Sabtu, 03 Maret 2012

Surat Untuk Sang Kekasih


Assalamualaikum, apa kabar?

Apa kabar dengan hati yang lama tak pernah ku jumpa?
Apa kabar dengan hati yang masih dalam perjuangannya demi menggapai ridho-nya?
Apa kabar dengan setia dan  kejujuran?

Andai saja aku bisa mengungkap semua kata dan rasa dalam hati yang aku punya ini, maka seribu lembar kertas pun tak akan cukup untuk ku menuangkannya. Banyak sekali, banyak yang ingin aku ungkap secara langsung di hadap mu nanti. Andai kau tahu, aku hambar tanpa pengisi kasih dan peduli mu pada ku, andai saja kau tahu apa yang aku rasakan ini untuk mu.

Bukan yang bernama keegoisan rasa,
Bukan yang megucap "bagaimana?” namun "aku mengerti...”
Bukan "kamu di mana?” tapi "aku di sini....”
Bukan "aku ingin kamu seperti ini...” akan tetapi" aku mencintai mu dengan apa adanya diri mu...
Sepinya diri ku tanpa kau di sini,
Hampanya hati ku karena ku tahu dengan nyata kau tak berada di samping ku
Seringnya ku patahkan kamu..
Namun aku bukan seorang yang mudah menyerah...
Aku bertahan karena ada kejujuran ku... untuk mengasihi mu....
sakit memang !
Akan tetapi lebih sakit lagi jika aku membohongi diri ini
Mungkin aku bisa menggunakan dusta putih ku
Namun selama aku masih bisa menjaga kebaikan dalam jujur ku
Sungguh...
Demi dia  yang Maha Menghargai
Ku akan berjalan di sini tanpa ada paksa dari siapapun
Dan yang utuh adalah hanya ada nurani dan hati yang suci...
Ketika luka – luka telah mengering, selama itu pula aku haus untuk merindukan mu, pun selama luka itu masih basah dan masih pekat terasa ngilu di ulu hati ku.

Inginnya aku bersama mu, menjaga hati mu, mendampingi mu ketika resah dan gundah melanda mu, ahh... akankah kau tahu begitu dalamnya kasih ku. Sehingga semua luka dan kecewa itu tak akan mampu mengubahnya, sekalipun tidak pernah kau memintanya untuk aku melakukannya.

Maafkan , maafkan aku
Karena aku terlalu jujur pada perasaan ku
Dan semua, semua... masih tetap utuh pada tempatnya
Rasa yang bercampur baur, ada duka, ada kecewa
Namun ada pula rasa percaya di antara sejuta ragu
Ada setitik cahaya diantara gelapnya cakrawala
Ketika smua terhempas karena sia – sia, maka akan ku coba pelajari kesedihan ini, kesakitan ini, dan ku anggap ini sebagai hadiah “besar”-NYA.
Derita ini adalah anugerah dan suatu kehormatan tersendiri bagi ku di atasnya dan di bawah kekuasaan-NYA. Jiwa tak akan pernah mengenal arti tegar jika ia hanya datar merasakan perjalanan hidupnya. Hati tak akan pernah mengerti rasa sakit, jika ia selalu bahagia,
Maha Suci Tuhan Semesta Alam atas segala rangkaian hidup yang sempurna ini

Dan
Kau membuatku banyak belajar dalam sakitnya aku ketika aku terhujam mendekam dalam tebing bebatuan yang tajam. Kau membuat ku menjadi orang besar dalam rasa kesyukuran ku pada-NYA.

Terima kasih, kau membuat aku menjadi jiwa yang sabar atas segala penantian dan pengertian. Secuil apapun itu harapan adalah tetap menjadi harapan. Dimana ia juga bisa tumbuh dari rasa kecewa, dari rasa luka. Maka biarkanlah ia tumbuh menjadi dewasa dalam matangnya pemahaman.
Mungkin aku akan berdiri di atas rangkain jerami yang selalu ada di depanku ketika aku berjalan, dan tiada lain adalah rasa sabar ketika aku harus membersihkannya, tiada lain dari rasa ikhlas ketika aku merasa lelah untuk merapikannya agar ia tak melukai ku. Namun ketika goresan luka itu ada, tiada lain pula rasa bertahan dan pengupayaan untuk ku mengobatinya. Dan tiada lain dengan rasa tulus aku melakukannya.

Begitu pula dengan mu ...
Jika pun harus ada air mata
Maka biarlah ia menjadi teman sedih ku untuk menyayangi mu...
Jika ada rasa sakit mendera
Maka biarkanlah ia menjadi teman setia ku

Dalam bertahan atas segala kejujuran ku pada mu...
Sungguh aku bersyukur
Karena aku mengenal mu
Sekalipun aku tak pernah utuh memiliki mu
Sekalipun utuh yang kau punya tak hanya untuk ku...
Jangan tanyakan tentang kesedihan yang kau pun tahu
Jangan bertanya tentang rasa sakit ku
Bila kau pun merasakannya...
Aku memang manusia biasa, yang tak sempurna, dan kadang salah...
Namun rasa kasih ku telah mengalahkan rasa sakit ku
Rasa kasih ku mengalahkan ego ku
Dan sayang ku...
Telah mampu mengobati luka – luka itu

Kapan aku bisa menyentuh mu?
Dimana aku bisa menemui hangatnya jemari mu mengusap semua peluh ku?
Ataupun sebaliknya aku yang mengusap peluh di wajah mu...
Dan aku yang akan membelai lembut bahu mu
Ketika kau goyah di jalan perjuangan mu bersama ku
Agar kau tahu betapa pedulinya aku terhadap mu...

Dalam sujud ku pada-NYA
Ku titipkan doa dan pinta ku
Semoga kau senantiasa dalam penjagaan-NYA
Ketika penjagaan ku tak sampai pada mu
Semoga kau selalu di kasihi dan di sayangi -NYA
Ketika kasih dan sayang ku tak mampu melampaui dimana kau berada saat ini
Ku pinta pada-NYA agar Cinta-NYA selalu ada untuk mu
Ketika aku tak sanggup lagi mencintai
Ku tegarkan segala kerapuhan
Kan ku indahkan segala kesedihan
Bahagia mu adalah doa dan harap ku
Senyum mu...
Menjadi suatu cita – cita dimana aku bisa merasakannya itu tulus hanya untuk ku
Semoga kan selalu baik adanya
Meskipun jalan ini tak sempurna
Ucap terakhirku...
Ku harap kan terbaca jelas di mata dan hati mu
Aku mengerti...
Walau kau tak nyata dalam hidup ku
Aku di sini mencintai mu apapun adanya kau dengan segala kurang mu
Dan biarlah... biarlkanlah tulus ku... yang mencintai mu...
Semoga kau dengar wahai orang yang pernah menemani hariku

Engkaukah itu, Cinta??
Lelaki yang aku cintai hingga saat ini?
Aku menunggu dan akan terus menunggumu. . .

Wassalamu'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh

Nb : Ini memang bkn asli karanganku
tapi ini adalah gambaran hatiku saat ini .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar