Rabu, 28 Maret 2012
Dian Al Mira: '' Pengkajian Keperawatan ''
Dian Al Mira: '' Pengkajian Keperawatan '': Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses  keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data  tentang klien, agar dapat...
'' Pengkajian Keperawatan ''
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses
 keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data 
tentang klien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, 
kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial 
dan lingkungan (Effendy, 1995).
            Pengkajian yang 
sistematis dalam keperawatan dibagi dalam empat tahap kegiatan, yang 
meliputi ; pengumpulan data, analisis data, sistematika data dan 
penentuan masalah. Adapula yang menambahkannya dengan kegiatan 
dokumentasi data (meskipun setiap langkah dari proses keperawatan harus 
selalu didokumentasikan juga).
            Pengumpulan dan 
pengorganisasian data harus menggambarkan dua hal, yaitu : status 
kesehatan klien dan kekuatan – masalah kesehatan yang dialami oleh 
klien. 
            Pengkajian keperawatan data dasar yang komprehensif
 adalah kumpulan data yang berisikan status kesehatan klien, kemampuan 
klien untuk mengelola kesehatan dan keperawatannya terhadap dirinya 
sendiri dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya.
            Data fokus 
keperawatan adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon klien 
terhadap kesehatan dan masalah kesehatannya, serta hal-hal yang mencakup
 tindakan yang dilaksanakan kepada klien.             
A. PENGUMPULAN DATA
            Pengumpulan data 
adalah pengumpulan informasi tentang klien yang dilakukan secara 
sistematis untuk menentuan masalah-masalah, serta kebutuhan-kebutuhan 
keperawatan dan kesehatan klien. 
            Pengumpulan 
informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dari informasi 
yang terumpul, didapatkan data dasar tentang masalah-masalah yang 
dihadapi klien. Selanjutnya data dasar tersebut 
digunaan untuk menentuan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan 
keperawatan, serta tindaan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah 
klien.
            Pengumpulan
 data dimulai sejak klien masuk ke rumah sakit (initial assessment), 
selama klien dirawat secara terus-menerus (ongoing assessment), serta 
pengkajian ulang untuk menambah / melengkapi data (re-assessment).
TUJUAN PENGUMPULAN DATA
1.       Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan klien
2.      Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien
3.      Untuk menilai keadaan kesehatan klien
4.      Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langah-langkah beriutnya.
KARAKTERISTIK DATA
1.       Lengkap
Seluruh data diperlukan untuk 
mengidentifikasi masalah keperawatan klien. Data yang terkumpul harus 
lengkap guna membantu mengatasi masalah klien yang adekuat. Misalnya 
klien tidak mau makan — kaji secara mendalam kenapa klien tidak mau 
makan (tidak cocok makanannya, kondisi fisiknya menolak untuk 
makan/patologis, atau sebab-sebab yang lain)
2.      Akurat dan nyata
Untuk menghindari kesalahan, maka 
perawat harus berfikir secara akurat dan nyata untuk membuktikan 
benar-tidaknya apa yang telah didengar, diliha, diamati dan diukur 
melalui pemeriksaan ada tidaknya validasi terhadap semua data yang 
sekiranya meragukan. Perawat tidak boleh langsung membuat kesimpulan 
tentang suatu kondisi klien. Misalnya, klien tidak mau makan. Perawat 
tidak boleh langsung menuliskan : `klien tidak mau makan karena depresi 
berat`. Diperlukan penyelidikan lanjutan untuk menetapkan kondisi klien.
 Dokumentasikan apa adanya sesuai yang ditemukan pada saat pengkajian. 
3.      Relevan
Pencatatan data yang komprehensif 
biasanya memerlukan banyak sekali data yang harus dikumpulkan, sehingga 
menyita waktu perawat untuk mengidentifikasi.    
INFORMASI YANG DIPERLUKAN
1.       Segala sesuatu tentang klien sebagai makhluk bio-psiko-sosial & spiritual
2.      Kemampuan dalam mengatasi masalah dalam kehidupan sehari-hari
3.      Masalah kesehatan dan keperawatan yang mengganggu kemampuan klien
4.      Keadaan sekarang yang berkaitan dengan rencana asuhan keperawatan yang akan dilakuan terhadap klien
SUMBER DATA
1.       Sumber data Primer
Sumber data primer adalah data-data
 yang dikumpulkan dari klien, yang dapat memberikan informasi yang 
lengap tentang masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapinya.
2.      Sumber data Sekunder
Sumber data sekunder adalah 
data-data yang diumpulkan dari orang terdekat klien (keluarga), seperti 
orang tua, saudara, atau pihak lain yang mengerti dan dekat dengan klien
3.      Sumber data lainnya
Catatan klien (perawatan atau rekam medis klien) yang merupakan riwayat penyakit dan perawatan klien di masa lalu.
Secara umum, sumber data yang dapat digunakan dalam pengumpulan data adalah :
1.       Klien sendiri sebagai sumber data utama (primer)
2.      Orang terdekat
3.      Catatan klien
4.      Riwayat penyakit (pemeriksaan fisik dan catatan perkembangan)
5.      Konsultasi
6.      Hasil pemeriksaan diagnostik
7.      Catatan medis dan anggota tim kesehatan lainnya
8.      Perawat lain
9.      Kepustakaan  
JENIS DATA
1.       Data Objektif
Merupakan data yang diperoleh 
melalui suatu pengukuran dan pemeriksaan dengan menggunakan standart 
yang diakui (berlaku), seperti : warna kulit, tanda-tanda vital, tingkat
 kesadaran, dll. Data-data tersebut diperoleh melalui `senses` : Sight, smell, hearing, touch dan taste.
2.      Data Subjektif
Merupakan data yang diperoleh dari 
keluhan-keluhan yang disampaikan oleh klien, misalnya rasa nyeri, 
pusing, mual, ketakutan, kecemasan, ketidaktahuan, dll.
CARA PENGUMPULAN DATA
            Agar data 
dapat terkumpul dengan baik dan terarah, sebaiknya dilakukan 
penggolongan atau klasifikasi data berdasarkan indentitas klien, keluhan
 utama, riwayat kesehatan, keadaan fisik, psikologis, sosial, spiritual,
 intelegensi, hasil-hasil pemeriksaan dan keadaan khusus lainnya.
            Cara yang 
biasa digunakan untuk mengumpulkan data tentang klien antara lain : 
wawancara (interview), pengamatan (observasi), pemeriksaan fisik 
(pshysical assessment) dan studi dokumentasi.
WAWANCARA
            Wawancara 
adalah menanyakan atau membuat tanya-jawab yang berkaitan dengan masalah
 yang dihadapi oleh klien, biasa juga disebut dengan anamnesa. Wawancara
 berlangsung untu menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan masalah 
yang dihadapi klien dan merupakan suatu komunikasi yang direncanakan. 
            Tujuan 
dari wawancara adalah untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan 
dan masalah keperawatan klien, serta untuk menjalin hubungan antara 
perawat dengan klien. Selain itu wawancara juga bertujuan untuk membantu
 klien memperoleh informasi dan berpartisipasi dalam identifikasi 
masalah dan tujuan keperawatan, serta membantu perawat untuk menentukan 
investigasi lebih lanjut selama tahap pengajian.
            Semua 
interaksi perawat dengan klien adalah berdasarkan komunikasi. Komunikasi
 keperawatan adalah suatu proses yang kompleks dan memerlukan kemampuan 
skill komunikasi dan interaksi. Komunikasi keperawatan biasanya digunaan
 untuk memperoleh riwayat keperawatan. Istilah komunikasi terapeutik 
adalah suatu teknik yang berusaha untuk mengajak klien dan keluarga 
untuk bertuar pikiran dan perasaan. Teknik tersebut mencakup ketrampilan
 secara verbal maupun non verbal, empati dan rasa kepedulian yang 
tinggi. 
            Teknik 
verbal meliputi pertanyaan terbuka atau tertutup, menggali jawaban dan 
memvalidasi respon klien. Teknik non verbal meliputi : mendengarkan 
secara aktif, diam, sentuhan dan konta mata. Mendengarkan secara aktif 
merupakan suatu hal yang penting dalam pengumpulan data, tetapi juga 
merupakan sesuatu hal yang sulit dipelajari.  
Tahapan wawancara / komunikasi :
1.       Persiapan.
Sebelum melaukan komunikasi dengan 
klien, perawat harus melakukan persiapan dengan membaca status klien. 
Perawat diharapkan tidak mempunyai prasangka buruk kepada klien, karena 
akan mengganggu dalam membina hubungan saling percaya dengan klien. 
Jika klien belum bersedia untuk 
berkomunikasi, perawat tidak boleh memaksa atau memberi kesempatan 
kepada klien kapan mereka sanggup. Pengaturan posisi duduk dan teknik 
yang akan digunakan dalam wawancara harus disusun sedemikian rupa guna 
memperlancar wawancara. 
2.      Pembukaan atau perkenalan
Langkah pertama perawat dalam 
mengawali wawancara adalah dengan memperkenalkan diri : nama, status, 
tujuan wawancara, waktu yang diperlukan dan faktor-faktor yang menjadi 
pokok pembicaraan. Perawat perlu memberikan informasi kepada klien 
mengenai data yang terkumpul dan akan disimpan dimana, bagaimana 
menyimpannya dan siapa saja yang boleh mengetahuinya.
3.      Isi / tahap kerja
Selama tahap kerja dalam wawancara,
 perawat memfokuskan arah pembicaraan pada masalah khusus yang ingin 
diketahui. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
- Fokus wawancara adalah klien
- Mendengarkan dengan penuh perhatian. Jelaskan bila perlu.
- Menanyakan keluhan yang paling dirasakan oleh klien
- Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh klien
- Gunakan pertanyaan terbuka dan tertutup tepat pada waktunya
- Bila perlu diam, untuk memberikan kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaannya
- Sentuhan teraputik, bila diperlukan dan memungkinan.
4.      Terminasi
Perawat mempersiapkan untu 
penutupan wawancara. Untuk itu klien harus mengetahui kapan wawancara 
dan tujuan dari wawancara pada awal perkenalan, sehingga diharapkan pada
 akhir wawancara perawat dan klien mampu menilai keberhasilan dan dapat 
mengambil kesimpulan bersama. Jika diperlukan, perawat perlu membuat 
perjanjian lagi untuk pertemuan berikutnya. 
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan wawancara dengan klien adalah :
1.       Menerima keberadaan klien sebagaimana adanya
2.      Memberikan kesempatan kepada klien untuk menyampaikan keluhan-keluhannya / pendapatnya secara bebas
3.      Dalam melakukan wawancara harus dapat menjamin rasa aman dan nyaman bagi klien
4.      Perawat harus bersikap tenang, sopan dan penuh perhatian
5.      Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
6.      Tidak bersifat menggurui
7.      Memperhatikan pesan yang disampaikan 
8.      Mengurangi hambatan-hambatan
9.      Posisi duduk yang sesuai (berhadapan, jarak tepat/sesuai, cara duduk)
10.   Menghindari adanya interupsi
11.    Mendengarkan penuh dengan perasaan
12.   Memberikan kesempatan istirahat kepada klien
Macam wawancara :
1.       Auto anamnese : wawancara dengan klien langsung
2.      Allo anamnese : wawancara dengan keluarga / orang terdekat.
Hambatan wawancara :
1.       Internal :
- Pandangan atau pendapat yang berbeda
- Penampilan klien berbeda
- Klien dalam keadaan cemas, nyeri, atau kondisinya menurun
- Klien mengatakan bahwa ia tidak ingin mendengar tentang sesuatu hal
- Klien tidak senang dengan perawat, atau sebaliknya
- Perawat berpikir tentang sesuatu hal yang lain / tidak fokus ke pasien
- Perawat sedang merencanakan pertanyaan selanjutnya
- Perawat merasa terburu-buru
- Perawat terlalu gelisah atau terburu-buru dalam bertanya
2.      External ;
- Suara lingkungan gaduh : TV, radio, pembicaraan di luar
- Kurangnya privacy
- Ruangan tidak memadai untuk dilakukannya wawancara
- Interupsi atau pertanyaan dari staf perawat yang lain.
Teknik pengumpulan data yang kurang efektif :
1.       Pertanyaan
 tertutup : tidak ada kebebasan dalam mengemukakan pendapat / keluhan / 
respon. Ex : Apakah Anda makan tiga kali sehari ?
2.      Pertanyaan terrarah : secara khas menyebutkan respon yang diinginkan. Ex : ……………. Anda setuju bukan?
3.      Menyelidiki : mengajukan pertanyaan yang terus-menerus
4.      Menyetujui / tidak menyetujui. Menyebutkan secara tidak langsung bahwa klien benar atau salah. Ex : Anda tidak bermaksud seperti itu kan?
PENGAMATAN / OBSERVASI
            Observasi adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien. Observasi
 dilakukan dengan menggunakan penglihatan dan alat indra lainnya, 
melalui rabaan, sentuhan dan pendengaran. Tujuan dari observasi adalah 
mengumpulkan data tentang masalah yang dihadapi klien melalui kepekaan 
alat panca indra.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan observasi adalah :
1.       Tidak
 selalu pemeriksaan yang akan kita lakukan dijelaskan secara terinci 
kepada klien (meskipun komunikasi terapeutik tetap harus dilakukan), 
karena terkadang hal ini dapat meningkatkan kecemasan klien atau 
mengaburkan data (data yang diperoleh menjadi tidak murni). Misalnya : 
`Pak, saya akan menghitung nafas bapak dalam satu menit` —- kemungkinan 
besar data yang diperoleh menjadi tidak valid, karena kemungkinan klien 
akan berusaha untuk mengatur nafasnya.
2.      Menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan spiritual klien
3.      Hasilnya dicatat dalam catatan keperawatan, sehingga dapat dibaca dan dimengerti oleh perawat yang lain.
PEMERIKSAAN FISIK
            Pemeriksaan
 fisik adalah melakukan pemeriksaan fisik klien untuk menentukan masalah
 kesehatan klien. Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan berbagai 
cara, diantaranya adalah 
1.       Inspeksi 
Adalah pemeriksaan yang dilakukan 
dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan. 
Hasilnya seperti : Mata kuning (icteric), terdapat struma di leher, 
kulit kebiruan (sianosis), dll
2.      Palpasi
Adlaah pemeriksaan fisik yang 
dilakukan melalui perabaan terhadap bagian-bagian tubuh yang mengalami 
kelainan. Misalnya adanya tumor, oedema, krepitasi (patah/retak tulang),
 dll.
3.      Auskultasi
Adalah pemeriksaan fisik yang 
dilakukan melalui pendengaran. Biasanya menggunakan alat yang disebut 
dengan stetoskop. Hal-hal yang didengarkan adalah : bunyi jantung, suara
 nafas, dan bising usus.
4.      Perkusi
Adalah pemeriksaan fisik yang 
dilakukan dengan mengetuk bagian tubuh menggunakan tangan atau alat 
bantu seperti reflek hammer untuk mengetahui reflek seseorang 
(dibicarakan khusus). Juga dilakukan pemeriksaan lain yang berkaitan 
dengan kesehatan fisik klien. Misalnya : kembung, batas-batas jantung, 
batas hepar-paru (mengetahui pengembangan paru), dll.
Pendekatan pengkajian fisik dapat menggunakan :
1.       Head-to-toe (dari kepala s.d kaki)
2.      ROS (Review of System)
3.      Pola fungsi kesehatan (Gordon, 1982)
Setelah data terkumpul, dilakukan pengelompokkan data, yang dapat dilakukan dengan cara :
1.       Berdasarkan sistem tubuh
2.      Berdasarkan kebutuhan dasar (Maslow)
3.      Berdasarkan teori keperawatan
4.      Berdasarkan pola kesehatan fungsional.
B. ANALISIS DATA
            Analisis 
data merupakan kemampuan kognitif dalam pengembangan daya berfikir dan 
penalaran yang dipengaruhi oleh latar belakang ilmu dan pengetahuan, 
pengalaman, dan pengertian keperawatan. Dalam melakukan analisis data, 
diperlukan kemampuan mengkaitkan data dan menghubungkan data tersebut 
dengan konsep, teori dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan 
dalam menentukan masalah kesehatan dan keperawatan klien.
Dasar analisis :
1.       Anatomi – fisiologi
2.      Patofisiologi penyakit
3.      Mikrobiologi – parasitologi
4.      Farmakologi
5.      Ilmu perilaku
6.      konsep-konsep (manusia, sehat-sakit, keperawatan, dll)
7.      Tindakan dan prosedur keperawatan
8.      Teori-teori keperawatan.
Fungsi analisis :
1.       Dapat
 menginterpretasi data keperawatan dan kesehatan, sehingga data yang 
diperoleh memiliki makna dan arti dalam menentukan masalah dan kebutuhan
 klien
2.      Sebagai
 proses pengambilan keputusan dalam menentukan alternatif pemecahan 
masalah yang dituangkan dalam rencana asuhan keperawatan, sebelum 
melakukan tindakan keperawatan.
Pedoman analisis data :
1.       Menyusun kategorisasi data secara sistematis dan logis
2.      Identifikasi kesenjangan data
3.      Menentukan pola alternatif pemecahan masalah
4.      Menerapkan teori, model, kerangka kerja, nrma dan standart, dibandingkan dengan data senjang
5.      Identifikasi kemampuan dan keadaan yang menunjang asuhan keperawatan klien
6.      Membuat hubungan sebab akibat antara data dengan masalah yang timbul.
Cara analisis data :
1.       Validasi data, teliti kembali data yang telah terkumpul
2.      Mengelompokkan data berdasarkan kebutuhan bio-psiko-sosial dan spiritual
3.      Membandingkan dengan standart
4.      Membuat kesimpulan tantang kesenjangan (masalah keperawatan) yang ditemukan
C. PRIORITAS MASALAH
            Apabila masalah talah diidentifikasi, maka disusun daftar masalah yang ditemukan, kemudian diprioritaskan. Hal ini dilakukan karena
 tidak mungkin semua masalah diatasi bersama-sama sekaligus. Jadi 
diputuskan masalah mana yang yang dapat diatasi terlebih dahulu.
            Dalam 
memprioritaskan kebutuhan klien, hirarki Maslow menjadi rujukan perawat 
dalam menentukan pemenuhan kebutuhan klien. Kebutuhan fisiologi menjadi 
kebutuhan utama manusia, kemudian diikuti oleh kebutuhan-kebutuhan 
psikososial seperti : aman-nyaman, pengetahuan, cinta-memiliki, harga 
diri dan aktualisasi diri. 
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PENGKAJIAN
1.       Data yang dikumpulkan harus menyeluruh meliputi aspek bio-psiko-sosial dan spiritual
2.      Menggunakan
 berbagai sumber yang ada relevansinya dengan masalah klien dan 
menggunakan cara-cara pengumpulan data yang sesuai dengan kebutuhan 
klien
3.      Dilakukan secara sistematis dan terus-menerus
4.      Dicatat dalam catatan keperawatan secara sistematis dan terus-menerus
5.      Dikelompokkan menurut kebutuhan bio-psiko-sosial dan spiritual
6.      Dianalisis dengan dukungan pengetahuan yang relevan.
DOKUMENTASI PENGKAJIAN
            Fokus 
dokumentasi pengkajian pada data klinik adalah perawat dapat 
mengimplementasikan dan mengorganisasi data. Bentuk dokumentasi dapat 
berupa data dasar, lembar alur (flow sheet) dan catatan perkembangan, 
yang semuanya termasuk tipe pengkajian informasi. Untuk mencapai catatan
 pengkajian secara aktual, maka perlu dipertimbangkan pedoman dalam 
pembuatan pencatatan pengkajian, diantaranya :
1.       Gunakan format yang terorganisasi
2.      Gunakan format yang telah ada
3.      Format yang mencakup pengkajian perkembangan, pemeriksaan dari kepala sampai dengan seluruh tubuh dapat memperluas informasi
4.      Catat informasi tanpa bias dan nilai-nilai opini pribadi
5.      Masukkan pernyataan yang mendukung klien
6.      Jabarkan observasi dan hasil yang jelas
7.      Ikuti kebijakan dan prosedur yang telah ada untuk pencatatan pengkajian
8.      Tulis data secara ringkas
9.      Setiap data yang dikumpulkan adalah data baru dan mendapatkan validasi
10.   Dilakukan secara sistematis dan terus-menerus
11.    Data harus dicatat, dapat dibaca dan dimengerti oleh orang lain
12.   Data dikelompokkan dalam bio-psiko-sosio-spiritual, sesuaikan formatnya
13.   Data dianalisis dengan dukungan pengetahuan yang relecan dan sesuai
14.   Menuliskan identitas waktu
15.   Menulis nama dan tanda tangan pelaksana pengkajian.  
Lampiran.
1.       Bagaimana cara mendapatkan data yang baik ?
- Jaga kerahasiaan
- Sebutkan nama
- Jelaskan tujuan wawancara
- Jaga kontak mata
- Usahakan tidak tergesa-gesa
2.      Bagaimana cara mengobservasi ?
- Pergunakan panca indera
- Tunjukkan penampilan yang baik
- Tunjukkan sikap yang baik
- Jaga pola interaksi yang baik
3.      Bagaimana cara bertanya yang baik ?
- Tanyakan pertama kali mengenai masalah yang paling dirasakan klien
- Pergunakan istilah yang dimengerti oleh klien
- Pergunakan lebih banyak pertanyaan terbuka
- Pergunakan refleksi (mengulang kembali apa yang dikatakan oleh klien)
- Jangan memulai pertanyaan pribadi
- Tanyakan sesuatu yang penting dan tidak menyinggung
- Pergunakan format pengkajian yang teorganisir dan disepakati oleh instansi
4.      Bagaimana cara menjadi pendengar yang baik?
- Jadilah pendengar yang aktif
- Beri kesempatan kepada klien untuk menyelesaikan pembicaraannya
- Bersabarlah jika klien `blocking`
- Berikan perhatian yang penuh
- Klarifikasi, ulang apa yang telah dikatakan dan simpulkan.
MODEL KEPERAWATAN DALAM PENGKAJIAN / PENGUMPULAN DATA
GORDON (1982) : Pola Kesehatan Fungsional
1.       Pola penatalaksanaan kesehatan / persepsi sehat
- Pola sehat – sejahtera yang dirasakan
- Pengetahuan tentang gaya hidup dan berhubungan dengan sehat
- Pengetahuan tentang praktik kesehatan preventif
- Ketaatan pada ketentuan media dan keperawatan
2.      Pola nutrisi – metabolik
- Pola makan biasa dan masukan cairan
- Tipe makanan dan cairan
- Peningkatan / penurunan berat badan
- Nafsu makan, pilihan makanan
3.      Pola eliminasi
- Defekasi, berkemih
- Penggunaan alat bantu
- Penggunaan obat-obatan
4.      Pola aktivitas – latihan
- Pola aktivitas, latihan dan rekreasi
- Kemampuan untuk mengusahakan aktivitas sehari-hari (merawat diri, bekerja, dll)
5.      Pola tidur dan istirahat
- Pola tidur – istirahat dalam 24 jam
- Kualitas dan kuantitas tidur
6.      Pola kognitif – perseptual – keadekuatan alat sensori
- Penglihatan, perasa, pembau
- Kemampuan bahasa, belajar, ingatan dan pembuatan keputusan
7.      Pola persepsi-konsep diri
- Sikap klien mengenai dirinya
- Persepsi klien tentang kemampuannya
- Pola emosional
- Citra diri, identitas diri, ideal diri, harga diri dan peran diri
8.      Pola peran dan tanggung jawab
- Persepsi klien tantang pola hubungan
- Persepsi klien tentang peran dan tanggung jawab
9.      Pola seksual – reproduksi
- Kepuasan dan ketidakpuasan yang dirasakan klien terhadap seksualitasnya
- Tahap dan pola reproduksi
10.   Pola koping dan toleransi stress
- Kemampuan mengendalian stress
- Sumber pendukung
11.    Pola nilai dan keyakinan
- Nilai, tujuan dan keyakinan
- Spiritual
- Konflik
MODEL ROY`s (1984) : Model adaptasi :
1.       Kebutuhan fisiologik
- Aktivitas dan istirahat
- Nutrisi
- Eliminasi
- Cairan dan elektrolit
- Oksigen
- Proteksi
- Pengaturan suhu
- Pengaturan sistem endokrin
2.      Konsep diri
3.      Fungsi peran
4.      Interdependent
MODEL OREM (1985) : Self-care / kemandirian klien dalam merawat dirinya sendiri :
1.       Pemenuhan kebutuhan oksigen
2.      Pemenuhan kebutuhan cairan
3.      Pemenuhan kebutuhan nutrisi
4.      Pemenuhan kebutuhan eliminasi
5.      Keseimbangan aktivitas dan istirahat
6.      Sosial
7.      Pencegahan
8.      Promosi
DOENGOES (1993) :
1.       Aktivitas / istirahat
2.      Sirkulasi
3.      Integritas ego
4.      Eliminasi
5.      Makanan dan cairan
6.      Hygiene
7.      Neurosensori
8.      Nyeri / ketidaknyamanan
9.      Pernafasan
10.   Keamanan
11.    Seksualitas
12.   Interaksi sosial
13.   Penyuluhan / pembelajaran
FITZ PATRICK (1991) : Pola respon manusia :
1.       Memilih : memilih di antara alternatif-alternatif
2.      Berkomunikasi : verbal – non verbal
3.      Bertukaran : memberikan, melepaskan, dan kehilangan sesuatu
4.      Merasakan : pengalaman, kesadaran, sensasi, pemahaman atau pengertian secara sadar / emosional
5.      Mengetahui : mengenal – memahami
6.      Bergerak : mengubah posisi, desakan untuk bertindak / melakukan sesuatu
7.      Mempersepsikan : memahami dengan pikiran, sadar tentang indera / rangsangan eksternal
8.      Berhubungan : menjalin hubungan, membangun hubungan, berada dalam beberapa asosiasi dengan benda, orang atau tempat
Menilai : perhatian, mengenal, peduli, berharga, bergunaSemoga Bermanfaat ..
Senin, 26 Maret 2012
Solusi Itu Ada Pada Masalah Itu Sendiri
oleh Strawberry

oleh Ustadz Abu Ayyub
Segala puji hanya bagi Allah, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah.
Sering kita mendengar orang mengatakan “Jangan lari dari masalah”. Ungkapan ini sering dimaksudkan agar kita selalu jantan menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi, kalau saya menginginkan lebih dari itu, bukan hanya masalahnya harus diselesaikan tapi kita perlu secepat mungkin cepat maju dengan menjadi orang yang piawai dalam menyelesaikan masalah, bagaimana piawai dalam menghadapi masalah?
Ya jangan lari dari masalah karena masalah itu sendirilah solusinya.
Masalah anda pada keuangan?
Bersedekahlah.
Ingin cepat punya pasangan hidup?
Bantulah orang lain agar cepat bisa menikah. Bisa dengan membantu mencarikan atau membiayai.
Ingin cepat punya keturunan?
Bantulah orang lain yang senasib, atau ikutlah menafkahi orang yang punya anak. Lebih utama anak yatim dan anak fakir miskin.
Ingin cepat kerja?
Bantulah pengangguran.
Ingin cepat lulus kuliah?
Bantulah teman-teman anda menyelesaikan tugas akhirnya atau bantulah biayanya.
Ingin cepat naik pangkat?
Promosikan teman-teman anda pada atasan yang layak naik pangkat.
Ingin panjang umur?
Berbuat baiklah pada orang lain dengan apa yang kita miliki.
Ingin bahagia dalam hidup?
Bahagiakanlah orang-orang disekitar anda.
Ingin masuk surga?
Ajak-ajaklah orang lain agar masuk surga.
So solusi dari masalah anda ada pada masalah itu sendiri.
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ اَلدُّنْيَا, نَفَّسَ اَللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ اَلْقِيَامَةِ
“Barangsiapa melepaskan kesusahan seorang mukmin dari kesusahan dunia maka Allah akan melepaskan kesusahannya pada hari kiamat“. (HR. Muslim)
وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ, يَسَّرَ اَللَّهُ عَلَيْهِ فِي اَلدُّنْيَا وَالآخِرَةِ
“Barangsiapa memberi kemudahan orang yang dalam kesulitan maka Allah akan memudahkan didunia dan diakhirat”. (HR. Muslim)
مَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا فِى الدُّنْيَا، سَتَرَهُ اللَّهُ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ
“Barangsiapa menutup aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya didunia dan diakhirat” (HR. Muslim)
وَاَللَّهُ فِي عَوْنِ اَلْعَبْدِ مَا كَانَ اَلْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ
“Dan Allah selalu menolong hamba selama hamba menolong saudaranya”. (HR. Muslim)
مَنْ أَقَالَ مُسْلِمًا ، أَقَالَهُ اللَّه عَثْرَتَهُ
“Barangsiapa yang menerima pembatalan jual beli seorang muslim maka Allah menerima pembatalan kesalahannya”. (HR. Abu Daud & Ibnu Majah)
مَنْ تَتَبَّعَ عَوْرَةَ أَخِيهِ تَتَبَّعَ الله عَوْرَتَهُ ، وَمَنْ تَتَبَّعَ الله عَوْرَتَهُ يَفْضَحْهُ فِي جَوْفِ بَيْتِهِ
“Barangsiapa mencari-cari aib saudaranya niscaya Allah akan mencari-cari aibnya, dan barang siapa yang aibnya dicari-cari oleh Allah niscaya Allah akan mempermalukan dia meskipun dia berada di dalam rumahnya sendiri.” (HR. Abu Daud no. 4236 dan At-Tirmizi no. 2032)
مَنْ ضَارَّ مُسْلِمًا ضَارَّهُ اَللَّهُ
“Barangsiapa merugikan seorang muslim maka Allah merugikannya” (HR. Abu Daud & Tirmidzi)
وَمَنْ شَاقَّ مُسَلِّمًا شَقَّ اَللَّهُ عَلَيْهِ
“Barangsiapa mempersulit urusan seorang muslim maka Allah akan mempersulit urusannya” (HR. Abu Daud & Tirmidzi)
مَا مِنِ امْرِئٍ يَخْذُلُ امْرَأً مُسْلِمًا فِى مَوْضِعٍ تُنْتَهَكُ فِيهِ حُرْمَتُهُ وَيُنْتَقَصُ فِيهِ مِنْ عِرْضِهِ إِلاَّ خَذَلَهُ اللَّهُ فِى مَوْطِنٍيُحِبُّ فِيهِ نُصْرَتَهُ وَمَا مِنِ امْرِئٍ يَنْصُرُ مُسْلِمًا فِى مَوْضِعٍ يُنْتَقَصُ فِيهِ مِنْ عِرْضِهِ وَيُنْتَهَكُ فِيهِ مِنْ حُرْمَتِهِ إِلاَّنَصَرَهُ اللَّهُ فِى مَوْطِنٍ يُحِبُّ نُصْرَتَهُ. أخرجه أبو داود.
“Tidaklah seseorang menelantarkan seorang muslim pada saat dinodai harga dirinya dan dirusak kehormatannya maka Allah akan menelantarkan disaat dia suka seandainya ditolong. Tidaklah seseorang menolong seorang muslim pada saat dinodai harga dirinya dan dirusak kehormatannya maka Allah akan menolongnya disaat dia suka seandainya ditolong.” (HR. Abu Daud)
مَنْ سَمَحَ سَمَحَ اللَّهُ لَهُ
“Barangsiapa yang bertoleransi maka Allah akan bertoleransi kepadanya” (Al I’lam Ibnul Qoyyim)
الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمْ الرَّحْمَنُ
“Dan orang-orang yang mengasihi maka akan dikasihi oleh yang Maha Pengasih” (Fathul Bari)
إِنَّمَا يَرحمُ اللهُ مِن عِبَادِهِ الرُّحمَاءَ
“Sesungguhnya Allah hanya akan menyayangi hamba-hambaNya yang kasih sayang” (HR. Al Bukhari dan Muslim)
اِرْحَمُوا أَهْلَ الْأَرْضِ يَرْحَمُكُمْ أَهْلُ السَّمَاءِ
“Sayangilah penduduk bumi maka kalian akan disayangi penduduk langit” (HR. At Thabrani)
أَنْفِقْ يَا ابْنَ آدَمَ أُنْفِقْ عَلَيْكَ
“Berinfaqlah wahai manusia maka kamu akan diinfaqi oleh Allah“. (HR. Al Bukhari)
مَنْ أَوْعَى أَوْعَى عَلَيْهِ
“Barangsiapa memberi maka dia akan diberi” (Al I’lam Ibnul Qoyyim)
لاَ يَزَالُ اللَّهُ فِي حَاجَةِ الْعَبْدِ مَا دَامَ الْعَبْدُ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ
“Allah senantiasa memenuhi kebutuhan hamba selama hamba memenuhi kebutuhan saudaranya” (HR. At Thabrani)
مَنْ عَفَا عَنْ حَقِّهِ عَفَا اللَّهُ لَهُ عَنْ حَقِّهِ
“Barangsiapa yang menggugurkan haknya maka Allah akan menggugurkan baginya hak-haknya” (Al I’lam Ibnul Qoyyim).
مَنْ تَجَاوَزَ تَجَاوَزَ اللَّهُ عَنْهُ
“Barangsiapa memaafkan maka Allah akan memaafkannya” (Al I’lam Ibnul Qoyyim).
مَنْ اسْتَقْصَى اسْتَقْصَى اللَّهُ عَلَيْهِ
“Barangsiapa terlalu perhitungan dalam kebaikan maka Allah akan perhitungan pula kepadanya” (Al I’lam Ibnul Qoyyim).
هَلْ جَزَاءُ الإِحْسَانِ إِلاَّ الإِحْسَانُ
“Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)” (QS Arrahman: 60).
وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ لِيَجْزِيَ الَّذِينَ أَسَاءُوا بِمَا عَمِلُوا وَيَجْزِيَ الَّذِينَ أَحْسَنُوا بِالْحُسْنَى
“Dan Hanya kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi supaya dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat terhadap apa yang Telah mereka kerjakan dan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik (syurga)” (QS. An Najm:31)
ثُمَّ كَانَ عَاقِبَةَ الَّذِينَ أَسَاءُوا السُّوأَى
“Kemudian, akibat orang-orang yang mengerjakan kejahatan adalah (azab) yang lebih buruk” (QS. Ar Rum: 10)
لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ
“Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya”. (QS. Yunus:26)
Cara solutif yang jangan anda lupakan adalah doakan orang-orang yang mempunyai masalah sama dengan kita.
دعاء المرء المسلم مستجاب لأخيه بظهر الغيب عند رأسه ملك موكل به كلما دعا لأخيه بخير قال الملك آمينولك مثل ذلك
“Do’a seorang muslim adalah mustajab saat mendo’akan saudaranya tanpa sepengetahuannya, Malaikat yang ditugaskan mengawasi disamping kepalanya saat seorang itu mendo’akan kebaikan untuk saudaranya Malaikat mengatakan “amin” dan bagimu mendapat seperti itu” (HR. Muslim)
الجزاء من جنس العمل
“Balasan selalu sesuai dengan amalannya”. Allahu a’lam
Referensi Lainnya : http://kembanganggrek2.blogspot.com/
Salam Salam ..
semoga bermanfaat
Rabu, 21 Maret 2012
TOMCAT Beracun !!
Masyarakat Indonesia khususnya wilayah Surabaya, akhir-akhir ini diresahkan dengan serangan sejenis serangga bernama Tomcat. Dilaporkan, 13 kecamatan di Kota Surabaya terkena dampak serangan tomcat.
Serangga jenis kumbang yang memiliki bahasa latin rove-bettle ini memang berukuran kecil, namun bila terkena cairan tubuhnya yang mengandung racun, maka dampaknya cukup mengerikan pada kulit. Kulit menjadi panas, merah bahkan menimbulkan benjolan yang perih.
Masyarakat pun diimbau untuk mewaspadai serangga ini, dengan mengenal ciri-ciri dan kebiasannya. Panjang tubuh serangga Tomcat, sekitar 1-35 mm dengan perpaduan warna orange dan hitam. Bila dilihat sekilas, bentuknya seperti semut dan kalajengking namun memiliki sayap.
Sebenarnya penyakit kulit yang disebabkan oleh Tomcat, bukan akibat gigitannya melainkan cairan yang keluar dari tubuhnya bila merasa terancam. Karena itu bagi yang menemukan serangga ini, dilarang untuk membunuhnya dan hindari bersentuhan langsung.
Cairan tubuh Tomcat yang disebut Hemolimfi mengandung toksin yang bernama paederin. Toksin inilah yang disebut 12 kali lebih berbahaya dari bisa ular kobra. Toksin ini juga bisa menyebabkan iritasi pada kulit dan mata.
Bila terkena cairan beracun Tomcat, kulit akan bereaksi seperti terkena cacar air. Akan timbul bercak merah, kemudian bengkak. Selain rasa gatal, penderita juga akan merasakan panas seperti terbakar. Jika dibiarkan lebih lama tanpa penanganan, maka akan timbul borok seperti luka bakar.
Untuk itulah sangat penting untuk melakukan pertolongan pertama yang benar pada penderita gigitan Tomcat. Karena jika luka tambah parah, maka akan semakin sulit menghilangkan bekas luka termasuk penanganan kesembuhannya.
Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan RI, Tjandra Yoga Aditama, mengimbau masyarakat untuk tidak perlu resah.
'''Jika bertemu serangga jenis ini, jangan disentuh apalagi dibunuh dengan cara dipencet. Ini agar racun tidak mengenai kulit. Lebih baik diusir saja atau dibuang ke tempat yang aman,''' ujarnya.
Jika tak sengaja bersentuhan, disarankan untuk segera mencuci bagian tubuh yang bersentuhan dengan serangga tersebut dengan menggunakan air dan sabun. Juga bisa menggunakan antiseptik. ''Jika dampak racunnya masih ada, segera ke klinik atau dokter terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut,'' tambahnya. (afz/jpnn) ( Kompas )
Semoga Bermanfaat ..
Langganan:
Komentar (Atom)
