Minum jamu di saat
hamil tidak menjadi masalah, karena bahan-bahan yang terdapat dalam jamu tidak
berbahaya yang memang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Bahkan, hal tersebut
dibenarkan oleh dr. Hasnah Siregar, Sp.OG, dari RSAB Harapan Kita, Jakarta,
yang menyatakan baiknya meminum jamu di saat hamil maupun setelah melahirkan,
walaupun ilmu kedokteran belum pernah meneliti tentang kandungan dari
bahan-bahan jamu tersebut. Namun dalam pemakaiannya harus tetap berada di bawah
pengawasan dokter kandungan.
Beberapa wanita hamil memang masih ada yang meminun
jamu di saat kehamilannya, namun terdapat pula wanita hamil lainnya yang tidak
berani meminumnya karena kerap takut dengan efek samping yang akan terjadi
nanti. Menurut kepala Balitbangkes Depkes, Prof.Dr. Umar Fahmi Achmadi MPH,
PhD, sebelum meyakini pentingnya jamu, ada baiknya mengetahui apa yang disebut
jamu. Umar menyatakan, bahwa jamu merupakan alternatif obat alamiah yang
berfungsi untuk menjaga kondisi kesehatan, "Bukan mencegah dan mengobati
kemungkinan seseorang terkena penyakit karena yang digunakan untuk mengobati
penyakit adalah obat-obatan."
Bahan-bahan jamu terdiri dari ramuan alam, terutama
tumbuh-tumbuhan, baik dari kunyit, jahe, dan dedaunan, bahkan kini telah
tersedia dalam berbagai paket. Entah itu jamu perawatan kehamilan, bersalin,
masa nifas, dan menyusui. Terdapat dalam beberapa macam bentuk seperti, serbuk,
tablet, dan kapsul. Dan ada pula yang diseduh dengan air, diminum biasa atau
ditempelkan/dibalurkan ke kulit.
Biasanya meminum jamu merupakan kebiasaan atau tradisi
turun temurun yang diwariskan dari nenek moyang. Hal tersebut dibenarkan oleh
Ketua Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional (SP3T) DKI
Jakarta, Prof.Dr. Sudarto Pringgoutomo yang menyatakan bahwa dengan minum
jamu akan merasakan khasiatnya, terbukti sampai saat ini masih terus berjalan.
Namun dalam dunia kedokteran hal tersebut memang perlu diteliti lebih lanjut
terutama dalam pengemasannya, apakah higienis atau tidak.
Disarankan terutama bagi wanita hamil yang masih suka
mengkonsumsi jamu agar sebaiknya membuat jamu buatan sendiri yang segar dan
tidak dalam bentuk kemasan, sehingga lebih fresh dan juga terjamin
kehigienisannya. Sesuaikan dosis pemakaiannya, disertai pemeriksaan antenatal care pada ginekolognya.
Perhatikan juga keamanan dari jamu yang telah dikonsumsi, bila terjadi mual,
keringat dingin atau kulit merah, bahkan diare berarti keseimbangan tubuhnya
terganggu di saluran cerna. Dan bila sudah terjadi hal yang tidak normal,
segera hentikan pemakaian.
Harap diingat, bahwa ibu hamil tidak diperbolehkan
sembarangan mengkonsumsi jamu. Jamu yang boleh diminum adalah jamu yang tidak
menggunakan obat sintetik. Dan perhatikan pula kondisi tubuh, bila mempunyai
sakit maag maka tidak akan kuat dengan zat-zat pada jamu tersebut.
Dalam mengkonsumsi jamu harus berhati-hati, terutama
bila ada riwayat keguguran, pernah melahirkan anak cacat, prematur, dan
sebagainya. Pada trimester pertama yang merupakan masa sangat rentan bagi
kehamilan karena pada tersebut janin sedang membentuk organ-organ vital seperti
mata, hidung, telinga, pertumbuhan otak, dan lainnya. Kemungkinan pada
trimester kedua bisa lebih longgar karena pembentukkan organ-organ janin sudah
sempurna, tinggal mengembangkan dan meningkatkan pertumbuhannya, tapi meskipun
demikian harus tetap berhati-hati. Karena terkadang ada jamu yang pedas
sehingga membuat perut menjadi mulas. Dikhawatirkan akan mengakibatkan
kelahiran prematur.
Berikut beberapa bahan aneka jamu yang dapat dijadikan
perawatan kehamilan dan persalinan :
- Jamu untuk masa kehamilan 1-3 bulan
Bahan yang
dibutuhkan antara lain, temu, kemiling, kunyit, temulawak, mesoyi, bawang
putih, kemukus, dan lempuyang secukupnya. Gilas bahan-bahan tersebut dengan
diberi air secukupnya. Untuk mengurangi rasa pahit, tambahkan sedikit garam.
Minumlah jamu ini sehari satu atau dua kali.
- Jamu untuk masa kehamilan 3-6 bulan
Terdiri dari
bahan-bahan seperti, daun jambu biji yang masih muda, daun jambu tersana (jambu
warna merah dan padat, tapi bukan jambu air), lalu daun meniran, sembukan, temu
hitam, lempuyang, dan kunyit. Untuk takaran secukupnya saja, tidak terlalu
banyak dan tidak terlalu sedikit, agar rasanya seimbang. Tambahkan gula merah
atau gula batu agar rasanya enak.
- Jamu untuk masa kehamilan 7-8 bulan
Bahan-bahannya
seperti, kayu manis sebesar jari, kayu secang seperempat koin lalu dikerik.
Rendam dengan menggunakan leri atau air cucian beras selama tiga jam. Minum
jamu tersebut pada hari Senin dan Kamis. Kemudia pada hari Rabu dan Sabtu, minum
jamu yang terdiri dari 3 biji cabe Jawa, 2 rimpang (akar/umbi) lempuyang.
Tumbuk semua bahan dan beri air secukupnya. Tambahkan sedikit garam dan jeruk
nipis.
- Jamu untuk kehamilan 9 bulan
Untuk
bahannya menggunakan ketumbar sejumput, 2 lembar daun trawas, jinten hitam,
mesoyi, kulit udang yang dibakar sedikit, dan kulit ikan mimi dan mentuna.
Kemudian campurkan semua dan digerus. Tambahkan sedikit garam dan air
secukupnya. Setelah itu, saring dan minum airnya. Jamu ini diminum satu kali
seminggu.
- Jamu sesudah persalinan
Bahan yang
digunakan adalah laos, bawang putih, garam yang digoreng, digerus dan diberi
air secukupnya. Minum sehari sekali. Bisa juga menggunakan bahan lainnya
seperti, ketumbar, cengkeh, jinten, misoyi, kayu manis, kencur, kedaung kunyit,
pala, temu giling, temu lawak, dan asam. Semua digerus lalu diminum menggunakan
air hangat.
Sesudah 40 hari, minumlah jamu dengan bahan musi, cabe
Jawa, kemukus, klabet, jinten hitam, kedaung, kembang pala, dan kayu jangjang.
Dianjurkan bagi ibu yang setelah melahirkan untuk
meminum jamu agar melancarkan keluarnya ASI yang terbuat dari bahan daun katuk.
Selain itu berhati-hati dalam memilih jamu, dan jangan lupa untuk selalu
berkonsultasi dengan dokter kandungan Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar