku sang ikhwan.
Luluhlah
sudah mata dan hati sang akhwat dengan kata-kata pujangga, berhasilah sudah
mereka membuat janji angan-angan yang tak pasti. Atau jangan-jangan itulah daya
tarik syetan untuk mengawali sebuah hubungan yang memuakkan.
Lain
lagi dengan seorang akhwat yang sedang terlihat bersedih juga dibalik hijab
Internet.
“Mas,
yakinlah aku akan menanti kedatanganmu.Aku akan menunggumu menyelesaikan
kuliahmu,”aku sang akhwat sendu.
“Aku
yakin adik mampu,tapi banyak hal yang perlu pikirkan selain menanti
kehadiranku. Laki-laki mana yang nggak senang kalau dinantikan kehadirannya.
Cuma, kau berhak untuk tidak menantikanku ukhti. Kau tau, aku tak ingin
terbebani rasa penantian,dimana ketika kau dan aku nggak berjodoh,mungkin akan
terasa sakit,” balas seorang ikhwan disebrang sana.
“Tapi aku..”
“Afwan
dik,aku nggak mau memberimu harapan apa-apa dan aku juga nggak berharap terlalu
banyak padamu. Dan maaf sekiranya hubungan ini, kau anggap sebagai harapan.
Plis, jangan menantiku. Kau pun berhak bahagia, menantiku bukan pilihan untuk
bahagia, karena semua masih gelap di depan sana.”
Aku
memang mencintaimu tapi aku juga berhak berharap ada cahaya di kegelapan. Tapi
kau benar mas, tak ada kepastian di depan sana, karena aku dan kamu tak pernah
tahu siapa jodoh kita kelak. Sedangkan harapan hanya keinginan manusia yang
sering kali disusupi syetan. Ya, mungkin syetan tengah menyusupi hatiku dengan
nafsu yang tak pernah aku sadari. Andai semua laki-laki paham arti penantian.
Ya,
andai semua laki-laki paham betapa beratnya rasa penantian yang kadang terasa
amat panjang, dan tak jarang di akhir penantian ternyata menyakitkan.
Aku
nggak mau membahas siapa yang salah atau siapa menanti siapa, yang ingin aku
bahas ketika kamu memberikan harapan untuk sebuah penantian, benarkah kamu akan
mampu mewujudkannya?
Menanti
hanya teori yang terlihat begitu mudah,tapi faktanya nggak semudah membalikkan
telapak tangan. Wajar kok, kalau setiap insan merindukan pendamping,
menanti-nanti saipakah yang akan menjadi jodoh seumur hidupnya. Hanya saja akan
menjadi nggak wajar ketika sebuah penantian menjadi bagian dari sebuah
permainan.
Permainan
dua insan yang belum halal saling menanti dalam ketidakpastian, karena katanya
cinta, katanya sayang, katanya dan katanya lagi dengan berbagai alasan, jadi
nekat untuk tetap berjalan di lorong yang nggak pernah tahu dimana dan kapan
sampai ujungnya. Dan kamu tahu, bagian ini lah yang paling disukai syetan.
Karena
dianggap saling menanti, pacaran berbungkus ta’aruf pun jadi, maksiat sudah
nggak pernah dianggap lagi, pokoknya terobos halang rintang sekalipun melanggar
syariat. Syetan tengah bekerja begitu mudahnya karena hatimu sudah nggak ada
pelindungnya. Yang penting menyenangkan, padahal kamu nggak pernah tahu apa
yang akan menantimu di depan.
Benarkah
jodohmu adalah dia yang kamu nantikan, setelah sekian lama kamu hanya saling
sapa dengan obrolan sok manis, sok perhatian. Sayangnya, banyak dari mereka
hanya ingin menggoda saja, bahkan cuma ingin menunjukkan kehebatan mereka dalam
takluk menaklukkan. Dan bisa saja kamu menjadi salah satu korbannya.
Mendingan
kamu menantikan jodoh pilihan Allah Subhanahu Wa Ta’ala daripada hanya
menantikan ketidak pastian, iya kalau dia ternyata jodohmu, kalau bukan?
Penantian panjang yang sia-sia kan? Bersabarlah cantik,penantianmu tak akan
pernah sia-sia jika kau pasrahkan pada-Nya.
Bolehlah
kalau kamu bilang itu salah satu ikhtiar, tapi pikirkanlah apakah tak ada
ikhtiar yang lain sampai kamu rela menantinya? Bila itu bagian dari ikhtiar,
kamu dan dia nggak akan menunda-nunda untuk segera menikmati kehalalan, bukan
menikmati yang sebaliknya walaupun terlihat menyenangkan.
Cantik,
menantilah di jalan yang diridhio Allah dan Dia akan menuntunmu pada penantian
yang tak akan pernah menyakitimu. Hentikanlah untuk berharap pada kekosongan,
yakinilah jika dia memang serius untuk menjalani sebuah hubungan, dia akan
melamarmu bukan memberimu angan-angan. Sadarilah, jangan ragu menolak jalan
yang nggak di ridhoi-Nya.
Ikhwan, kau
sangat tahu banyak wanita sedang menanti kehadiranmu. Jangan kau manfaatkan
kelemahan mereka sebagai pelampiasan kehebatanmu dalam menaklukkan mereka.
Bukankah kau ingin mendapatkan wanita shalihah yang akan melahirkan generasi
Rabbani yang memanggilmu ‘Abi’? Bagaimana mungkin kau akan mendapatkannya jika
kau masih meruntuhkan harapan wanita-wanita yang sedang galau akan jodohnya?
Janji Allah pastilah benar, bila kau mensholehkan diri,insya Allah kau pun akan
mendapatkan yang sebanding denganmu.
Jikalau
sesuatu dimulai dengan yang tidak baik maka hasilnya pun akan jauh dari kata
baik, namun jika sesuatu dimulai dengan yang baik sesuai syariat yang Allah
berikan,insya Allah akhirnya pun pasti membuatmu tersenyum cantik..
Selengkapnya
Kunjungi Blog Kami SEHB : andikaalbanjariiiyahoocom.blogspot.com