BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit endokrin
(hipertiroiditisme) merupakan penyakit yang menyerang pada kelenjar tiroid yang
mana penyakit ini akan membuat si penderita merasa terganggu untuk melakukan
aktifitas karena penyakit tersebut. Hipertiroidisme adalah suatu kondisi dimana
terjadi kelebihan sekresi hormone tiroid. Kelenjar
tiroid menghasilkan tiga jenis hormon yaitu T3, T4 dan sedikit Tirokalsitonin.
Hormon T3 dan T4 dihasilkan oleh folikel sedangkan tirokalsitonin dihasilkan
oleh parafolikuler. Bahan dasar pembentukan hormon-hormon ini adalah yodium
yang diperoleh dari makanan dan minuman. Yodium yang dikonsumsi akan diubah
menjadi Ion yodium ( yodida ) yang masuk secara aktif kedalam sel kelenjar dan
dibutuhkan ATP sebagai sumber energi. Proses ini disebut pompa iodida, yang
dapat dihambat oleh ATP-ase, ion klorat dan ion sianat.
1.2 Rumusan masalah
1.2.1
Seperti apakah anatomi fisiologi Kelenjar Tiroid?
1.2.2
Apa yang di maksud dengan Hipertiroidisme?
1.2.3
Apa saja etiologi dari Hipertiroidisme?
1.2.4
Bagaimanakah patofisiologi Hipertiroidisme?
1.2.5
Bagaimana manifestasi Hipertiroidisme?
1.2.6
Bagaimana pemeriksaan diagnostik dari
Hipertiroidisme?
1.2.7
Bagaimana penatalaksanaannya?
1.2.8
Bagaimana asuhan keperawatan
Hipertiroidisme?
1.3 Tujuan
1.3.1
Menjelaskan anatomi fisiologi Kelenjar
Tiroid
1.3.2
Menjelaskan definisi dari Hipertiroidisme
1.3.3
Menjelaskan etiologi dari Hipertiroidisme
1.3.4
Menjelaskan patofisiologi dari Hipertiroidisme
1.3.5
Menjelaskan manifestasi Hipertiroidisme
1.3.6
Menjelaskan pemeriksaan diagnostik dari
Hipertiroidisme
1.3.7
Menjelaskan bagaimana penatalaksanaan Hipertiroidisme
1.3.8
Menjelaskan asuhan keperawatan pasien Hipertiroidisme
BAB
2
PEMBAHASAN
2.1 Anatomi Fisiologi
Kelenjar
Tiroid adalah sejenis kelenjar endokrin yang terletak di bagian bawah depan
leher yang memproduksi hormon tiroid dan hormon calcitonin,melekat pada tulang
sebelah kanan trakea dan melekat pada dinding laring.kelenjar ini terdiri atas
2 lobus yaitu lobus destra dan lobus sinistra yang saling berhubungan, masing-
masing lobus yang tebalnya 4 cm dan lebarnya 2,5 cm.
Kelenjar tiroid menghasilkan hormone tiroksin.
Pembentukan hormone tiroid tergantung dari jumlah iodium eksogen yang masuk ke
dalam tubuh. Sumber utama untuk menjaga keseimnbangan yodium adalah yodiaum
dalam makanan dan minuman.
Hormon-hormon tiroid diproduksi oleh
kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid bertempat pada bagian bawah leher, dibawah
Adam's apple. Kelenjar membungkus sekeliling saluran udara (trachea) dan
mempunyai suatu bentuk yang menyerupai kupu-kupu yang dibentuk oleh dua sayap (lobes)
dan dilekatkan oleh suatu bagian tengah (isthmus).
Kelenjar tiroid mengambil yodium dari darah (yang
kebanyakan datang dari makanan-makanan seperti seafood, roti, dan garam) dan
menggunakannya untuk memproduksi hormon-hormon tiroid. Dua hormon-hormon tiroid
yang paling penting adalah thyroxine (T4) dan triiodothyronine (T3)
mewakili 99.9% dan 0.1% dari masing-masing hormon-hormon tiroid. Hormon yang
paling aktif secara biologi (contohnya, efek yang paling besar pada tubuh)
sebenarnya adalah T3.
Sekali dilepas dari kelenjar tiroid kedalam darah,
suatu jumlah yang besar dari T4 dirubah ke T3 - hormon yang lebih aktif yang
mempengaruhi metabolisme sel-sel.
Pengaturan
Hormon Tiroid - Rantai Komando
Tiroid
sendiri diatur oleh kelenjar lain yang berlokasi di otak, disebut pituitari.
Pada gilirannya, pituitari diatur sebagian oleh hormon tiroid yang beredar
dalam darah (suatu efek umpan balik dari hormon tiroid pada kelenjar pituitari)
dan sebagian oleh kelenjar lain yang disebut hipothalamus, juga suatu
bagian dari otak. Hipothalamus melepaskan suatu hormon yang disebut thyrotropin
releasing hormone (TRH), yang mengirim sebuah signal ke pituitari untuk
melepaskan thyroid stimulating hormone (TSH). Pada gilirannya, TSH
mengirim sebuah signal ke tiroid untuk melepas hormon-hormon tiroid. Jika
aktivitas yang berlebihan dari yang mana saja dari tiga kelenjar-kelenjar ini
terjadi, suatu jumlah hormon-hormon tiroid yang berlebihan dapat dihasilkan,
dengan demikian berakibat pada hipertiroid. Angka atau kecepatan produksi hormon tiroid
dikontrol oleh kelenjar pituitari. Jika tidak ada cukup jumlah hormon tiroid
yang beredar dalam tubuh untuk mengizinkan fungsi yang normal, pelepasan TSH
ditingkatkan oleh pituitari dalam suatu usahanya untuk menstimulasi tiroid
untuk memproduksi lebih banyak hormon tiroid. Sebaliknya, ketika ada suatu
jumlah berlebihan dari hormon tiroid yang beredar, pelepasan TSH dikurangi
ketika pituitari mencoba untuk mengurangi produksi hormon tiroid.
2.2 Definisi
Hipertiroidisme merupakan suatu
penyakit yang disebabkan oleh abnormalitas fungsi kelenjar tiroid dimana
sekresi hormone yang berlebihan dimanifestasikan melalui peningkatan kecepatan
metabolisme. Banyak ciri khas lain yang terjadi pada pasien hipertiroid
akibat peningkatan stressor terhadap katekolamin (epinefrin dan norepinefrin)
dalam darah. Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana
didapatkan kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks
fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon
tiroid berlebihan.
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu
keadaan di mana didapatkan kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan
suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan
memberikan hormon tiroid berlebihan.
Hipertiroidisme dapat didefinisikan sebagai respon
jaringan-jaringan terhadap pengaruh metabolik terhadap hormon tiroid yang
berlebihan (Price & Wilson: 337)
Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan
disebabkan oleh kelenjar tiroid bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan
hormon tiroid yang berlebihan di dalam darah.
Hipertiroidisme adalah kadar TH yang bersirkulasi
berlebihan. Gangguan ini dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid,
hipofisis, atau hipotalamus. (Elizabeth J. Corwin: 296).
INSIDENS
Prevalensi penderita Hipertiroidisme
menyerang wanita 5 kali lebih sering di bandingkan dengan laki-laki dan
insidennya akan memuncak dalam decade usia ketiga serta ke empat.Keadaan ini
dapat timbul setelah terjadinya syok emosional, stress atau infeksi. Pada
usia muda umumnya disebabkan oleh penyakit graves, penyakit ini relative sering
di jumpai dan pada anak- anak jarang terjadi. sedangkan struma multinodular
toksik umumnya timbul pada usia tua. Di daerah pantai dan kota, insidensya
lebih tinggi di bandingkan di daerah pegunungan atau di pedesaan.
2.3 Etiologi
·
Beberapa penyakit yang menyebabkan Hipertiroid yaitu :
1.
Penyakit Graves
Lebih dari 95% kasus hipertiroid disebabkan oleh
penyakit graves,suatu penyakit tiroid autoimun yang antibodinya merangsang
sel-sel untuk menghasilkan hormone yang berlebihan. Penyakit Graves, yang
disebabkan oleh suatu aktivitas yang berlebihan dari kelenjar tiroid yang
disama ratakan, adalah penyebab yang paling umum dari hipertiroid. Pada kondisi
ini, kelenjar tiroid biasanya adalah pengkhianat, yang berarti ia telah
kehilangan kemampuannya untuk merespon pada kontrol yang normal oleh kelenjar pituitari
via TSH. Penyakit Graves adalah diturunkan/diwariskan dan adalah sampai lima
kali lebih umum diantara wanita-wanita daripada pria-pria. Penyakit Graves
diperkirakan adalah suatu penyakit autoimun, dan antibodi-antibodi yang adalah
karakteristik-karakteristik dari penyakit ini mungkin ditemukan dalam darah.
Antibodi-antibodi ini termasuk thyroid stimulating immunoglobulin (TSI
antibodies), thyroid peroxidase antibodies (TPO), dan antibodi-antibodi
reseptor TSH.
Pencetus-pencetus untuk penyakit Grave termasuk:
- Stres
- Merokok
- Radiasi pada leher
- Obat-obatan dan
- Organisme-organisme yang menyebabkan infeksi seperti virus-virus.
Penyakit Graves dapat didiagnosis
dengan suatu scan tiroid dengan obat nuklir yang standar yang menunjukkan
secara panjang lebar pengambilan yang meningkat dari suatu yodium yang dilabel
dengan radioaktif. Sebagai tambahan, sebuah tes darah mungkin mengungkap tingkat-tingkat
TSI yang meningkat. Penyakit Grave' mungkin berhubungan dengan penyakit mata (Graves'
ophthalmopathy) dan luka-luka kulit (dermopathy). Ophthalmopathy
dapat terjadi sebelum, sesudah, atau pada saat yang sama dengan hipertiroid.
Pada awalnya, ia mungkin menyebabkan kepekaan terhadap cahaya dan suatu
perasaan dari "ada pasir didalam mata-mata". Mata-mata mungkin
menonjol keluar dan penglihatan ganda (dobel) dapat terjadi. Derajat dari
ophthalmopathy diperburuk pada mereka yang merokok. Jalannya penyakit mata
seringkali tidak tergantung dari penyakit tiroid, dan terapi steroid mungkin
perlu untuk mengontrol peradangan yang menyebabkan ophthalmopathy. Sebagai
tambahan, intervensi secara operasi mungkin diperlukan. Kondisi kulit
(dermopathy) adalah jarang dan menyebabkan suatu ruam kulit yang tanpa sakit,
merah, tidak halus yang tampak pada muka dari kaki-kaki.
- Functioning Adenoma dan Toxic Multinodular Goiter
Kelenjar tiroid (seperti banyak
area-area lain dari tubuh) menjadi lebih bergumpal-gumpal ketika kita menua.
Pada kebanyakan kasus-kasus, gumpal-gumpal ini tidak memproduksi hormon-hormon
tiroid dan tidak memerlukan perawatan. Adakalanya, suatu benjolan mungkin
menjadi "otonomi", yang berarti bahwa ia tidak merespon pada
pengaturan pituitari via TSH dan memproduksi hormon-hormon tiroid dengan bebas.
Ini menjadi lebih mungkin jika benjolan lebih besar dari 3 cm. Ketika ada suatu
benjolan (nodule) tunggal yang memproduksi secara bebas hormon-hormon tiroid,
itu disebut suatu functioning nodule. Jika ada lebih dari satu functioning
nodule, istilah toxic multinodular goiter (gondokan) digunakan. Functioning
nodules mungkin siap dideteksi dengan suatu thyroid scan.
3. Toxic Nodular Goiter
Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk
biji padat, bisa satu atau banyak. Kata toxic berarti hipertiroid,
sedangkan nodule atau biji itu tidak terkontrol oleh TSH sehingga memproduksi
hormon tiroid yang berlebihan.
4. Pemasukkan hormon-hormon tiroid yang berlebihan
Mengambil terlalu banyak obat hormon
tiroid sebenarnya adalah sungguh umum. Dosis-dosis hormon-hormon tiroid yang
berlebihan seringkali tidak terdeteksi disebabkan kurangnya follow-up dari
pasien-pasien yang meminum obat tiroid mereka. Orang-orang lain mungkin
menyalahgunakan obat dalam suatu usaha untuk mencapai tujuan-tujuan lain
seperti menurunkan berat badan. Pasien-pasien ini dapat diidentifikasikan
dengan mendapatkan suatu pengambilan yodium berlabel radioaktif yang rendah
(radioiodine) pada suatu thyroid scan.
5. Pengeluaran abnormal dari TSH
Sebuah tmor didalam kelenjar
pituitari mungkin menghasilkan suatu pengeluaran dari TSH (thyroid stimulating
hormone) yang tingginya abnormal. Ini menjurus pada tanda yang berlebihan pada
kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon-hormon tiroid. Kondisi ini adalah
sangat jarang dan dapat dikaitkan dengan kelainan-kelainan lain dari kelenjar
pituitari. Untuk mengidentifikasi kekacauan ini, seorang endocrinologist
melakukan tes-tes terperinci untuk menilai pelepasan dari TSH.
6. Tiroiditis (peradangan dari tiroid)
Peradangan dari kelenjar tiroid
mungkin terjadi setelah suatu penyakit virus (subacute thyroiditis).
Kondisi ini berhubungan dengan suatu demam dan suatu sakit leher yang
seringkali sakit pada waktu menelan. Kelenjar tiroid juga lunak jika disentuh.
Mungkin ada sakit-sakit leher dan nyeri-nyeri yang disama ratakan. Peradangan
kelenjar dengan suatu akumulasi sel-sel darah putih dikenal sebagai lymphocytes
(lymphocytic thyroiditis) mungkin juga terjadi. Pada kedua kondisi-kondisi
ini, peradangan meninggalkan kelenjar tiroid "bocor", sehingga jumlah
hormon tiroid yang masuk ke darah meningkat. Lymphocytic thyroiditis adalah
paling umum setelah suatu kehamilan dan dapat sebenarnya terjadi pada sampai
dengan 8 % dari wanita-wanita setelah melahirkan.
Pada kasus-kasus ini,fase hipertiroid dapat
berlangsung dari 4 sampai 12 minggu dan seringkali diikuti oleh suatu fase
hipotiroid (hasil tiroid yang rendah) yang dapat berlangsung sampai 6 bulan.
Mayoritas dari wanita-wanita yang terpengaruh kembali ke suatu keadaan fungsi
tiroid yang normal. Tiroiditis dapat didiagnosis dengan suatu thyroid scan.
7. Pemasukkan Yodium yang berlebihan
Kelenjar tiroid menggunakan yodium untuk membuat
hormon-hormon tiroid. Suatu kelebihan yodium dapat menyebabkan hipertiroid.
Hipertiroid yang dipengaruhi/diinduksi oleh yodium biasanya terlihat pada
pasien-pasien yang telah mempunyai kelenjar tiroid abnormal yang mendasarinya.
Obat-obat tertentu, seperti amiodarone (Cordarone), yang digunakan dalam
perawatan persoalan-persoalan jantung, mengandung suatu jumlah yodium yang
besar dan mungkin berkaitan dengan kelainan-kelainan fungsi tiroid.
·
Penyebab lain dari hipertiroidisme yaitu :
1. Struma nodusa
Struma endemis, biasanya dalam
bentuk struma nodusa terutama ditemukan didaerah pegunungan yang airnya kurang
yodium. Etiologi umumnya multifaktor, biasanya tiroid sudah mulai membesar pada
usia muda, awalnya difus, dan berkembang menjadi multinodular.
2. Karsinoma tiroid
Karsinoma tiroid berasal dari sel
folikel tiroid. Keganasan tiroid dikelompokkan menjadi, karsinoma tiroid
berdiferensiasi baik, yaitu bentuk papiler, folikuler, atau campuran keduanya.
2.4 Patofisiologi
Penyebab hipertiroidisme biasanya
adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada kebanyakan penderita
hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran
normalnya, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel
folikel ke dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa
kali dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan
kecepatan sekresinya beberapa kali lipat dengan kecepatan 5-15 kali lebih besar
daripada normal.
Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH
plasma menurun, karena ada sesuatu yang “menyerupai” TSH, Biasanya bahan –
bahan ini adalah antibodi immunoglobulin yang disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin),
yang berikatan dengan reseptor membran yang sama dengan reseptor yang mengikat
TSH. Bahan – bahan tersebut merangsang aktivasi CAMP dalam sel, dengan hasil
akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena itu pada pasien hipertiroidisme
kosentrasi TSH menurun, sedangkan konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini
mempunyai efek perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama 12
jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya berlangsung satu jam.
Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh
TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis anterior.
Pada hipertiroidisme, kelenjar
tiroid “dipaksa” mensekresikan hormon hingga diluar batas, sehingga untuk
memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori(dalam genetik/gen yang menentukan
sifat ini) kelenjar tiroid membesar. Gejala klinis pasien yang sering
berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat hormon tiroid yang
kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas normal.
Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpang ini, terkadang penderita hipertiroidisme
mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang mengandung
tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya
tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita
mengalami gemetar tangan yang abnormal. Nadi yang takikardi atau diatas normal
juga merupakan salah satu efek hormon tiroid pada sistem kardiovaskuler. Eksopthalmus yang terjadi merupakan reaksi inflamasi
autoimun yang mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot
ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak keluar.
2.5 Manifestasi Klinik
Penderita hipertiroidisme yang sudah
berkembang lebih jauh akan memperlihatkan kelompok tanda dan gejala yang khas
(yang kadang- kadang disebut tirotoksikosis) . Gejala yang sering ditemukan
pada penderita hipertiroid yakni :
1. Umum : Berat
badan turun, keletihan, apatis, berkeringat (intoleransi panas), dan tidak
tahan panas
2. Kardiovaskuler
: Palpitasi, sesak nafas, angina, gagal jantung, sinustakikardi, fibrilasi
atrium(getaran), nadi kolaps.
3. Neuromuskular
: Gugup, gelisah, agitasi, tremor, koreoatetosis, psikosis, kelemahan otot,
secara emosional mudah terangsang (hipereksitabel), iritabel dan terus menerus
merasa khawatir, serta tidak dapat duduk diam, insomnia pada wanita terjadi
amenorea (berhentinya menstruasi)
4. Gastrointestinal
: penderita mengalami peningkatan selera makan dan konsumsi makanan,
penurunan berat badan yang progresif, kelelahan oto yang abnormal, perubahan
defekasi dengan konstipasi atau diare, serta muntah.
5. Reproduksi :
Oligomenorea, infertilitas
6. Kulit :
warna kulit penderita biasanya agak kemerahan (flushing) dengan warnah salmon
yang khas dan cenderung terasa hangat, lunak serta basah.. namun demikian,
pasien yang berusia lanjut mungkin kulitnya agak kering, tangan
gemetarPruritus, eritema Palmaris, miksedema pretibial, rambut tipis..
7. Struma :
Difus dengan/tanpa bising, nodosa
8. Mata :
lakrimasi meningkat,kemosis (edeme konjungtiva), proptosis, ulserasi kornea, optalmoplegia,
diplobia, edema pupil, penglihatan kabur.
2.6 Komplikasi
Komplikasi hipertiroidisme yang
dapat mengancam nyawa adalah krisis tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat
berkernbang secara spontan pada pasien hipertiroid yang menjalani terapi,
selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang
tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan TH dalam jumlah yang sangat
besar yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia (sampai 106
oF), dan, apabila tidak diobati, kematian Penyakit jantung Hipertiroid, oftalmopati
Graves, dermopati Graves, infeksi.
2.7 Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosa
bergantung kepada beberapa hormon berikut ini:
1.
Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4),
TSH, dan TRH akan memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat
susunan saraf pusat atau kelenjar tiroid.
2.
TSH (Tiroid Stimulating Hormone)
3.
Bebas T4 (tiroksin)
4.
Bebas T3 (triiodotironin)
5.
Diagnosa juga boleh dibuat menggunakan ultrasound
untuk memastikan pembesaran kelenjar tiroid
6.
Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak
serum
7.
Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat
menyebabkan hiperglikemia.
2.8 Penatalaksanaan
TERAPI UMUM
a.
Obat antitiroid,
biasanya diberikan sekitar 18-24 bulan. Contoh obatnya: propil tio urasil
(PTU), karbimazol.
b.
Pemberian yodium radioaktif,
biasa untuk pasien berumur 35 tahun/lebih atau pasien yang hipertiroid-nya
kambuh setelah operasi.
c.
Operasi tiroidektomi
subtotal.
Cara ini dipilih untuk pasien yang
pembesaran kelenjar tiroid-nya tidak bisa disembuhkan hanya dengan bantuan
obat-obatan, untuk wanita hamil (trimester kedua), dan untuk pasien yang alergi
terhadap obat/yodium radioaktif. Sekitar 25% dari semua kasus terjadi
penyembuhan spontan dalam waktu 1 tahun.
d.
Terapi obat anti hipertiroid
Obat-obat antitiroid
selain yang disebutkan di atas adalah:
1)
Carbimazole (karbimasol)
Berkhasiat dapat mengurangi produksi hormon tiroid.
Mula-mula dosisnya bisa sampai 3-8 tablet sehari, tetapi bila sudah stabil bisa
cukup 1-3 tablet saja sehari. Obat ini cukup baik untuk penyakit hipertiroid.
Efek sampingnya yang agak serius adalah turunnya produksi sel darah putih
(agranulositosis) dan gangguan pada fungsi hati. Ciri-ciri agranulositosis
adalah sering sakit tenggorokan yang tidak sembuh-sembuh dan juga mudah terkena
infeksi serta demam. Sedangkan ciri-ciri gangguan fungsi hati adalah rasa mual,
muntah, dan sakit pada perut sebelah kanan, serta timbulnya warna kuning pada
bagian putih mata, kuku, dan kulit.
2)
Kalmethasone (mengandung zat
aktif deksametason)
Merupakan obat hormon kortikosteroid yang umumnya
dipakai sebagai obat anti peradangan.
Obat ini dapat digunakan untuk menghilangkan peradangan di
kelenjar tiroid (thyroiditis).
3)
Artane (dengan zat aktif
triheksilfenidil)
Obat ini sebenarnya obat anti parkinson, yang dipakai untuk mengatasi gejala-gejala parkinson, seperti gerakan badan yang kaku, tangan yang gemetar
dan sebagainya. Di dalam pengobatan hipertiroid, obat
ini dipakai untuk mengobati tangan gemetar dan denyut jantung yang meningkat.
Namun penggunaan obat ini pada pasien dengan penyakit hipertiroid harus
berhati-hati, bahkan sebaiknya tidak digunakan pada pasien dengan denyut
jantung yang cepat (takikardia). Pada pasien yang denyut nadinya terlalu cepat
(lebih dari 120 kali per menit) dan tangan gemetar biasanya diberi obat lain
yaitu propranolol, atenolol, ataupun verapamil.
TERAPI LAIN
Adapun pengobatan alternatif
untuk hipertiroid adalah mengkonsumsi bekatul. Para ahli menemukan bahwa dalam
bekatul terdapat kandungan Vitamin B15, yang berkhasiat untuk menyempurnakan proses metabolisme
di dalam tubuh kita.
Selain hipertiroid,
vitamin B15 juga dapat digunakan untuk mengobati kencing manis (diabetes
melitus), tekanan darah tinggi (hipertensi), bengek (asma), kolesterol dan gangguan aliran pembuluh
darah jantung (coronair
insufficiency), serta penyakit hati.
Selain itu, vitamin B15 juga dapat meningkatkan pengambilan oksigen di dalam
otak, menambah sirkulasi darah perifer dan oksigenisasi jaringan otot jantung.
BAB
3
ASUHAN
KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
A. Anamnesa
·
Aktivitas / Istirahat
Tanda
: Atrofi Otot
·
Sirkulasi
Gejala
: Palpitasi, nyeri dada ( angina )
Tanda
: Disritmia ( vibrilasi atrium ), irama gallop,
murmur ; Peningkatan tekanan darah dengan tekanan nada yang berat, takikardia ;
Sirkulasi kolaps, syok ( krisis
tirotoksikosis )
·
Integritas
Ego
Gejala : Mengalami stress yang
berat baik emosional maupun fisik
Tanda : Emosi labil ( euforia
sedang sampai delirium ), depresi
B. Pemeriksaan
Fisik ( ROS : Review of System )
1) Pernafasan B1 (breath)
Sirkulasi kolaps, syok (krisis
tirotoksikosis), frekuensi pernafasan meningkan,dipneu,dipsneu,dan edema paru.
2) Kardiovaskular B2 (blood)
Hipertensi,
aritmia, palpitasi, gagal jantung, limfositosis, anemia, splenomegali, leher membesar
3) Persyarafan B3 (brain)
Bicaranya cepat dan parau, gangguan status
mental dan perilaku, seperti: bingung, disorientasi, gelisah, peka rangsang,
delirium,psikosis, stupor, koma, tremor halus pada tangan, tanpa tujuan,
beberapa bagian tersentak – sentak, hiperaktif refleks tendon dalam (RTD).
4) Perkemihan B4 (bladder)
Oligomenorea,
amenorea, libido turun, infertil, ginekomasti
5) Pencernaan B5 (bowel)
Kehilangan berat badan yang
mendadak, nafsu makan meningkat, makan banyak, makannya sering, kehausan, mual
dan muntah.
6) Muskuloskeletal/integument B6 (bone)
rasa lemah, kelelahan
C. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermi
berhubungan dengan proses inflamasi
2. Ketidak
seimbangan nutirsi kurang dari keb.tubuh berhubungan dengan ketidak
mampuan mengabsorbsi nutrisi
Diagnosa
Keperawatan 1
Hipertermi berhubungan dengan proses
inflamasi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan
selama 2x24 jam suhu tubuh normal
Kriteria Hasil : Tidak ada
tanda-tanda dehidrasi, mukosa bibir lembab
Intervensi
Keperawatan
|
Rasional
|
1. Berikan
kompres air hangat sesuai kebutuhan
|
Dapat membantu penurunan panas yang dialami pasien
|
2. Anjurkan klien menggunakan baju yang dapat menyerap keringat
|
karena kondisi tubuh yang lembab memicu pertumbuhan
jamur sehingga beresiko menimbulkan komplikasi.
|
3. Pertahankan
lingkungan yang sejuk
|
Untuk membantu menjaga suhu tubuh pasien agar dalam
keadaan normal
|
4. Kolaborasi
dengan TIM medis dalam pemberian obat
|
Membantu menuunkan
suhu tubuh pasien
|
Diagnosa
Keperawatan 2
Ketidak seimbangan nutirsi kurang
dari keb.tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mengabsorbsi nutrisi.
Tujuan : Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 2X 24jam diharapkan kebutuhan nutrisi
tercukupi
Kriteria Hasil : Porsi makan kembali
normal BB normal,Pemeriksaan lab.normal dan tidak menunjukan tanda-tanda malnutrisi.Mual(-)
Muntah(-).
Intervensi
Keperawatan
|
Rasional
|
1.
Awasi pemasokan diet,berikan makan sedikit tapi
sering
|
Untuk
menghindari mual dan muntah dan
memenuhi keb.nutrisi pasien
|
2.
Anjurkan pasien makan sedikit tapi sering
|
Meningkatkan
nafsu makan
|
3.
Berikan HE tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh
|
Meningkatkan
pengetahuan pasien tentang nutrisi
|
4.
Kolaborasi dengan TIM medis dalam pemberian
obatnutrisi bagi tubuh
|
Memberikan
terapi yang tepat bagi pasien
|
BAB
4
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Penyebab dari hipertiroidisme yaitu
adanya Gangguan homeostatic yang disebabkan oleh produksi TSH yang
berlebihan atau adanya perubahan autonomic kelenjar tiroid menjadi hiperfungsi
kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Ada banyak gejala pada penderita
penyakit ini yakni gemetar,palpitasi, gelisah, penurunan berat badan yang
drastic, nafsu makan meningkat, emosional,dsb.
4.2
Saran
Setelah membaca makalah ini, penyusun
berharap agar kita senantiasa memiliki gaya hidup yang sehat. Dan juga bagi
perawat yang kelak bekerja di rumah sakit agar dapat mengetahui seluk beluk
dari penyakit hipertiroidisme yang pada akhirnya dapat memberikan pelayanan
yang terbaik apabila menemukan pasien yang menderita penyakit ini pada
khususnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Carpenitto, Lynda Juall. 1999. Rencana Asuhan dan Dokumentasi
Keperawatan. EGC : Jakarta.
Rumahorbo,hotma. 1999.Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Endokrin. Bandung :EGC.
Syaifudin.
2006. Anatomi Fisiologi. Jakarta : EGC
Shuddath, Brunner. 2001. Keperawatan Medikal – Bedah. Vol. 2.
EGC : Jakarta.
Great !
BalasHapus